19

23.7K 1.5K 43
                                    

Sekarang Morana berada di pemakaman tempat di mana mendiang kakak perempuannya di makam,gadis itu berlutut di depan nisan mendiang Nancy.

"Hai kak Nancy,maaf aku baru pertama kali datang ke sini. Pasti kakak marah kan lihat aku baru berkunjung ke sini? bagaimana kabar kakak di sana? apakah kakak bahagia di sana?" Gumam Morana sambil mengelus nisan mendiang Nancy.

"Kak, apakah yang aku lakukan sekarang itu benar?aku melakukan semua ini untuk membalas atas kematian kakak, mereka tidak pantas hidup bahagia di atas kematian kakak. Aku ingin mereka hidup menderita atas kematian kakak." Lanjutnya.

"Mungkin kak Morana akan marah karena aku melakukan hal ini,tapi aku melakukan ini demi keadilan kakak. Papa membawa kasus ke pengadilan untuk meminta keadilan."

Morana tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berada di belakangnya sambil menatap gadis itu,dan orang tersebut adalah Leandro.

"Wajah mu tidak lagi kalau menangis seperti itu." Ucap Leandro sambil menyodorkan sebuah tisu kepada Morana.

Morana terkejut melihat Leandro pria yang dia hindari berada di sini,gadis itu langsung berdiri dan menatap tajam kearah Leandro.

"Kenapa kau ke sini?" Tanya Morana datar.

"Aku hanya ingin mengunjungi pemakaman calon kakak ipar ku, nona Morana." Ucap Leandro.

"Siapa yang kau bilang calon kakak ipar?" Ucap Morana datar.

"Mendiang kakak mu yaitu kak Nancy." Ucap Leandro.

"Ck,kau jangan bercanda tuan Leandro." Ucap Morana.

"Aku tidak bercanda,nona Morana." Ucap Leandro.

"Apakah kau tidak punya muka malu untuk datang ke sini?" Ucap Morana.

"Aku tidak pernah ikut bersama mereka, Morana." Ucap Leandro.

"Aku tidak percaya dengan perkataan mu itu,tuan Leandro yang terhormat." Ucap Morana.

"Tatap mata ku kalau kau ingin percaya." Ucap Leandro.

Morana menengadah dan menatap kearah kedua bola mata Leandro,dia tidak melihat sebuah kebohongan di sana.

"Baiklah aku percaya." Ucap Morana.

"Aku senang calon istri ku mempercayai diri ku." Ucap Leandro sambil mengelus rambut Morana.

Deg...deg...

Jantung Morana tiba-tiba berdetak kencang saat mendengar perkataan Leandro seperti itu,baru kali ini jantung Morana berdetak sekencang ini.

'kenapa jantung ku berdetak kencang seperti ini?' batin Morana.

"Jaga bicaramu, tuan Leandro." Ucap Morana.

"Untuk apa aku menjaga bicara ku,nona Morana. Kau adalah calon istri ku dan aku adalah calon suami mu." Ucap Leandro.

Deg...deg

Lagi-lagi jantung Morana berdetak kencang saat mendengar perkataan Leandro seperti itu.

'astaga jantung ku kembali berdetak kencang lagi, sepertinya jantung ku tidak sehat kalau terus dekat dengan Leandro. Aku harus segera pergi dari sini.' batin Morana.

Morana meninggalkan Leandro sendirian di tempat makam, sedangkan Leandro terkekeh kecil melihat kepergian Morana. Setelah Morana tidak terlihat lagi,pria itu berlutut di depan nisan mendiang Nancy.

"Kak Nancy,mohon restu dari mu. Aku ingin menikahi adik mu si Morana dan tolong bantuan dari mu agar aku bisa mendapatkan hatinya." Gumam Leandro.

"Kak Nancy tenang saja karena aku akan menjaga Morana dengan baik, dan aku akan selalu bersamanya. Aku juga akan membantu Morana untuk membalas atas kematian mu." Lanjutnya.

"Aku harus pergi dulu,kak Nancy. Kapan-kapan aku akan ke sini bersama Morana, doakan aku semoga bisa meluluhkan hati beku adikmu."

Leandro meninggalkan tempat itu,tanpa dia sadari bahwa ada sosok bayangan seorang gadis cantik yang tidak lain adalah mendiang Nancy muncul.

"Aku merestui mu dengan adikku, Leandro. Aku yakin kau adalah sosok pria yang pantas dengan adikku." Gumam Nancy sambil tersenyum lembut.

Setelah itu sosok mendiang Nancy menghilang dari tempat tersebut karena terpaan angin sepoi-sepoi.

†*****†

Di tengah perjalanan menuju ke suatu tempat, Morana masih memikirkan kenapa jantung nya bisa berdetak kencang saat di samping Leandro.

"Ck,kenapa jantungku berdetak kencang seperti itu sih?apakah aku jatuh cinta kepada nya?tapi tidak mungkin." Gumam Morana.

"Aku tidak mungkin jatuh cinta kepada Leandro, apalagi Keluarga nya adalah dalang di balik mendiang kak Nancy bunuh diri." Lanjutnya.

"Morana,kamu harus fokus pada tujuan mu. Jangan pikirkan tentang apa-apa."

Tiba-tiba ponsel milik Morana berdering,gadis itu memarkirkan mobilnya di depan sebuah taman karena dia tidak mau menelpon sambil menyetir mobil.

"Ya halo Celyn." Ucap Morana.

"Halo juga ,nona Morana." Ucap Celyn di sebrang sana.

"Kenapa menelpon ku?" Tanya Morana.

"Mertua ku sedang menyewa seorang pengacara terkenal untuk persidangan nanti." Ucap Celyn.

"Hm, terimakasih atas informasinya." Ucap Morana.

"Sama-sama,nona Morana. Saya melakukan hal ini untuk balas budi Saya kepada anda karena sudah menolong saya dan melunasi semua hutang keluarga saya." Ucap Celyn.

"Hm,ooo iya kau harus tetap memperhatikan gerak-gerik mereka dan jangan sampai mereka mencurigai mu." Ucap Morana.

"Baik,nona Morana." Ucap Celyn.

"Hm." Gumam Morana.

Tut

Morana memutuskan telepon sepihak dengan Celyn mata-matanya tersebut, setelah itu dia menjalankan mobilnya dan meninggalkan taman.

"Menyewa pengacara yang terkenal ya? cukup menarik juga, sepertinya aku harus menyewa beberapa orang hakim untuk kasus ini." Gumam Morana.

Morana memiliki banyak koneksi di mana-mana bahkan dia memiliki beberapa orang hakim yang dia kenal,dan hakim-hakim itu pernah dia bantu.

"Pasti akan seru dengan persidangan nanti,aku tidak sabar menyaksikannya." Gumam Morana.

TBC...

Akankah Morana jatuh cinta kepada Leandro?

PEMBALASAN SANG ADIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang