CHAPTER 21

35.8K 1K 25
                                    

Please bijaklah sebelum membaca, ini mengandung konten 18++. Gue gamau kalian marah-marah karena banyak banget unsur dewasanya, karena gue toh udah mewanti-wanti dari awal yakan?





Tubuh kurusnya terbanting ke lantai, lantai kayu yang keras dan kusam. Jeritan dan tangis tidak pantas dikeluarkan oleh laki-laki, batinnya. Oleh karenanya yang bisa ia lakukan hanyalah meringis sedikit, sikunya berdarah, ia memeriksanya sekilas sebelum sebuah pukulan temperamen menghantam pelipisnya, ia tersungkur lagi ke lantai. Saat ia terjerembab untuk yang kedua kalinya, sepasang kaki kecil terlihat melompat menjauh, berhenti di belakang lemari untuk bersembunyi; Mia Evans Weston. Gadis kecil itu bergetar, bibirnya seperti kedinginan meski yang terlihat jelas pada ekspresinya adalah ketakutan. Mia ketakutan, ia ingin menolong kakaknya tapi di sisi lain, ia sangat takut terhadap kemarahan Tuan Weston senior. Dia adalah pria tua yang suka marah-marah dan memukul.

"lihat apa yang kau lakukan! Pemabuk kecil!" sebuah makian keluar dari mulut berjenggotnya.

"orang tua gadis itu melaporkanmu ke polisi! Mereka akan memenjarakanmu. Kau akan dipenjara!" Zayn kecil meringis lagi. Dari sudut lemari, Mia yang sedang bersembunyi terlihat menangis. Jangan sakiti kakakku, kumohon jangan sakiti dia... tapi Mia tidak bisa berbuat apa-apa. Weston senior baru saja memenuhi panggilan dari sekolah menengah pertama anaknya akibat kasus pencabulan yang dilakukan Zayn dan teman-temannya pada siswi perempuan bernama Meredith. Weston senior lebih memilih anaknya dikeluarkan dari sekolah kemudian dipenjara daripada harus menikah dengan gadis itu, tentu saja ya Tuhan! Kenapa anaknya yang satu ini tak pernah menghiraukan perintah ayahnya untuk tidak pernah sekalipun berteman atau bahkan berhubungan dengan manusia-manusia di luar sana?

"tapi bukan hanya aku!"

"siapapun yang melakukannya aku tidak perduli! Hanya namamu yang gadis itu sebutkan sebagai pelakunya! Lagi pula jika kau tidak membantah atas kasus pencabulan itu, kau memang melakukannya kan?! Iya kan Zayn!" dan mau tidak mau Zayn terdiam lagi, ayahnya memang benar, dia telah melakukannya. Zayn sendiri tidak mengerti, apa yang terjadi pada dirinya? Saat itu di pesta ulang tahun Meredith yang ke 15 ia dan teman-temannya hanya iseng memanggil Meredith ke lantai atas, karena gadis itu tidak menolak, itu merupakan lampu hijau besar bagi Zayn dan teman-temannya. Kemudian setelah mereka bersenang-senang, Meredith mengatakan pada Zayn bahwa ia ingin menikah dengannya. Tentu saja Zayn tergelak, teman-temannyapun yang ikut bersenang-senang tertawa akan lelucon itu. Kenapa harus Zayn? Kenapa dirinya? Sial ternyata Meredith telah jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya.

"sudah berapa kali harus kukatakan padamu untuk menjaga jarak dengan orang-orang kota itu? mereka selalu rela menjilat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan!" bocah laki-laki itu tersungkur lagi. Tetapi setelah itu, yang muncul dikepalanya adalah kata-kata Janice.

"dulu kau tidak seperti ini. Zayn, kau berubah semenjak tidur dengan karyawan murahan itu! Apa keistimewaan yang dia miliki? Dia hanya wanita murahan bertampang lugu yang diam-diam berusaha menjilat untuk masuk ke dalam kehidupanmu!" Penjilat. Penjilat. Penjilat.

***

Jalanan berkerikil membuat tubuhnya sedikit bergoyang membentur kaca mobil. Zayn tersadar dari lamunannya, lamunan yang terasa seperti nyata. Benar-benar terjadi. sayangnya, sudah selama lima tahun belakangan ini ia berhenti berkonsultasi dengan Dokter Irene, psikiater yang sudah sejak lama membantunya menjawab segala pertanyaan dan membantunya mengendalikan diri. Zayn sudah tak lagi merasa bahwa keterlibatan Dokter Irene cukup berarti karena kehadiran Janice Mariana membuat Zayn seolah-olah bisa melampiaskan segalanya pada wanita itu, Janice tak pernah mengeluh. Kemarahan, seks, perubahan sikap yang sangat cepat... Janice selalu bisa menerima semuanya. Tapi Zayn begitu bodoh, setelah Caroline pergi entah kemana kini ia justru mengakhiri semuanya dengan Janice. Apa-apaan? Sekarang ia sudah menerima balasannya, sudah terhitung delapan hari sejak kepergian Caroline juga berakhirnya hubungan anehnya dengan Janice Mariana. Apa yang bisa ia lakukan sekarang?

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang