03. Home

480 65 15
                                    

Banyak komen, aku bakal sering up!
Banyak vote, aku bakal rajin nulis lagi!
Plis, hargai karyaku yang gaseberapa ini.

•••••

Dasarnya, semua yang terjadi memang selalu tak terduga, sama seperti yang sudah-sudah, tak terduga dan begitu cepat.

Kedua kakinya berhenti melangkah dengan mata menatap terkejut sekaligus bingung hingga membuatnya mengabaikan iPad yang ada digenggamnya.

"Haegi?"

Haegi berdecak, "Kau di Korea, Doyoon?"

Doyoon mengangguk, "Dengan Rose dan Daniel—"

"Daniel?" Tanya Haegi memotong ucapan Doyoon dengan wajah bingung.

Doyoon mengangguk, "Daddy!" Suara nyaring itu membuat mereka kearah pintu besar yang menampilkan seorang wanita dan bocah lelaki yang berlarian menuju Doyoon,

Doyoon tersenyum, ia membuka tangannya lebar-lebar membuat sang bocah itu memeluknya dan dibawanya bocah itu kedalam gendongan Doyoon.

"Anakku." Ujar Doyoon enteng membuat Haegi terkejut bukan main.

"Anak?" Doyoon mengangguk, "Kau—"

"Aku menikah dengan Rose pada saat pindah ke Belanda." Ujarnya, Rose mendekat dan berdiri disamping Doyoon lalu menyapa Haegi dengan sopan.

"Annyeonghaseyo, Rose imnida."

Haegi hanya memandang keluarga kecil itu dengan tak percaya, "Tapi—kenapa kau disini?"

Maksudnya disini adalah rumah mereka yang dulu ditinggali bersama oleh adik-adik dan juga Sana tentunya.

"Kami baru sampai tadi malam, dan rumahku belum selesai renovasi. Jadi, yaaah, begitulah."

Haegi menganggukkan kepalanya mengerti.

"Lalu, kau?"

"Kenapa aku?" Tanya Haegi balik.

"Kenapa disini—tidak-tidak, maksudnya kau pulang ke Korea?"

Haegi mengangguk, "Ibu menyuruh ku, ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Paman Han katanya."

"Sama." Ujar Doyoon.

"Mwo?"

"Kurasa, sebentar lagi kita akan berkumpul."

Haegi melotot, "Apa?!"

"Tuan, Tuan Wonho sedang dalam perjalanan kemari bersama Tuan Iljoon. Dan Tuan Haejin juga Tuan Taeyoon baru tiba dibandara."

"Yak! Apa-apaan ini?" Tanya Haegi tak mengerti saat bawahan Doyoon sedang memberikan laporan nya.

"Seperti yang kau dengar, kita akan berkumpul, Hae."

Haegi kalang kabut.

"Lalu, Hawoon?" Tanya Doyoon pada bawahannya.

"Tuan Hawoon akan mendarat besok lusa, Tuan."

Doyoon mengangguk, "Baiklah, pantau terus. Dan berikan informasi nya padaku."

Ia mengangguk, lalu pamit undur diri.

"Jadi—kita akan disini bersama?"

Doyoon mengangguk, "Kau tahu apa yang paling menyeramkan nya lagi?"

Haegi menatap Doyoon bingung, "Apa?"

"Orang tua kita semua sepakat untuk mem-blok penerbangan kita selama lima tahun kedepan."

The New BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang