Oke baik. Katakan saja bahwa Sheena benar-benar bodoh. Kali ini, ia benar-benar menyesali perkataannya. Tentang apapun? Ha! Jangan konyol. Ia benar-benar hanya menyusahkan dirinya sendiri.
Karena yang terjadi sekarang adalah dimana ia rasanya ingin dijatuhkan saja kedasar bumi yang paling dasar. Oh shit! Lihatlah, siapa yang terlihat berani disini?
Sheena dan Seungcheol.
Yaah, mereka kini tengah duduk berdua berhadapan didalam cafetaria diagensi. Terlihat canggung dan menegangkan. Sama-sama diam tak berkutik, pun tidak ada suara apapun yang terdengar dari telinga mereka masing-masing.
Sheena tetap melihat cangkir teh nya yang sudah mulai mendingin, pun Seungcheol hanya diam melihat kesisi jendela yang menampilkan langit yang cukup mendung tapi masih terlihat cantik.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan padaku?" Sheena benar-benar memberanikan diri setelah berdiam cukup lama, bergelut dengan pikirannya untuk membuka mulut atau tidak. Tapi, akhirnya ia membuka mulutnya, mengeluarkan suaranya.
Seungcheol masih melihat kejendela, lalu semenit kemudian ia menoleh, membenarkan duduknya sebelum berbicara. "Bisakah kau enyah saja?"
Deg.
Sheena tidak bergeming, ia mengeratkan genggaman tangannya pada cangkir minumannya. Apa katanya? Enyah? Apa dia bercanda?
Mata Sheena bergetar, tapi, matanya tidak berair sama sekali, mata cantik itu kering. "Se—seungcheol?" Ucapnya terbata-bata.
Seungcheol menatap Sheena dengan pandangan angkuh. Ia berdecih pelan melihat Sheena didepannya adalah seorang bocah yang telah tumbuh dan yang meninggalkan nya. Haha, lucu sekali.
"Pergilah. Pergilah seperti dahulu. Aku muak sekali melihat wajah mu." Ujarnya menusuk hati, lalu pergi begitu saja, membiarkan kopi kesukaan nya terbuang begitu saja tanpa ia sentuh sedikitpun.
Sedangkan Sheena masih tetap bergeming dikursinya, terkejut bukan main. Dan tanpa sadar air matanya turun setetes. Ia mengatur nafasnya dengan bijak, menegakkan kepalanya kembali setelah menghapus air matanya yang terjatuh.
"Are u okay, Sheena?"
Sheena menoleh, ia menemukan pemuda tampan yang selalu menemani nya. Senyum nya seketika muncul sedikit demi sedikit, lalu kepalanya mengangguk.
"Totally so fine, Hwan. Don't worry."
Jinhwan tersenyum paksa, ia mengangguk, pikirnya, mungkin Sheena memang belum sempat cerita. Tapi, Jinhwan tidak mau memaksa Sheena untuk bercerita, karena mau bagaimanapun Sheena berhak untuk menyimpan sesuatu yang menurutnya perlu ia simpan sendiri.
"Ingin pulang sekarang?"
Sheena terdiam sebentar, "aku ingin menemui Iljoon Oppa, bisa antarkan aku?"
Jinhwan mengangguk, "tentu, mari kuantar, Miss."
.
.
"Bukankah kau sudah setuju?"
Lelaki itu menghentikan langkahnya, melihat temannya sedang berdiri dilorong menuju ruang practice, menyenderkan punggungnya pada dinding dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana yang sedang ia pakai.
Ia mendengus sebal, hendak melangkahkan kembali langkahnya tangannya dicekal, "Seungcheol, tolonglah."
Seungcheol mendengus, melepaskan cekalan temannya dengan sedikit kasar. "Apa kau bilang? Setuju?" Ia berdecih pelan, "Josh, coba kau lihat dari sisi pandang ku. Bagaimana aku? Hah? Bagaimana denganku, Josh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Beginning
Fanfiction"Sana, dimana?" "Sana, sedang apa?" "Sana, kau baik?" "Sana, pulang jam berapa?" "Sana, pergi dengan siapa?" "Sana, jangan pergi." "Sana, maaf." "Sana, aku mencintaimu." Setelah memenjarakan diri sendiri dalam dunianya, kini wanita kecil itu sudah b...