68. BERMAIN SEPEDA.

221 10 0
                                    

68. BERMAIN SEPEDA.

G.A.L.A.K.S.I.

-tuhan aku mencintai dia, tolong beri aku hidup lebih lama-

.
.

HAPPY READING!!

***

Setelah beberapa saat, mereka kembali ke markas. Malam semakin larut, dan anggota geng mulai berpencar untuk pulang ke rumah masing-masing. Galaksi dan Nathan pulang bersama, seperti biasa, naik motor masing-masing.

Di rumah, setelah mandi dan bersiap untuk tidur, Galaksi duduk di tepi tempat tidurnya, memikirkan semua yang terjadi hari ini. Pertemuan dengan Ilham, kekhawatiran Azura, dan tanggung jawab yang terus menghimpitnya sebagai ketua geng.

Nathan masuk ke kamar, menatap Galaksi yang terlihat tenggelam dalam pikirannya."Lo masih mikirin Ilham?"

Galaksi mengangguk pelan."Gue harus pastiin kita semua aman, Nat. Gue nggak bisa salah langkah."

Nathan duduk di sebelah Galaksi, menatapnya dengan serius."Gue ngerti lo bawa beban besar, Galak. Tapi inget, lo nggak sendirian. Kita semua di sini buat lo, gue di sini buat lo."

Galaksi tersenyum tipis, merasa sedikit lega mendengar kata-kata Nathan."Thanks, Nat. Gue tahu gue bisa ngandelin lo."

Malam ini, Galaksi akhirnya bisa tidur dengan sedikit lebih tenang. Meskipun konflik dengan Levator belum selesai, dia tahu bahwa dengan dukungan dari teman-temannya, dia bisa menghadapi apa pun yang akan datang.

***

Hari Minggu pagi, Galaksi tiba di depan rumah Azura dengan sepeda fixienya yang keren. Sambil tersenyum tipis, dia melambai ke arah Azura yang baru saja keluar dari pintu rumahnya."Ayo, cepet. Taman udah nungguin kita." ucap Galaksi dengan nada santai, tapi ada semangat di matanya.

Azura terkekeh pelan."Santai, Lak. Baru juga keluar." Dia lalu menaiki sepeda putih miliknya dan mulai mengayuh pelan mengikuti Galaksi yang sudah duluan melaju di jalanan."Tumben ngajak main sepeda, biasanya bawa motor ke mana-mana."

"Nggak selamanya harus kebut-kebutan, kan? Kadang perlu santai kayak gini." balas Galaksi sambil sesekali menoleh ke Azura, memastikan gadis itu tidak tertinggal di belakangnya.

Tiba di taman, mereka memilih tempat di bawah pohon rindang, lalu duduk berdua di bangku kayu sambil istirahat. Galaksi menatap langit, lalu berkata."Ternyata asik juga ya, sepeda bareng kamu."

Azura tersenyum."Ya, kapan lagi kamu ngajak yang santai gini?"

Setelah beberapa saat duduk diam menikmati suasana, Galaksi menoleh ke Azura."Eh, kamu inget nggak dulu pas kita kecil sering main di sini?" Dia tersenyum, nada suaranya lebih lembut dari biasanya.

Azura tertawa kecil."Iya, dulu kita ke sini bawa layangan. Tapi kamu nggak pernah bisa ngebuat layangan kamu terbang tinggi."

Galaksi mendengus pelan, tersenyum tipis."Iya, terus kamu yang sok-sokan ngajarin aku, padahal layangan kamu juga nyangkut di pohon."

Azura menjulurkan lidahnya sambil tersenyum."Setidaknya aku coba!"

Tiba-tiba Galaksi berdiri dan merentangkan tangannya."Gimana kalau kita balapan lagi? Siapa yang duluan sampai ke ujung taman."

Azura meliriknya dengan penuh semangat, matanya berbinar-binar."Deal, yang kalah harus traktir ice cream!"

"Nggak masalah. Siap kalah, Azura?"

DEAR GALAKSI [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang