23. When You Love Someone, Today

119 25 5
                                    


"Kudengar kau bertengkar dengan Sheena."

Bumzu menangkap sebotol kaleng minuman soda yang di lemparkan oleh sang kakak sepupu.

Ia memutar bola matanya malas, "cepat sekali menyebarnya."

Ia sedang duduk di ruang santai dengan laptop dipangkuan nya. Terpaksa ia membawa laptop kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang ia tunda.

"Aku mendengarnya dari Ibuku."

"Kenapa Bibi masih senang bergosip? Padahal umurnya sudah tua. Sama sepertimu, Song."

Iljoon hanya tergelak mendengar ocehan Bumzu yang sedang sebal itu, "kali ini apa?"

Bumzu menaruh laptop nya diatas meja dan meminum minuman yang diberikan Iljoon tadi, "aku memintanya untuk pindah kerumah ini lagi".

Iljoon mengernyitkan dahinya, "Kenapa kau memintanya seperti itu?"

"Karena Jieun sendirian disini, jadi aku ingin ia ada yang menemani, hitung-hitung pendekatan dengan satu sama lain" jawab Bumzu.

"Apa kau sudah gila?"

"Apa maksudmu?"

"Bumzu, Jieun adalah tunangan mu. Sheena tidak ada kaitannya dengan Jieun kesepian atau tidak" ujar Iljoon setengah sebal, "dan lagi pula, seramai apapun jika tidak ada kau didekat Jieun, dia pasti akan selalu merasa kesepian. Kau tidak bisa menggunakan Sheena hanya untuk kepentingan pribadi mu, Bumzu."

"Hyung!"

"Minta maaf padanya. Jangan berteriak padaku. Kau salah, Bumzu. Silahkan bercerita pada Wonho, Haegi, Doyoon atau siapapun itu oke? Karena aku berani jamin bahwa jawaban mereka sama. Kau salah." Iljoon menjelaskan panjang lebar lalu pergi begitu saja meninggalkan Bumzu yang terpaku pada ucapannya.

.

.

.

Seungcheol mengerjapkan matanya pelan, rasanya berat sekali lalu ia memutuskan untuk menutup matanya kembali. Tangannya bergerak menyentuh kepalanya yang sudah tidak terlalu pening.

Lap basah.

Iya. Dia menemukan lap basah menempel pada keningnya lalu dengan terkejut ia bangun dan tersadar bahwa ia bukan ada di kamarnya.

Tunggu dulu. Apa ini? Aku pingsan?

"Aku dimana?" Ujarnya baru mengeluarkan suaranya yang luar biasa berat sekali. Matanya menatap selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

"Kau ada di rumahku."

Kepala Seungcheol mendongak menatap perempuan yang sedang masuk kedalam kamar dengan membawa nampan berisi gelas dan mangkuk.

"Sheena?"

"Kau pingsan. Aku hanya bisa mengandalkan bawahan kakakku untuk membawamu kemari," ujarnya dengan menaruh nampan itu di atas nakas disamping kasur,

"Kau juga sudah diperiksa dokter, sudah diberi infusan." Lanjutnya dengan duduk dipinggiran kasur dan memegang kening Seungcheol memeriksa suhu tubuhnya.

Dan reaksi Seungcheol hanya diam dan memperhatikan Sheena. Terus dan terus. Matanya tidak lepas dari gerak gerik Sheena.

Aneh, rasanya kenapa tidak seasing saat ia bersama Sana?

"Kau harus makan dulu." Ujar Sheena sudah mengambil mangkuk yang berisi bubur.

"Oppa."

"Oppa?"

"Seungcheol Oppa?"

Seungcheol tersadar dari lamunannya, "eoh, wae?"

"Kenapa melamun seperti itu?"

The New BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang