Happy Reading ❤
Setelah acara resepsi pernikahan telah selesai semua orang beristirahat termasuk dua pasangan suami istri yang baru saja memasuki kamar pengantin mereka, meski bertetangga keduanya mengadakan pesta pernikahan di hotel.
Dengan wajah yang ditekuk Shakilla naik keatas ranjang yang empuk seketika membuatnya mengantuk.
"Aduh, pinggang gue sakit banget." Dani yang sedang menaruh koper didekat sofa hanya meliriknya dengan sekilas.
"Badan gue bisa remuk kalo begini." Shakilla berbaring meregangkan otot-otot tubuhnya.
"Belum di apa-apain udah ngeluh segitunya."
"Diem deh nggak usah mulai, malam ini gue nggak ada tenaga berantem sama lo."
"Siapa juga yang mau berantem sama lo." Ucap Dani ia kemudian melepas tuxedonya dan mulai membuka kancing kemejanya satu persatu. Shakilla yang belum menyadari hal itu tampak santai berbaring menatap langit-langit kamar.
"Lo mau tidur di mana? Gue sih, ogah tidur berdua sama lo." Tanya Shakilla tanpa memandang sedikitpun ke arah Dani.
"Gue juga ogah tidur berdua bareng lo, tapi nggak mungkin juga dong gue tidur di lantai."
Baru akan menjawab Shakilla langsung membelalakkan matanya melihat Dani yang setengah telanjang.
"aaaaaaaaaaaaa." Shakilla memekik ia menutup matanya sementara Dani menutup telinganya.
"Ngapain sih lo teriak-teriak kayak gitu, disangkanya gue apa-apain lo."
"ihhh bego bego kenapa lo nggak pake baju, sih." Saat sadar dengan perkataan Shakilla. Dani langsung menyilangkan tangannya di dada.
"Gue nggak inget njir kalo gue nggak sendiri di kamar." Pria itu mengambil handuk yang ada di sofa dan menutup dadanya yang telanjang.
"Udah gue tutup." Perlahan Shakilla membuka matanya dan mengintip guna memastikan Dani tidak berbohong.
"Lo mau ngapain sih, pake lepas baju segala."
"Mau mandilah, yakali gue tidur pake kemeja." Nada suara pria itu sangat sewot jujur, nih. Meskipun mereka berteman sejak kecil tapi Dani malu memperlihatkan tubuhnya kepada siapapun.
"Tapi jangan lepas baju disini juga." Ujar Shakilla tak kalah sewotnya.
"Suka-suka gue lah." Dani berpaling menyembunyikan rasa malunya ia pun masuk ke kamar mandi.
"Ya Tuhan, mimpi apa gue liat Dani nggak pake baju." Shakilla heboh sendiri setelah Dani masuk kedalam kamar mandi.
Perempuan itu meremas bantal saat tak sengaja melihat roti sobek Dani secara langsung, ia juga baru melihat dengan jelas ternyata otot pria itu sangat sangat eeeerrrrr sexy .
"Anjirr pikiran gue langsung jorok." Shakilla memukul kepalanya saat membayangkan hal yang tidak-tidak.
"Mending gue juga siap-siap mandi." Shakilla mendengar suara air itu tandanya Dani sedang mandi, ia pun turun dari ranjang untuk membuka gaun yang ia kenakan.
Pertama Shakilla menghapus make up yang menempel di wajahnya dengan micelar water saat akan membuka gaunnya ia kesusahan membuka resleting gaunnya yang berada di belakang.
"Aduh, nyesel gue jait baju resletingnya ada di belakang jadi susah sendirikan." Ia menghela napas segala cara sudah dilakukan namun tidak berhasil juga.
"Masa gue harus minta tolong sama Dani." Ucap Shakilla dengan suara pelan.
"Tapi kalo nggak minta tolong gue tidurnya pake gaun ini dong." Shakilla duduk di sofa ia nampak pasrah menunggu Dani selesai mandi.
Pintu kamar mandi terbuka menampakkan Dani yang sudah segar setelah mandi dengan ciri khas rambut yang basah. Kali ini Shakilla tidak teriak karena laki-laki itu sudah pakai baju di kamar mandi.
"Ngapain lo duduk disitu?" Tanya Dani saat melihat wajah Shakilla yang di tekuk.
"Tolong bantuin gue dong." Dani menaikkan sebelah alisnya.
"Tolong apa? " Shakilla menggigit bibir bawahnya.
Shakilla berdiri menghadap Dani, sementara itu Dani tampak kebingungan melihat Shakilla yang terlihat malu-malu. "Tolong bantuin gue buka resleting gaun ini."
"Gue nggak bisa buka." Dani tersenyum tipis, dia gemas sendiri saat melihat wajah Shakilla yang malu-malu.
"Oh, mau di bukain? " Shakilla mengangguk.
"Iya." Dani menggigit bibir bawahnya saat melihat tatapan mata Shakilla, ini terlalu gemas untuknya.
"Y-yaudah sini gue bukain." Shakilla berbalik dengan pelan Dani menarik resleting gaun Shakilla sepanjang membukanya Dani menahan napas, dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Saat sampai di pertengahan Dani menghentikan aktifitasnya.
"Killa." Dani memanggil Shakilla dengan suara yang berat.
"K-kenapa?" Shakilla sendiri sudah gugup.
"Lo nggak pake kutang?" Ingin rasanya Shakilla berbalik dan menarik rambut pria itu.
"Gue pake lah." Ngengas untuk kali ini biarkan Shakilla ngengas.
"Terus kenapa kancing kutang lo nggak ada?" Jika terlalu meladeni pertanyaan Dani yang kelewat diluar nalar, Shakilla menjawab dengan cepat.
"Gue pake bra silicon." Hendak bertanya lagi tapi Shakilla memotong ucapannya.
"Ah udahlah gue mau man- Andai saja Dani tidak cepat menangkapnya maka ia hampir terjatuh saat tidak sengaja menginjak gaunnya sendiri.
Beberapa menit keduanya saling berpandangan, tanpa sadar jarak diantara mereka sangat dekat bahkan hembusan nafas pun terdengar dengan jelas. Tapi, Dani segera tersadar saat merasakan sesuatu.
"Killa kayaknya." Dani sudah tidak bisa melanjutkan ucapannya, nafasnya pun tercekat.
"K-kenapa?"
"Anu itu."
"Anu apa? Kalo ngomong tuh yang jelas bego." Shakilla memukul pundak Dani.
"Gaun lo jatuh." Shakilla membulatkan matanya saat melihat kearah pantulan cermin, dan benar gaunnya memang sudah jatuh di lututnya.
Panik Shakilla sangat panik.
"Tenang Killa gue nggak akan macam-macam."
"Bukan masalah macam-macamnya, gue malu kampret." Dua kali Shakilla memukul bahu Dani.
"Sakit monyet lo jangan mukul-mukul gue, gue lepas tangan gue nih." Ancaman Dani bukan main pria itu benar-benar ingin melepas pelukannya dari Shakilla.
"Ya jangan, gue minta maaf. Terus gue mesti gimana?" Dani mengedarkan pandangannya sepertinya akan sulit jika mengambil handuk untuk Shakilla di sofa karena jaraknya dengan sofa sangat jauh.
"Ini pake handuk gue aja." Sekali lepas Dani menyerahkan handuk yang ada di pundaknya untuk Shakilla, dan yang membuat Shakilla terdiam saat Dani menutup matanya.
"Ayo ambil Killa, nanti lo masuk angin." Masih dengan mata yang tertutup Dani menyodorkan handuk untuk Shakilla.
"M-makasih."
"Kalo udah di tutup, sana gih mandi." Ujar Dani matanya masih tertutup rapat sampai dia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
"Lo udah masuk di dalam?" Teriak Dani.
"Udah." Setelah itu Dani membuka matanya dan bernafas dengan lega.
Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Belum sehari nikah udah banyak aja cobaannya." Dengan ekspresi yang masih shock Dani meraba dadanya.
"Kutangnya nggak kerasa." Setelah mengatakan itu Dani menelungkupkan dirinya kedalam selimut supaya kejadian tadi tidak terus terngiang di pikirannya.
Segini dulu kalo rame gue lanjutin kalo enggak tetep gue lanjutin 🤣😜
Jangan lupa tinggalkan jejak anak-anakku ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Crush (On Going)
RandomMenikah dengan orang yang kita cintai adalah keinginan setiap insan manusia. Namun, bagaimana jadinya jika impian itu tidak terwujudkan, sakit ? Tentu saja. Seperti yang dialami oleh Shakilla, pernikahan impiannya dengan sang kekasih kandas begitu s...