CHAPTER 17

38.8K 1.1K 29
                                    

Didedikasi buat @RiammayChiethiaClalu yang bela-belain bikin wattpad buat baca ALONE, wuiiiih so cute {} thanks beauty {} :D






***








Dan benar saja.

Zayn menepati janjinya untuk benar-benar membicarakan hal penting yang mungkin akan membuat Caroline sulit tidur untuk ke depannya. Tentu saja Zayn melakukannya karena ia selalu menepati janji yang ia buat sendiri. Sebagai pria dewasa yang matang. Melakukan perjalanan selama empat jam, mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah kasino, terlihat mewah dan besar dengan pernak pernik yang elegan. Saat mereka masuk ke dalam, hilang sudah suasana siang hari yang jernih dan bersahabat. Kasino ini benar-benar besar, dilengkapi dengan fasilitas meja judi, biliar, bar-bar dengan lemari besar berisikan aneka ragam minuman keras yang lengkap serta tidak lupa orang-orang yang mengenakan pakaian nyaris seperti bertema, sangat sulit membedakan antara siang dan malam dari dalam kasino ini, mungkin setiap hari selalu seperti malam. Seorang wanita pirang melompat anggun dari balik meja dan meraih mantel yang dikenakan Caroline dengan senyum ramah dipaksakan. Namun ketika melihat Tuan Weston, ekspresinya langsung berubah kaku mendadak pendiam. Bulu matanya yang terlalu tebal berkedip, bukan karena menggoda melainkan didominasi oleh perasaan takut. Satu lagi wanita berambut gelap memakai sepatu dengan stiletto mematikan datang, terlihat lebih akrab dan berseri-seri menghadapi Tuan Weston. Wanita pirang yang terlihat gugup sebelumnya mengundurkan diri sambil membawa mantel.

"selamat datang kembali, Tuan Weston. America masih baru bekerja disini. Maafkan saya." Meski Zayn tidak begitu terganggu akan perlakuan canggung dari America, wanita berambut gelap ini seolah tidak ingin sedikitpun membuat Tuannya merasa tidak nyaman. Well, pelayanan yang bagus tapi... dari mana ia tahu nama Tuan Weston? Pria itu mengangguk dingin, ekspresinya tak menunjukkan sesuatu apapun. Satu lagi wanita muda hiperaktif mengenakan setelan seragam yang sama dengan cepol kecil di atas tengkuknya yang panjang mendatangi Tuan Weston dan Caroline.

"Tuan, sudah disiapkan. Mari ikut saya." Ada apa dengan semua sambutan berlebihan ini? Caroline menahan diri untuk bertanya-tanya karena ia tidak bisa menebak bagaimana mood Tuan Weston kali ini. Yang terpenting sekarang mengikuti permaianan si brengsek yang sudah membunuh temannya lengkap dengan settingan sandiwara untuk mengelabui semua orang. Tidak percaya, sungguh sangat sulit dipercaya bahwa akhirnya akan seperti ini. Semakin rumit dan transparan menuju titik terangnya.

Mereka berjalan mengekori si wanita cepol rendah menuju ke suatu tempat di dalam kasino, Tuan Weston melenggang dingin lurus ke depan dengan Caroline tertatih mengimbangi langkahnya dari belakang, di balik bahunya Caroline bisa merasakan dua sosok pria sekaligus mengikuti mereka, dikawal seperti pasukan pembawa bom atau semacamnya. Memangnya mereka pikir aku akan kabur? Setelah melewati sekumpulan para pejudi yang sedang bermain poker, akhirnya mereka berhenti di depan lift. Caroline meneguk ludah, dari sudut matanya ia menyaksikan dengan takut beberapa orang memperhatikannya dengan sekilas penasaran kemudian detik berikutnya memilih mengalihkan perhatian kembali pada kartu-kartu di atas meja ketika menyadari siapa yang berdiri di depan gadis itu; Tuan besar Weston. Daya tarik seorang pembunuh berdarah dingin yang melekat kuat dalam dirinya bisa dirasakan oleh siapapun di sekitarnya namun ajaibnya wanita pelayan berambut gelap dicepol rendah yang memimpin jalan di depan sama sekali tidak terpengaruh, mungkin karena sudah terbiasa, jika dilihat sepertinya Tuan Weston sering datang ke tempat ini. Lift berdenting. "silahkan, Tuan. Nona." Wanita itu mempersilahkan Tuan Weston dan Caroline masuk ke dalam, sementara mereka berdua masuk, wanita bercepol bernama Carla dan dua pria yang tadinya berjalan mengekori Caroline mundur dan dengan senang hati memberikan ruang. Pintu lift tertutup, oh mereka bertiga hanya mengantar sampai ambang pintu, lantas berikutnya apa?

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang