Mulut Rosie terbuka lebar saat melihat banyaknya wahana di depan sana. Tawanya yang tanpa suara timbul ketika mendengar segerombolan orang berteriak saat menaiki wahana rollercoaster.
Tatapan Jisoo tak berpaling dari anak itu yang masih menatap kagum tempat ini. Apa Jennie tidak pernah mengajak adiknya ke tempat bermain seperti ini?
Jisoo sudah tahu jika Rosie adalah adik kandung dari Jennie,sahabatnya. Dia juga tahu kalau Jennie tidak menyukai adiknya itu. Hanya dua hal ini yang Rosie ceritakan padanya. Rosie sudah menaruh kepercayaan padanya,namun tidak utuh. Tidak apa-apa,semua butuh proses kata Jisoo. Dan dia akan berusaha mendapatkan kepercayaan Rosie secara utuh.
Ingatkan Jisoo untuk menceramahi sahabatnya itu. Jisoo tidak ingin Jennie menyesal dikemudian hari seperti halnya yang dirasakan Jisoo setahun yang lalu.
Gadis cantik itu menyentuh kepala Rosie yang kini terlihat seperti anak hilang. Rosie hanya diam di tempat,tapi kepalanya yang bergerak-gerak.
"Apa Rosie tidak pernah ke tempat seperti ini?"
Rosie menggeleng,bibirnya masih tertarik membentuk senyuman yang manis.
Jisoo terkikik geli,Rosie benar-benar menggemaskan."Nanti bibir kamu robek kalau senyum terus.."canda Jisoo.
Seketika wajah Rosie berubah datar,Jisoo panik. "Kakak bercanda Rosie. Kamu senyum aja tapi gak usah sering-sering nanti pipi kamu sakit"
Rosie kembali memperlihatkan deretan giginya,kembali memperhatikan sekitarnya lagi dan mengabaikan Jisoo.
Sedangkan Jisoo hanyut dalam lamunannya. Melihat Rosie,ia jadi teringat dengan sang adik yang keberadaan nya jauh di sana. Jisoo menatap langit biru,menghalau air mata yang mendesak ingin keluar. Rindunya terlalu besar pada adiknya yang seumuran dengan Rosie.
'Kamu apa kabar? Kamu baik-baik ya di sana. Kakak kangen' batin Jisoo perih.
Jika obat rindu adalah bertemu,lalu bagaimana jika merindukan orang yang sudah tiada?
~
Jisoo merasakan seseorang sedang menarik-narik ujung bajunya. Gadis itu buru-buru mengusap air mata yang lolos jatuh ke pipi.
{ kenapa? }
Jisoo tersenyum singkat. "No what-what. Jadi main yang mana dulu nih?" Ujar Jisoo mengalihkan.
Rosie menatap dalam mata Jisoo. Gadis itu memalingkan wajahnya,Jisoo bisa menangis jika di tatap seperti itu.Rosie meminta Jisoo untuk merendahkan tubuhnya. Jisoo melakukannya tanpa protes.
Cupp
Sebuah kecupan di pipi yang Rosie hadiahkan untuk gadis cantik itu. Jisoo terhenyak,lalu ia menunjuk pipi kanannya untuk dicium juga. Mata Rosie terpejam kemudian menggeleng;menolak.
Jisoo yang tadinya membungkuk,kini kembali berdiri tegak dengan bibir yang manyun.
"Kenapa?"
{ bayar }
Jisoo berdecak. "Jadi maunya naik yang mana dulu?" Ucap Jisoo,nadanya gak enak. Ia sedikit kesal rupanya.
Rosie menunjuk pada wahana kereta yang berbentuk ulat. Jisoo nganga gak percaya.
"Tornado?" tanya nya memastikan.
{ aku tidak tahu namanya,tapi iya itu }
Jisoo menelan Saliva nya kasar saat mendengar orang-orang yang menaiki wahana itu menjerit histeris.
Wahana Tornado; dimana penumpang akan duduk di atas kursi yang nantinya akan terbalik ke bawah. Para penumpang yang duduk berjejer dan saling membelakangi akan di jungkir balikkan di atas udara.
"Yang lain aja ya. Istana boneka mungkin atau biang lala"
Rosie mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk,tak lama ia menunjuk wahana hysteria. Jisoo mencak-mencak,mengapa anak ini suka sekali dengan wahana ekstrim?
Pada akhirnya mereka berdua memilih wahana Tornado. Sebelum pengaman dipasangkan ke tubuh mereka,Jisoo menyatukan tangannya berdoa pada tuhan agar dia nantinya bisa kembali dengan utuh tanpa kurang apapun.
Rosie heran melihatnya. Apa Jisoo se takut itu?
"Ngapain liat-liat? Berdoa buruan" maaf,Jisoo masih kesal.
Kereta mulai bergerak berputar,semakin lama semakin kencang.
"BERHENTI!! AKU BELUM MENIKAH!! TOLONG HENTIKAN INI....!!"
"KEPALA KU PUSING!! AKU MUNTAH,AKU MUNTAH!!
"WOY GONRONG,BERHENTI GAK? KENAPA MALAH MAKIN KENCENG?" Jisoo meneriaki petugas berambut panjang yang ada dibawah sana.
"HUWAAA AKU MASIH MUDA..AKU MAU MENIKAH...MAU PUNYA ANAK..BELUM MAU MATI TUHAN!!!!"
Berbeda dengan Jisoo yang berteriak kesetanan,Rosie justru terlihat tenang dengan mata yang tertutup.
'Apa begini rasanya jika aku melompat dari ketinggian?' batin nya.
**
Jennie sedang menikmati secangkir teh di balkon kamarnya. Matanya tertutup otomatis saat angin menerpa wajahnya.
Matanya kembali terbuka ketika mendengar derap langkah kaki jalan mendekat.
Seseorang memeluk lehernya dari belakang,dari parfum nya Jennie udah tahu siapa.Jennie berdiri dan bersandar pada pembatas balkon. "Kenapa semalem gak pulang?"
Yerim gigit bibir bawahnya was-was. "Nginep di rumah temen,kak Jen. Semalam kan hujan,aku takut pulang. Jadi aku nginep aja,lagian aku kan masih kangen sama temen-temen aku karena udah lama gak ketemu"
"Kamu punya ponsel kan? Kalau gak guna mending kamu buang aja."
"Kalau kamu gak pulang,seenggaknya kamu ngabarin lah. Kamu gak tahu gimana paniknya aku saat kamu gak pulang semalem. Jangan bikin kakak khawatir Yerim,bisa?" lanjut Jennie.
Yerim nunjukin wajah bersalahnya. "Semalem aku mau ngabarin,tapi ponsel aku tiba-tiba ngelag,aku emosi jadi aku banting. Maaf kak Jennie,janji gak gitu lagi"
Jennie menghela nafas panjang,sembari menyisir rambutnya ke belakang dengan jari.
"Kamu tahu kan salah kamu di mana?"
Yerim ngangguk doang,bibir bawahnya maju. Jennie meraih tubuh adiknya lalu mengusap punggungnya sayang.
"Lain kali jangan gitu lagi,kakak takut terjadi sesuatu sama kamu. Cuma kamu yang kakak punya" Yerim lagi-lagi mengangguk,terlihat seperti adik yang penurut bukan?
Pelukan mereka terlepas. "Sana gih mandi,terus kita jalan-jalan sekalian beli ponsel kamu yang baru" Ujar Jennie yang mendapat pekikan senang dari adiknya.
Yerim mencium pipi Jennie dan berlari keluar.
Jennie berbalik memegang erat pembatas balkon kemudian mendongak menatap langit.
"Tuhan,Kalau setibanya nanti ada dosaku yang teramat besar. Tolong jangan tegur aku lewat kehilangan seseorang" gumam gadis itu.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
General Fiction...... Terlahir sempurna adalah keinginannya. Namun Ini bukan pilihan,takdirlah yang bermain. Lantas,Bagaimana nasib seorang adik yang terlahir tidak sesuai dengan ekspektasi sang kakak,_Sempurna. Ini tentang seorang adik perempuan yang sedang menye...