MwC 14

79 6 0
                                    

Happy Reading ❤🍅

Ben mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat tonjokan dari Dani.

"Akhirnya pahlawan kesiangan datang." Ben menatap Dani dengan wajah sombongnya, namun itu tidak membuat Dani terpancing. Ia malah menampilkan wajah cuek dan dingin.

"Mau apa lo datang kesini? " Tanya Dani.

"Gue kesini mau batalin pernikahan gue. " Dani terkekeh. "Ngapain lo ketawa nggak ada yang lucu disini." Ujar Ben.

"Gue ngetawain lo." Ben menaikkan sebelah alisnya.

"Kalo cowok jantan itu batalin pernikahan secara diam-diam enggak manggil orang dan pastinya enggak mancing keributan." Dani melirik Mamanya Ben dan membuat wanita paruh baya itu menatapnya dengan kesal.

Sementara itu Shakilla membulatkan matanya, entah Dani membantunya atau justru ingin membatalkan pernikahannya.

"Nggak bisa, pernikahan ini harus tetap kita lanjutkan. " Shakilla tetap pada pendiriannya.

"Aku nggak bisa Shakilla, reputasi perusahaan aku sedang dipertaruhkan disini." Ben meraup wajahnya dengan kasar.

"Jadi kamu lebih milih perusahaan kamu dari pada aku?! Iya?! " Suara Shakilla meninggi.

"Jelas aku lebih milih perusahaan aku dibandingk dengan kamu."

"Tega kamu Ben! "

"Aku minta maaf Shakilla, aku nggak bisa lanjutkan pernikahan kita lebih baik aku kehilangan kamu dari pada perusahaan aku." Kalian percaya dengan kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Ben.

Sambil terisak Shakilla memaki Ben. "Kamu jahat Ben. Kamu JAHAT!!! Aku udah sebar undangan pernikahan kita sekarang aku harus gimana?! "

"Tinggal batalin aja." Ucap Ben dengan santai tanpa ada rasa bersalah.

"Dasar banci lo anjing. " Umpatan itu keluar dari mulut Dani.

"Jaga bicara lo gue bis-

" Bisa apa? Bisa ngancem doang lo pikir lo keren batalin pernikahan lo hah?! Emang lo hidup didunia ini nggak ada gunanya yah. Cuma buat beban tau nggak. " Bogeman mentah diterima oleh Dani yang membuatnya mundur beberapa langkah.

"Sakit anjing!! Ah udahlah langsung aja." Tak disangka ternyata Dani menyerang Ben dengan cepat membuat pria itu terjatuh di tanah  dan menyerangnya seperti orang kesetanan. Dan mereka yang ada disana berusaha memisahkan Dani dan Ben dari perkelahian namun hasilnya gagal, Dani benar-benar tidak perduli.

Dan empat tonjokan Dani berikan untuk Ben, sementara pria itu sudah terkapar di tanah dengan wajah lebam di mana-mana.

"Dani udah." Shakilla menarik Dani untuk mundur.

"Nggak bisa lepasin gue! Dia udah berani ngata-ngatain lo sama tante Susi. Gue nggak bisa terima." Shakilla memeluk lengan Dani dengan erat.

"Cukup Dan, satu masalah belum selesai dan gue nggak mau masalah baru dateng lagi."

"Cemen lo jadi laki." Mata Dani menajam mendengar Ben yang masih sempat-sempatnya bersuara.

"Baru gue pancing udah emosi aja." Ben tertawa sumbang ia menunjuk Shakilla. "Gue yakin nggak akan ada laki-laki yang mau sama cewek bekas kayak lo dari segi finansial sama penampilan aja lo udah kalah."

"Bacot lo ss-

" Udah Dani. " Shakilla menahan Dani untuk tidak menyerang Ben, ia khawatir Dani akan diseret ke penjara karena dirinya.

"Lo itu perempuan pembawa sial."

Satu tamparan diterima oleh Ben.

"Cukup kamu hina anak saya, kamu pikir dengan apa yang kamu punya anak saya nggak bisa dapat laki-laki yang lebih baik daripada kamu. Kamu salah, dia bisa dapatkan apa yang dia mau. Kalo kamu mau batalkan pernikahan ini silahkan saya sama sekali nggak keberatan, lebih baik anak saya nggak usah nikah dari pada dia harus menikah sama laki-laki rendahan seperti kamu."

"Jangan sembara-

" ANDA JUGA DIAM!!" Semua orang terkejut melihat kemarahan Susi bahkan Shakilla sekalipun tidak pernah melihat Mamanya semarah itu.

"Dari tadi anda terus memojokkan anak saya tanpa melihat kesalahan anak anda sendiri. Jangan terus menyalahkan seseorang kalo kesalahan sendiri nggak pernah anda sadari."

"Kamu." Susi menunjuk Ben. "Jangan pernah kamu berharap maaf dari saya, sampai kapanpun kamu dan Mama kamu tidak akan pernah akan saya maafkan atas apa yang sudah kalian berdua lakukan. Masih untung anak saya nggak jadi nikah sama laki-laki kayak kamu. Soal video itu, saya memang sangat menyayangkan apa yang sudah terjadi, bahkan saya juga merasa malu, dan saya sama sekali tidak membenarkan perbuatan mereka berdua. Jujur saya pun sangat  kecewa." Susi meneteskan air matanya, emosi wanita paruh baya itu mulai redam.

"Tapi yang namanya seorang Ibu, pasti dia akan melindungi anaknya dari bahaya dan ini yang saya lakukan sebisa saya, saya melindungi anak saya. Status saya sebagai seorang Ibu dipertanyakan, didikan saya diragukan dan itu cukup membuat saya sakit hati, tapi saya mohon. Apa yang terjadi antara anak saya dan Dani cukup saya dan keluarga yang mengatasi semuanya, saya mohon tidak usah ikut campur dalam keluarga saya apalagi membuat berita yang tidak benar tentang mereka berdua." Dani mengepalkan tangannya ia sama sekali tidak suka melihat ada air mata yang turun dari mata Susi.

"Tante, maaf tapi tolong izinkan Dani untuk bicara."

"Kalo cowok pengecut ini nggak mau nikahin Shakilla. " Dani menatap Ben dengan tatapan tajam. Setelah itu Dani cukup membuat semua orang yang ada disana terkejut atas ucapannya. "Biar Dani yang gantikan posisinya. Izinkan Dani menikahi Shakilla."  Terkejut?? Tentu saja rasanya Shakilla ingin menghilang dari muka bumi ini.

"Apa-apaan nggak ada." Shakilla menyela perkataan Dani.

"Jangan Ma. "

"Kamu serius? " Tidak menanggapi ucapan Shakilla. Susi malah menatap Dani dengan serius.

"Kali ini saya serius tante, kalo tante mau besok pun saya sudah siap." Ucap Dani dengan mantap.

"Maaf menyela, niat Dani ada baiknya karena dia mau bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi, terlebih lagi video itu sudah banyak yang tahu, jadi saya sarankan Bu Susi menerima niat naik Dani." Ujar Pak RT.

"Ja-jangan Ma." Cicit Shakilla.

"Kalo begitu kita bicarakan didalam saja, saya harap Pak RT tetap tinggal untuk bicarakan hal ini." Pak RT pun mengiyakan permintaan Susi, sementara itu Ben dan Mamanya melongo menyaksikan kejadian didepan mereka.

"Bapak, Ibu, mungkin pembicaraan kami barusan kalian dengar saya harap Bapak, Ibu. Mengerti maksud saya, silahkan pulang dirumah masing-masing."

"Kalo mau masuk sil-

" Nggak usah saya pergi aja. Ayo Ben." Ben dan Mamanya pun pergi meninggalkan rumah Dani dengan perasaan kesal.

"Ayo kita bicara didalam." Saat hendak masuk kedalam rumah Shakilla menarik lengan Mamanya.

"Ma." Mata Shakilla mulai berkaca-kaca.

"Ini yang terbaik untuk kamu sama Dani."

"Kenapa jadi begini sih."














Jangan lupa tinggalkan jejak 👣

Married with Crush (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang