34. PENANGKAPAN.

3.4K 99 9
                                    

34. PENANGKAPAN.

G.A.L.A.K.S.I.

-untuk segala kenangan indah yang sempat tinggal-

"Dia adalah alasan mengapa aku masih sendiri sampai saat ini." -Aldino Lengkara.

.
.

HAPPY READING!!

***

"Gue mau cuma kita anak-anak cowok yang gerak malem ini!" ucap Galaksi dengan tegas. Mereka sedang berada di atas rooftop Mandala dengan segala makanan dan minuman di atas meja.

Azura yang sedang mondar-mandir memikirkan apa rencana untuk menyelesaikan kasus Nathan langsung melihat ke arah Galaksi."Apa lo bilang? Anak-anak cowok doang? Nggak bisa gitu dong apa-apaan. Kita anak-anak cewek juga mau bantu kalian, nggak mungkin kita biarin kalian gerak bertujuh doang."

"Azura bener, kalian mau nyerahin nyawa kalian sendiri?!" tanya Diva yang tidak habis pikir dengan rencana yang dibuat oleh Galaksi.

"Gue setuju sama apa yang dibilang Galaksi, kita nggak mungkin biarin kalian buat ikut, apalagi kita tahu penjara bawah tanah sama rumah yang di tempatin sama Om Jordi sekarang itu bahaya buat kalian." timpal Alden.

"Terus maksud lo itu nggak bahaya buat kalian semua?!" tanya Olivia yang menatap mereka satu per satu.

"Udah, kalian semua bisa berhenti dulu nggak?!" teriak Aldino dengan tegas yang membuat mereka semua menatap ke arahnya."Kita nggak gerak sendiri, kita semua dibantu sama sepupunya Galaksi."

"Sepupunya Galaksi? Gue inget mukanya tapi gue lupa namanya siapa, ya." ucap Sasya yang terlihat mengetuk kepalanya dengan jari telunjuk."Kak... Nic... Nic... Nicholas, iya Kak Nicholas."

"Nicholas? Anggota inti geng motor Vandero milik SMA Rajawali? Bener kan, Lak?" tanya Laskar yang menatap ke arah Galaksi.

Galaksi mengangguk."Iya bener, nggak cuma Nicholas yang bantu kita, tapi temen-temennya juga, termasuk ketua mereka yang namanya Langit."

"Kita juga bakal dibantu sama pihak kepolisian, jadi kalian tenang aja kita nggak bakal kenapa-napa." ucap Alden.

"Tapi--" ucap Azura yang terpotong oleh Galaksi.

"Nggak ada tapi-tapian, Ra. Buat kali ini aja nurut sama gue, kalian semua diem aja di rumah, biar kita yang gerak malem ini."

"Oke, tapi inget kalian semua harus hati-hati, kabarin kita kalau ada apa-apa."

"Iya, Ra."

Azura melamun memikirkan rencana mereka, apa mereka akan aman Azura tahu resiko apa yang bisa saja terjadi nanti malam kepada mereka semua. Apalagi dengan adanya teror yang datang setiap malam kepada Azura, gadis itu ingin ikut bukan hanya untuk membantu saja tapi juga menghindari teror yang akhir-akhir ini sering datang setiap malam kepadanya."Padahal gue pengin banget ikut mereka, gue takut kalau di rumah sendirian sekarang, teror itu sering dateng padahal biasanya jarang."

Melody yang melihat Azura melamun memegang tangan kanan gadis itu."Ra, kok bengong aja sih? Kenapa? Mending lo makan aja nih cemilannya."

Azura tersadar dari lamunannya lalu duduk di samping Melody."Iya, mana cemilannya gue minta." Gadis itu pun mengambil salah satu cemilan di atas meja.

Alden yang melihat ke arah gadis itu tampak sedikit curiga."Kenapa ya si Zura, apa dia ada masalah yang belum dia ceritain ke gue. Akhir-akhir ini dia suka banget diem, apa ada sesuatu, ya." batinnya.

DEAR GALAKSI [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang