Hal pertama yang Caroline dengar adalah suara merdu seorang wanita, berjuang merapal lirik-lirik kesakitan dan permohonan. Wanita itu berusaha meyakinkan sang pria yang dicintainya akan perasaan yang sebenarnya sama-sama mereka rasakan, hanya saja pria tercintanya berada di ruang yang terlalu gelap, berada di kedalaman dasar laut—begitu jauh untuk dijangkau.
Caroline mengerjap, matanya perlahan terbuka. Ia mengenal dengan akrab ruangan dimana ia berbaring yaitu kamarnya sendiri tapi baru ia sadari bahwa lirik-lirik yang ada dalam mimpinya itu ternyata memang bukan hanya sekedar bunga tidur, ini nyata. Gadis itu tak begitu mengenali lagu yang sekarang berputar dari spiker aktif di sudut kamarnya. Sangat tidak biasa, Caroline tidak pernah bangun tidur dengan musik yang memanggil. Kepalanya terasa pusing berdenyut, Caroline bangkit dari tidur dan... DEGG! Sosok pria yang lebih pantas berada dalam mimpi buruknya ada disana, mengenakan kaos putih linen, celana angkatan laut selutut dan habis mandi. Rambutnya acak-acakan sedikit basah, duduk di kursi memangku mac dan segelas kopi di atas meja kecil menghadap jendela. Saat Caroline bangkit duduk, Zayn menatapnya tak berkedip. Mimpi buruknya belum selesai, ya Tuhan...
"hanya mencoba selera musik sekertarisku, Janice." Ucapnya seraya meletakkan mac yang semula dipangku bergabung dengan segelas kopi di atas meja kecil. Caroline bertanya-tanya dan langsung yakin bahwa ini memang kamar dirinya sendiri, apartemen yang sama pula. Gadis itu ingat bagaimana semalam—menjelang pagi insiden tak terlupakan terjadi dalam hidupnya—ancaman yang dilayangkan Zayn Weston akan Cameron, Tuhan semoga pria itu tidak serius dengan ancamannya.
"Skylar Grey, judulnya I Know You. Aku asumsikan kau juga menyukai lagu itu karena kau tersenyum dalam tidurmu." Ujarnya perlahan menyunggingkan senyum kecil di sudut bibirnya. Tunggu dulu, Zayn tersenyum? Senyum pertama kalinya setelah semalam dia bertingkah seperti binatang buas, monster mengerikan jenis apa sebenarnya dia ini? Caroline beringsut merapatkan dirinya pada kepala tempat tidur sembari menelan ludah dengan susah payah, namun hal itu sepertinya tindakan salah karena senyum kecil di bibir Zayn langsung lenyap. Alis tebal pria itu berkerut. "sebenarnya aku tidak ingin membuatmu takut." Lirihnya seraya bicara tegas. Tidak ingin dia bilang? Lantas apa yang harus Caroline lakukan setelah diperlakukan seperti semalam itu oleh Tuan Weston yang terhormat? Kagum sepertinya sangat tidak mungkin.
Caroline menggeleng. "Tuan, kumohon jangan sakiti keluarga McDonough." Pinta Caroline takut-takut. Mendengar nama itu, kilatan merah terpancar dari mata Zayn Weston, pria itu menggemeletukkan giginya dan bangkit berdiri dari tempat duduknya.
"semakin sering kau membelanya, semakin besar pula keinginanku untuk menghabisi ingusan itu." Zayn mengucapkannya sambil berjalan. Tepat ketika ia sudah berdiri di tepi ranjang dimana Caroline beringsut di kepala tempat tidur, Zayn mengepalkan tangannya. "aku mendengar semuanya. Mulai dari rayuan omong kosongnya, semuanya! Dan sialan jika aku tidak cepat-cepat menyingkirkannya."
"tapi McDonough Family's Club. Kau tidak boleh menarik semua uangmu, kau juga akan menyakiti Zed McDonough. Dia sudah seperti ayahku sendiri." Bela Caroline. Zayn masih menatapnya tanpa ekspresi, matanya menyipit lantas detik berikutnya kembali menyodorkan senyum licik.
"itu uangku, aku tidak menyukai McDonough dan aku ingin menarik semua uangku. Itu saja."
"tapi kau tidak harus menyakiti Zed."
"Cara." Hembusan napasnya tegas dan menuntut, lututnya naik dan merangkak di atas tempat tidur mendekati Caroline. "aku tidak perduli. Terus saja kau membela anak ingusan itu dan akan kupastikan semua orang mendapatinya terkapar tak bernyawa. Ck. McDonough kecil itu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa." Senyum setengah di sudut bibir yang Zayn suguhkan tampak jelas berkuasa, aura yang terpancar seolah meneriakkan harta dan kekayaan melimpah. Tidak ada yang bisa atau bahkan berani melawan kedudukan seorang Zayn Weston. Itulah yang semua orang ketahui. Lelaki itu punya terlalu banyak hal untuk dibanggakan, selain wajah tampan tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Romance2014 Indonesian - One Direction Fanfiction, adult story. WARNING: [21+] Jadilah pembaca yang bijak, its an adult content, i swear. Caroline Jane Scott terjebak dalam satu kondisi membingungkan. Bersama Zayn Weston, yang terlahir sebagai seorang peng...