MwC 13

57 7 0
                                    

Desas desus perselingkuhan antara Shakilla dan Dani menyebar dengan cepat. Entah siapa yang merekamnya yang jelas video itu berdampak pada pernikahannya dengan Ben yang tinggal menghitung hari.

Shakilla menghela napas, ingin rasanya ia melempar ponsel yang ada di genggamannya itu tapi di urungkan karena harganya yang lumayan mahal. Kenapa nggak kesal, setiap buka sosial media ia hanya melihat videonya yang viral ada yang menghujatnya, menyuruhnya membuat klarifikasi, bahkan ada salah satu stasiun televisi mengundangnya untuk datang di sebuah acara gosip. Masalah ini membuat Shakilla terganggu apalagi client-nya banyak yang membatalkan pesanan baju yang sudah ia buat jauh-jauh hari. Brand yang bekerja sama dengannya pun juga memutuskan kontrak kerjanya gara-gara videonya yang viral.

Mengenai hubungannya dengan Ben. Shakilla sangat bingung antara ingin berhenti atau melanjutkan hubungannya apalagi setelah melihat bukti yang Dani berikan kepadanya membuat dirinya berfikir dengan keras untuk melanjutkan pernikahannya yang sebentar lagi akan di laksanakan.

Shakilla mengedipkan matanya beberapa kali agar air matanya tidak turun membasahi pipinya, sejak mengetahui alasan Ben ingin menikahinya hati perempuan itu hancur berkeping-keping.

"Pa." Shakilla mendongak kelangit berharap Papanya melihatnya yang sedang hancur.

"Killa harus gimana Pa, Killa nggak mau buat Mama terluka tapi Killa nggak bisa lanjutkan pernikahan ini Pa. Tolong kasih Killa petunjuk, apa yang harus Killa lakuin." Killa menangis sejadi-jadinya ia menutup wajahnya dan menangis tanpa mengeluarkan suara.

Sebuah tangan hangat menyingkirkan tangan Shakilla dari wajahnya, ia tersentak saat melihat seseorang yang sedang duduk disampingnya.

"Mama." Shakilla memeluk Mamanya dengan erat ia menangis didalam pelukan Mamanya.

Kesedihan juga dirasakan oleh Susi, wanita paruh baya itu tidak tega dengan apa yang menimpa putrinya, Susi harus mendengar cemohan kurang mengenakkan yang dilontarkan oleh tetangga mereka.

"Yang kuat nak, Mama tahu ini berat untuk kamu tapi Mama yakin apa yang terjadi sekarang pasti ada alasannya." Sebagai seorang Ibu Susi tidak tega anaknya dijadikan alat untuk menyembunyikan kelainan yang terjadi pada Ben. Dari awal Susi memang tidak suka pada Ben, perilaku laki-laki itu memang baik padanya tapi entah kenapa sejak Shakilla memperkenalkan dirinya dengan Ben ia merasa ada sesuatu hal yang janggal. Dan ternyata memang benar, kejanggalan itu akhirnya terungkap.

Shakilla berkata dengan suara yang serak. "Killa kecewa banget sama Ben, Ma. Killa pikir dia cinta sama Killa tapi ternyata Killa cuma dijadikan penutup kelainan seksualnya." Killa memegang dadanya.

"Rasanya sakit banget, Ma." Ia memukul dadanya. "Sudah nak, sudah. Apa yang terjadi sudah diatur sama Allah, sekarang kamu sudah tahukan sifat aslinya Mama berharap kamu batalkan pernikahan kalian berdua." Shakilla menatap Mamanya.

"Tapi gimana sama orang-orang Ma, nanti mereka ngatain Mama seperti kemarin. Cukup Killa yang dihujat Mama jangan, disini Mama nggak salah apa-apa." Tangisan Shakilla terdengar sangat pilu di telinga Susi.

"Mama nggak papa kok sayang, jangan pikirkan perkataan orang-orang karena yang ingin bebas dan bahagia disini kamu, bukan mereka. Anggap mereka nggak ada didunia ini, yang ada disini cuma Mama, Papa kamu." Susi menunjuk dada Shakilla. "Dan juga doa orang tua kamu."

"Tapi semua undangan sudah tersebar Ma? " Susi tampak bingung pikirannya juga buntu untuk masalah ini, andai saja undangan belum tersebar dia masih punya banyak alasan untuk memberikan alasan tapi kalo sudah seperti ini dia pun juga tidak tau apa yang harus dilakukannya.

Saat keduanya masih dalam suasana bersedih, tiba-tiba mereka mendengar kegaduhan yang terjadi.

"Ada apa yah? " Susi hendak berdiri namun Shakilla mencegahnya.

Married with Crush (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang