72. CAMPING (3).

43 3 0
                                    

72. CAMPING (3).

G.A.L.A.K.S.I.

-tuhan aku mencintai dia, tolong beri aku hidup lebih lama-

.
.

HAPPY READING!!

***

Galaksi langsung melangkah maju dengan rahang yang tegang, tapi Nathan buru-buru menahannya."Jangan, Lak. Ini yang mereka mau, mereka mau kita kepancing."

Tapi Ilham terus memprovokasi."Serius, Galaksi? Lo bakal diem aja sementara gue ngacak-ngacak barang-barang lo? Kayaknya lo udah berubah. Lo jadi ketua yang lemah."

Galaksi berhenti sejenak, tatapannya tajam menatap Ilham. Sementara geng Nutcracker dan Fairytopia berkumpul di belakangnya, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Azura bisa melihat bahwa Galaksi berada di ambang batas kesabarannya.

"Apa sih yang lo mau, Ilham?" tanya Galaksi akhirnya, suaranya rendah tapi penuh kemarahan yang ditahan.

Ilham tersenyum sinis."Gue cuma mau lo tahu siapa yang lebih kuat di sini, lo nggak layak jadi ketua geng Nutcracker. Lo terlalu lemah buat hadepin gue."

Galaksi terdiam, tapi matahari yang mulai tenggelam membuat suasana semakin tegang. Semua orang menunggu apa yang akan dilakukan Galaksi. Namun, sebelum dia sempat bertindak, Delon melangkah maju.

"Udah cukup, Ilham!" Delon berseru."Lo nggak bakal menang dengan cara pengecut kayak gini. Kalau lo punya masalah sama kita, hadepin kita langsung, jangan main kotor."

Zaky tertawa."Lihat siapa yang jadi pahlawan. Lo mau coba?"

Delon menatap mereka dengan tajam."Gue nggak takut sama lo berdua, lo pikir dengan ngacak-ngacak tenda kita, lo udah menang?"

Ilham mendekat, tatapan matanya penuh kebencian."Ini belum selesai, Nutcracker. Gue bakal pastiin lo semua nyesel udah lawan gue."

Galaksi akhirnya melangkah maju, berdiri di antara Delon dan Ilham."Lo nggak bakal bisa ngancurin kita, Ilham. Apa pun yang lo lakuin, gue bakal lawan lo sampai akhir."

Ilham menatap Galaksi dengan dingin, lalu tertawa kecil."Lihat aja nanti, Galaksi. Kita lihat siapa yang bakal bertahan sampai akhir."

Setelah berkata begitu, Ilham dan teman-temannya pergi, meninggalkan geng Nutcracker dengan kemarahan yang belum tersalurkan. Nathan menatap Galaksi dengan cemas."Mereka nggak main-main, Lak. Kita harus siap."

Galaksi mengangguk pelan, tapi pikirannya sudah dipenuhi oleh rencana berikutnya."Mereka nggak akan berhenti sampai salah satu dari kita nyerah, tapi gue nggak akan biarin mereka menang."

Setelah Ilham dan teman-temannya pergi, Galaksi berdiri diam sejenak, memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Teman-temannya yang lain, terutama Azura, Nathan, dan Delon, berkumpul di sekitarnya, menunggu keputusan.

"Lak." Azura memanggilnya pelan."Kamu yakin nggak mau ngomong sama Bu Tini lagi?"

Galaksi menggeleng pelan."Ini masalah kita. Aku nggak mau ngelibatin orang lain, apalagi ini di acara sekolah."

Nathan, yang sejak awal berusaha menjaga ketenangan, mulai merasa tegang juga."Mereka nggak bakal berhenti. Kalau kita terus bertahan tanpa bales, mereka bakal ngira kita pengecut."

Delon menambahkan."Gue setuju sama Nathan. Kita nggak boleh diem aja. Tapi kalau kita langsung serang mereka, kita bakal jadi masalah besar di mata guru-guru."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR GALAKSI [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang