28

21K 1.3K 25
                                    

Siang harinya...

Di restoran Bluey...

Tepatnya di sebuah ruangan VVIP terlihat 2 orang perempuan berada di sana, mereka berdua tidak lain adalah Morana dan Celyn. Sebenarnya Morana baru saja pulang dari kediaman utama Keluarga Verques,dan untungnya Leandro tidak mengantar Morana pulang karena pria itu ada urusan mendadak di perusahaannya.

"Katakan apa mau mu, Celyn?" Tanya Morana.

"Jangan masukkan Reyhan ke penjara,aku tidak mau anakku kehilangan ayahnya. Apalagi aku tahu kau pasti akan membunuh mereka." Ucap Celyn.

Morana selalu membunuh lawannya dengan pistol kesayangannya bahkan dia juga pernah menyiksa lawannya terlebih dahulu sebelum dia bunuh.

"Kau mencintai suami mu itu?" Tanya Morana.

"Tidak,aku tidak mencintai nya." Ucap Celyn.

"Kau jangan menyangkalnya, Celyn. Aku tahu bahwa mau mencintai nya,mana mungkin selama 3 tahun kau menikah dengan Reyhan tidak menyimpan sebuah rasa?" Ucap Morana.

Celyn terdiam mendengar perkataan Morana, karena ucapan Morana itu sangat benar sekali. Tapi dia selalu menyangkal nya,sebab Reyhan adalah musuhnya.

"Tapi dia musuh kita,nona Morana." Ucap Celyn.

"Aku akan mempertimbangkan Reyhan di jebloskan ke penjara, apalagi aku tidak tega melihat anak mu berpisah dengan ayahnya." Ucap Morana.

"Terima kasih banyak,nona Morana." Ucap Celyn.

"Sama-sama, Celyn. Ooo iya tidak lama lagi aku akan menikah,aku ingin kau bersama anak dan suami mu datang ke acara pernikahan ku." Ucap Morana.

"Siapa calon suami mu,nona Morana?" Tanya Celyn.

"Kau akan tahu nantinya,ooo iya bagaimana keadaan keluarga Richard?" Ucap Morana.

"Mereka sudah menyewa pengacara,nona Morana." Ucap Celyn.

"Kenapa kamu tidak membawa anak mu ke sini?" Tanya Morana.

"Reyhan tidak pergi ke kantor, karena dia ingin meluangkan waktu bersama putrinya." Ucap Celyn.

"Ternyata dia baik juga ya." Ucap Morana.

"Semenjak Catlin lahir, Reyhan menjadi orang yang lebih baik. Bahkan dia sering meluangkan waktu bersama ku dan Catlin. Dia jarang keluar malam bahkan dia mengerjakan pekerjaan kantornya di kamar kami." Ucap Celyn.

"Mungkin dia berubah seperti ini untuk menjadi seorang suami dan ayah yang baik untuk mu dan Catlin,apalagi Reyhan tidak ikut dalam kasus kematian mendiang kak Nancy." Ucap Morana.

"Jadi kau tenang saja, karena Reyhan tidak ku penjarakan apalagi aku yang akan menampilkan semua bukti di persidangan." Lanjutnya.

"Sekali lagi terima kasih banyak,nona Morana. Kau sangat baik sekali bahkan sudah membantu beberapa kali." Ucap Celyn.

"Celyn,kau itu teman ku juga. Sudah semestinya aku membantu mu." Ucap Morana.

Drrt

Ponsel milik Celyn berdering karena ada yang menelponnya dan orang yang menelponnya tidak lain adalah Reyhan,wanita itu pun mengangkat telponnya.

"Ada apa, Reyhan?" Tanya Celyn.

"Kamu ada di mana sayang?" Tanya Reyhan di sebrang sana.

"Aku sedang bersama temanku, Rey." Ucap Celyn.

"Kamu cepat pulang ya, soalnya Catlin nangis nyariin kamu." Ucap Reyhan.

"Baiklah,aku akan pulang." Ucap Celyn.

Tut

Celyn memutuskan telepon sepihak dengan Reyhan,wanita itu menghela nafasnya sedangkan Morana masih sibuk makan bakmie ayam.

"Nona Morana sepertinya aku harus segera pulang, Catlin nangis mencari ku." Ucap Celyn.

"Kalau begitu hati-hati di jalan, kapan-kapan bawa Catlin bersama mu. Aku belum pernah bertemu dengan anak perempuan mu itu." Ucap Morana.

"Ok,kalau begitu aku pulang dulu ya." Ucap Celyn.

Celyn meninggalkan tempat itu sedangkan Morana sendiri masih menyantap makanan nya.

Drrt

Ponsel milik Morana berdering, gadis itu langsung mengangkat telponnya karena yang menelponnya adalah Ramesh.

"Kenapa menelpon ku, Ramesh?" Tanya Morana.

"Kakak di mana?" Tanya balik Ramesh di sebrang sana.

"Kakak di restoran Bluey,lalu kenapa kau menelpon ku?" Ucap Morana.

"Kak jemput aku ke sekolah dong, soalnya ban motor aku kempes." Ucap Ramesh.

"Lalu di mana ketiga teman mu itu?" Tanya Morana.

"Mereka bawa pacar-pacarnya." Ucap Ramesh.

"Baiklah,aku akan menjemputmu." Ucap Morana.

"Aku akan menunggu kakak." Ucap Ramesh.

"Hm." Gumam Morana.

Tut

Morana memutuskan telepon sepihak dengan Ramesh,gadis itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan tempat tersebut.

Morana menuju ke sebuah ruangan rahasia yang khusus untuk dirinya,dia masuk ke dalam ruang itu. Setiba di sana dia memencet tombol lalu terbukalah sebuah pintu lift.

Morana masuk ke dalam pintu lift ,tidak lama kemudian dia tiba di sebuah tempat yang penuh dengan berbagai merk mobil.

Ting

Morana keluar dari liftnya,gadis itu langsung menuju ke sebuah mobil sport mewah berwarna biru. Mobil yang berada di sana miliknya semua dan mobil di sana rata-rata keluaran terbaru.

†*****†

Di Eagle High School...

Ramesh sedang menunggu Morana datang menjemputnya, bahkan tidak lupa ke tiga temannya dan juga pacar mereka setia menemani Ramesh.

Mereka baru saja keluar dari kelasnya karena bel pulang sekolah belum lama berbunyi.

Brumm

Brumm

Terlihat sebuah mobil sport mewah memasuki halaman sekolah,para murid yang berada di lapangan menatap kearah mobil tersebut karena mereka penasaran siapa orang yang membawa mobil mewah itu.

Mobil mewah tersebut berhenti di depan Ramesh dan teman-temannya,lalu keluarlah seorang gadis cantik dari mobil. Gadis itu tidak lain adalah Morana.

"Kak Morana." Ucap Ramesh.

"Kenapa ban motor mu bisa kempes?" Tanya Morana menatap kearah Ramesh.

"Aku juga gak tahu,kak. Padahal pas berangkat tadi ban motor ku belum kempes." Ucap Ramesh.

"Kalau begitu kakak akan menghubungi teman kakak yang kebetulan seorang montir." Ucap Morana.

Morana mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada temannya yang seorang montir.

Jake

Tolong ambil motor adikku ke Eagle High School.

Ok.

Bagus

Morana tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang menatap dirinya,gadis itu sedang memikirkan siapa yang telah berani mengempeskan ban motor milik Ramesh.

"Mobil siapa yang kakak pakai?" Tanya Ramesh.

"

PEMBALASAN SANG ADIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang