Malam harinya...
20:00
Morana sedang mempacking semua pakaiannya, karena besok dia akan kembali ke tanah kelahirannya yakni Indonesia.
Tiba-tiba ponsel milik Morana berdering karena ada seseorang yang menelponnya,gadis itu pun mengangkat telponnya.
"Halo." Ucap Morana.
"Semua persiapan sudah beres." Ucap orang itu.
"Bagus." Ucap Morana.
"Apakah besok saya perlu menjemput nona Morana?" Tanya orang itu.
"Tidak perlu, karena papa ku sudah menyuruh sopir pribadi nya untuk menjemput ku ke bandara." Ucap Morana.
"Baiklah kalau begitu." Ucap orang itu.
"Hm." Gumam Morana.
Tut
Morana memutuskan telepon sepihak dengan orang tersebut, setelah itu dia melanjutkan packing pakaiannya.
"Huft... akhirnya selesai juga." Ucap Morana.
Tiba-tiba Morana teringat untuk membeli sebuah kado ulang tahun untuk Ramesh adik laki-lakinya.
Srek
Morana mengambil jaket hitamnya dan langsung memakai nya, setelah itu dia meninggalkan kamarnya. Tidak lupa juga dia membawa tas selempang nya.
Saat menuruni tangga,dia melihat opa Raquel dan Oma Gayatri sedang berbincang-bincang dengan beberapa orang tamu yang tidak lain kolega-kolega bisnis opa Raquel.
"Kamu mau kemana, Morana?" Tanya oma Gayatri yang melihat Morana memakai jaket hitamnya.
"Aku mau keluar sebentar,Oma." Ucap Morana langsung mencium pipi kanan Oma Gayatri.
"Hati-hati ya." Ucap Oma Gayatri.
"Hm." Gumam Morana.
"Opa, aku pergi ya." Lanjutnya sambil mencium pipi kanan opa Raquel.
"Hm." Gumam opa Raquel.
Morana menunduk kepalanya sebentar kepada kolega-kolega bisnis opa Raquel, setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut.
Morana menuju ke garasi dan setiba di sana,dia langsung masuk ke dalam mobil sport mewah berwarna hitam. Setelah itu dia meninggalkan kediaman Calderon.
Selama dalam perjalanan,Morana memikirkan kado apa untuk adik laki-lakinya. Karena Morana itu tidak tahu apa kesukaan adiknya.
"Ck,lebih baik aku ke mall saja. Siapa tahu aku bisa memikirkan kado apa untuk si Ramesh." Gumam Morana.
Morana melajukan mobilnya ke arah mall Hello Night,tidak lama kemudian dia tiba di tujuan. Morana memarkir mobilnya di parkiran mobil dan setelah itu dia langsung memasuki mall tersebut.
Tapi tiba-tiba...
Bruk
Seseorang tidak sengaja menabrak Morana,gadis itu langsung menatap tajam kearah orang yang menabraknya.
"Tuan, apakah kau tidak memiliki mata sehingga kau menabrak ku?" Ucap Morana datar.
Orang yang tidak sengaja menabrak Morana hanya menatap datar melihat Morana, sedangkan Morana langsung kesal melihat pria yang berkacamata hitam itu tidak merespon dirinya.
"Apakah kau bisu?" Tanya Morana kesal.
"Saya tidak bisu,nona muda." Ucap pria berkacamata hitam dengan datar.
"Ku pikir kau bisu tadi,tapi ternyata tidak." Ucap Morana sinis.
Bruk
Morana sengaja menabrakkan bahunya ke bahu pria itu, sedangkan pria berkacamata hitam tersebut hanya diam melihat Morana.
"Ups,sengaja." Ucap Morana sambil tersenyum mengejek melihat pria berkacamata hitam.
Setelah itu Morana meninggalkan tempat tersebut, sedangkan pria yang berkacamata hitam hanya menatap datar melihat kepergian Morana.
Tidak lama kemudian terlihat seorang pria tampan menghampiri pria yang memakai kacamata hitam.
"Tuan muda,maaf saya terlambat." Ucap pria itu.
"Hm." Gumam pria berkacamata hitam.
"Tuan muda, nyonya besar bertanya kepada saya kapan anda akan kembali ke Indonesia?" Ucap pria itu.
"Ibu tua itu,ck. Katakan padanya besok saya akan kembali ke Indonesia." Gumam pria berkacamata hitam.
"Baik,tuan muda." Ucap pria itu.
†*****†
Di tempat Morana...
Kini Morana sedang berada di toko olahraga,dia sedang melihat-lihat peralatan olahraga di sana. Hingga tidak sengaja gadis itu melihat bola basket yang banyak di cari orang karena basket ini hanya ada 2 di tiap negara.
"Berapa harga basket ini?" Tanya Morana kepada sang pemilik toko sambil menunjuk ke arah bola basket yang masih ada sisa 1.
"Harganya 200 miliar,nona muda." Ucap sang pemilik toko.
"Kalau begitu aku membelinya dan jangan lupa tolong di bungkus dengan kertas kado, karena ini kado untuk adik laki-laki ku." Ucap Morana.
"Baik,nona muda." Ucap sang pemilik toko.
Sang pemilik toko mengambil bola basket tersebut dan langsung membungkusnya dengan kertas kado, sambil menunggu bola basket di bungkus. Morana kembali memperhatikan peralatan olahraga di sana, gadis itu langsung terpana melihat tongkat baseball yang di buru banyak orang. Bahkan tongkat itu hanya 1 ada di tiap negara,dia pun mengambil tongkat baseball.
Morana langsung menuju ke kasir untuk membayar semua belanjaan nya,bola basket juga sudah di bungkus dengan kertas kado.
"Berapa semuanya, kak?" Tanya Morana.
"500 miliar,nona muda." Ucap sang kasir.
Morana mengambil gold card nya di dalam tas selempang nya dan setelah itu dia menyodorkannya kepada sang kasir.
Kasir itu langsung menggesek gold card milik Morana.
"PINnya,nona muda." Ucap sang kasir.
Morana menekan tombol pin milik gold card nya, setelah itu sang kasir memberikan kembali gold card kepada Morana.
"Terima kasih,nona muda." Ucap sang kasir.
"Sama-sama,kak." Ucap Morana.
Sang kasir memasukkan barang belanjaan milik Morana ke dalam paper bag,dan setelah itu memberikan kepada Morana.
"Terima kasih,kak." Ucap Morana.
"Sama-sama,nona muda." Ucap sang kasir.
Setelah Morana selesai berbelanja di toko olahraga, dia langsung menuju ke parkiran mobil karena dia harus segera kembali ke kediaman Calderon.
TBC...
Nyambung gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN SANG ADIK
Fiksi Penggemarmelihat sang kakak perempuannya menjatuhkan diri dari atas gedung tempat dimana sang kakak akan menikah dengan tunangannya,namun sayangnya tunangan sang kakak menikah dengan sahabat nya sendiri karena perempuan itu hamil anaknya. sang adik syok mel...