5.SELAMAT BERJUANG, AZURA.
G.A.L.A.K.S.I.
-untuk segala kenangan indah yang sempat tinggal-
"Kamu boleh mencintainya, tapi biarkan dia mencintai pilihannya."-Alvino Lengkara
.
.HAPPY READING!!
***
"Bunda! Bunda!" seru Azura yang berlari dengah perasaan senang di benaknya memasuki ruang demi ruang yang berada di rumahnya.
Tangan gadis itu memegang selembar kertas bertulisan angka 95 dengan tinta merah di sana, menandakan bahwa itu adalah hasil terbaiknya usai mengerjakan ulangan harian yang diberikan oleh gurunya di sekolah.
Tidak menemukan Melati di mana pun, Azura melangkah menuju ruang kerja yang berada di ujung rumahnya. Tanpa mengetuk pintunya, Azura pun meraih gagang pintu untuk membuka pintu tersebut dan mendapatkan sang Bunda tengah bercakap dengan orang yang entah siapa menggunakan ponsel genggamnya. Tangan Melati tidak tinggal diam karena berada di keningnya sembari memijat pelan.
Azura dengan ragu melangkah dengan pelan menuju ke arah Melati."Bunda! Lihat, Zura dapet nilai 95 dari pelajaran matematika."
Beberapa detik berlalu, tidak ada respon apa pun. Azura menghela napas panjang dengan perasaan sedih."Bunda."
"Ada apa, Zura? Kalau mau ngobrol sama Bunda, nanti malem aja, ya? Bunda lagi sibuk, Zura balik ke kamar Zura dulu, ya?" ucap Melati tanpa melepas ponsel genggamnya yang masih menempel di telinga, ia memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dan langsung melangkah ke arah pintu."Bunda ke kantor ya Zura, kamu jaga rumah, ya?"
Setelah itu Azura hanya diam menatap tubuh wanita itu sampai tidak terlihat lagi dengan senyum lengkungan kecil seperti bulan sabit yang tengah bersedih. Namun, yang namanya Azura adalah orang yang paling berusaha untuk mengerti. Jadi dengan lapang dada, dia menepuk dirinya sendiri dan berkata dengan lirih."Padahal Azura cuma mau kasih tahu hasil yang udah Zura dapet ke Bunda, biar Bunda bisa bangga sama Zura. Tapi gapapa, Zura. Bunda lagi sibuk, Zura harus paham."
Azura berjalan pelan ke arah kamarnya dengan menunduk, air mata gadis itu terlihat meluncur bebas membasahi pipinya ia mencoba menahan air mata itu agar tidak keluar namun tidak bisa. Selalu saja seperti ini gadis itu melangkah ke arah meja rias menatap dirinya yang berada di cermin yang terlihat buruk seperti tidak ada kehidupan. Gadis itu mengusap pipi dan matanya, Azura tersenyum lalu menyimpan hasil ulangan itu di dalam laci bersama hasil ulangan yang lainnya.
Azura mengganti seragamnya dengan baju bermotif bunga-bunga dan rok pendek berwarna merah, setelah itu Azura merebahkan dirinya di atas kasur. Azura menatap langit-langit kamarnya gadis itu memejamkan matanya sambil menarik napas panjang, beberapa saat kemudian gadis itu membuka matanya kembali, perasaannya sekarang mulai membaik karena sudah terbiasa akan hal ini.
Namun tiba-tiba saja pikirannya beralih kepada Galaksi yang membuat Azura menepuk kedua pipinya."Nggak, nggak mungkin gue suka sama si Galak."
Azura terkejut ketika ada bayangan Galaksi di langit-langit kamarnya, yang membuat Azura langsung duduk ia menatap kanan dan kiri yang juga terlihat bayangan Galaksi. Gadis itu memejamkan matanya seolah tidak ingin melihat bayangan itu."Aaaa! Nggak, nggak mau gue lo pergi dari pikiran gue sekarang pergi! Gue nggak mungkin jatuh cinta sama lo!"
"Jatuh cinta sama siapa, Ra?" Azura membuka matanya ketika mendengar suara itu, terlihat teman-temannya yang sudah berada di pintu kamarnya menatap ke arah Azura dengan wajah bingungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR GALAKSI [✓]
Novela Juvenil[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] {SEASON 1 & 2} Azura Valetta adalah sosok primadona sekolah, cantik, tegas, dan selalu dikelilingi banyak perhatian. Namun, hatinya hanya tertuju pada satu orang Galaksi Cakrawala, ketua geng motor Nutcracker yang mis...