CHAPTER 2

104K 1.7K 32
                                    

Chapter edit





Badanku sepertinya sangat cocok dengan tempat tidur ini, rasanya seperti surga. Aku belum pernah tidur senyenyak ini sebelumnya, ya Tuhan aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku tidur tanpa terbangun di tengah malam. Aku meregangkan tubuhku yang terasa kaku, mataku masih sulit terbuka, tempat ini sangat sialan nyaman.

Kemudian aku mencium aroma yang asing, tidak sama dengan aroma kamarku. 

Alisku berkerut, tunggu dulu, ada sebuah tangan asing dengan kuat memeluk tubuhku, merengkuh erat bagian depan perutku yang telanjang. Oh Tuhan, aku punya firasat buruk tentang sebuah kontak kulit dengan kulit, jangan katakan bahwa aku tidak mengenakan apapun karena sekarang ini aku bisa langsung merasakan kulitnya menyentuh di kulit telanjangku. Aku membuka mata dan terus memanjatkan doa. Pertama, kupikir ini bukan kamarku, kedua aku yakin semalaman aku belum pulang ke apartemen dan terjebak oleh shiftku. Tunggu dulu, wajah marah dari Molly... wajah jalang itu, dia marah padaku. Tapi kenapa? Maksudku, holly shit! Aku menoleh ke samping dan wajah tenang seorang pria dengan cambang paling seksi yang pernah kulihat tampak lelap dalam tidurnya, Ia memelukku dengan kuat nyaris membuatku tak bisa bernafas. Brengsek, aku keluar dari pelukannya dengan keras. Sempurna. Sekarang aku merasa bahwa tubuhku sangat kotor. Apa yang kami lakukan semalam? Demi Tuhan, aku tidak dapat mengingatnya kecuali ekspresi wajah Molly dan... dan orange jus itu. Sialan, dia pasti memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku. Aku menggeram dan menutupi tubuhku dengan selimut. Pria yang tidak kuketahui namanya ini masih tertidur pulas, selimut yang sebelumnya menutupi tubuh kami kini sepenuhnya menutupi tubuhku hingga dada, aku masih duduk diam-diam mencuri pandang ke arahnya, bukan apa-apa, aku hanya bertekad tidak ingin bertemu lagi dengan pria ini. Jika dilihat dari banyaknya tato yang bersarang di tubuhnya, Ia terlihat seperti preman atau pengangguran yang hobi menyewa pelacur seperti Molly, Aku muak berhubungan dengan orang-orang seperti itu, tentu saja selalu orang-orang seperti ini yang biasa berada di bar, sangat jauh berbeda dengan mereka yang bersarang di kantor dengan jas dan dasi rapi.

Yang kuinginkan hanyalah hidup bahagia dengan lelaki yang baik.

Aku dengan bodohnya masih menatap wajah tenangnya, ok, Dia memang tampan, tapi tetap saja.

Ada banyak tato yang tidak kumengerti, salah satunya di bahu, serentet tulisan dalam ukiran kuno tercetak kecil. Aku menatap sekeliling dan menemukan sebuah ukiran tulisan dari rajutan benang. Dia pasti bernama Zayn jika aku lihat dari manset kemeja miliknya yang tergeletak dan... di sana, tentu saja terdapat cetakan namanya. Zayn. Aku harus menandai pria ini agar kelak dia tidak menampakkan batang hidungnya lagi di hadapanku. Aku benar-benar marah, aku merasa kotor, aku hanya melakukan seks dengan pacarku dan sekarang itu menjadi penyelasan besar bagiku. Tidak pernah sekalipun aku berniat untuk menjadi pelacur atau melakukan seks one night stand. Aku segera meraih seragam kerjaku yang tergeletak di lantai, aku memasukannya melewati kepala tanpa repot-repot mencari rok dan pakaian dalamku, karena kau tahu, sialan dia sudah merusaknya. Yang harus kulakukan sekarang adalah mandi membersihkan tubuhku dari aroma seks liar dan terutama kolonye pria ini. Setelah itu baru aku mencari pakaianku yang lain dan mengenakannya, aku harus keluar menuju loker pelayan dan menggantinya kembali dengan pakaian biasa yang kubawa untuk pulang sehabis shift malam.

Aku harus mengajukan protes pada atasanku —jika Ia masih mau memberi maaf— untuk mengganti semua shiftku menjadi pagi dan siang, tapi bagaimana dengan karir yang sedang kuperjuangkan di perusahaan? Oh sialan, demi Tuhan aku tidak ingin bertemu lagi dengannya. Semoga Zayn tidak mengenali wajahku dimanapun. Semoga saja.

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang