25. First It Hurst, Then It Changes Us

265 32 9
                                    

Satu minggu.

Satu minggu berlalu setelah kejadian itu. Kejadian dimana yang terjadi di perkarangan rumah Sheena. Semua terasa cepat berlalu bahkan hari-harinya empat hari ini ia habiskan bersama Sana, kekasih bohongannya. Demi meyakinkan media dan semua orang, ia kini banyak keluar bersama Sana agar tertangkap media.

Ia tidak bisa memungkiri bahwa kenyataan ini memang membuat dirinya sakit, tapi apa boleh buat. Memang seharusnya begini. Mereka mungkin memang tidak ditakdirkan bersama. Tapi bolehkah jika ia bisa merasakan lega walaupun sedikit? Karena kenyataan nya lega yang ia dambakan tidak ia dapatkan barang sedikitpun.

"Kau terlihat lelah sekali, ada masalah?"

Seungcheol menoleh, melihat Joshua menghampirinya dan duduk disampingnya. Mereka sama-sama memandang kolam renang yang tenang dengan penerangan minim.

"Tidak ada. Hanya bersantai saja. Kau baru pulang?"

Joshua mengangguk sembari menyesap kopi yang baru saja ia buat tadi, "tadi aku bertemu Sana di lokasi pemotretan."

"Oh ya?"

Joshua mengangguk, "iya, ternyata untuk bulan depan dia yang akan menjadi cover Elle."

Seungcheol hanya menganggukan kepalanya mengerti. Tidak bertanya lebih jauh. Tatapan nya masih menatap lurus kedepan melihat bagaimana tenangnya air kolam renang yang jernih itu.

"Aku masih tidak mengerti," ujar Joshua menyeletuk. Seungcheol menoleh dengan wajah bingung, "kenapa sampai saat ini kau masih tidak mau berbicara soal rasa sakit mu?" Ujarnya dengan menoleh pada Seungcheol yang masih melihatnya.

Joshua menyunggingkan senyumnya sedikit menatap kebawah sedetik dan menatap Seungcheol kembali, "sebenarnya apa yang kau harapkan dari diam mu itu? Atau sebenarnya kau telah bicara pada seseorang?"

Joshua kembali menatap kedepan, "kira-kira siapa ya orang beruntung itu? Apakah pacarmu? atau justru seseorang yang kau cintai... Sheena?"

"Apa?"

Joshua menatap Seungcheol kembali, "Seungcheol, aku tidak bisa memaksamu untuk terus bicara soal sakitmu pada kami. Aku hanya minta jangan sendirian. Karena mau bagaimanapun kau butuh seseorang untuk menampung sedihmu, walaupun sebentar setidaknya kau tidak khawatir bahwa kau sendirian." Ujarnya dengan lembut.

"Josh..."

"Siapapun itu, kuharap dia bisa menjaga mu dengan hangat. Dan bisa memberi mu ketenangan yang kau cari. Tidak peduli kalau itu bukan kami, asal kau baik-baik saja, kita semua benar-benar bersyukur." Ujarnya lagi kemudian ia pergi masuk kedalam.

.

.

.

Kalian pasti bertanya-tanya bagaimana keadaan Sheena setelah kejadian itu bukan? Menurut kalian bagaimana, ya?

Sheena, dia masih dalam kesibukannya. Ia juga masih beberapa kali bertemu dengan member Seventeen dan dua kali bertemu dengan Seungcheol. Haha, lucu sekali. Ia bahkan menghitung berapa kali ia bertemu dengan lelaki tampan itu.

"Sheena, kau sibuk sekali ya?"

Sheena menoleh mendapatkan June yang sedang berdiri di ambang pintu ruang kerja Sheena di butiknya, "oh, June. What happened?"

June memasuki ruangan Sheena lebih dalam, memberikan dua berkas yang harus Sheena tinjau. "kau tidak mendengar aku mengetuk pintumu beberapa kali?"

Sheena hanya menggelengkan kepalanya, sembari meninjau berkas yang June beri padanya.

"Apakah ada masalah?" tanya June yang sudah duduk di berhadapan dengan Sheena.

"Tidak ada, aku hanya lelah saja belakangan ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The New BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang