Waktu

1.7K 273 17
                                    










Jisoo menuntun tubuh basah Rosie yang terbalut handuk ke luar kamar mandi.

Rosie duduk di sisi kasur,sedangkan Jisoo beralih ke lemari mengambil pakaian untuk nya.

Rosie hanya diam ketika Jisoo menggantikan pakaian nya. Jisoo sangat berhati-hati melakukannya,takut kena luka Rosie.






Hanya keheningan yang terjadi. Rosie duduk bersandar pada headboard kasur,bagian pinggang ke bawah tertutupi selimut. Sedangkan Jisoo duduk ditepi kasur menghadap ke jendela.

Perhatian Rosie tertuju pada plester elastis yang menghiasi kening Jisoo,Rosie baru menyadarinya.

Ia menyibak selimutnya dan merangkak mendekati gadis itu. Jisoo yang tengah melamun tersentak saat merasa seseorang meraba keningnya. Jisoo menoleh,mendapati Rosie menatap keningnya intens. Rosie kembali duduk.

{ Itu kenapa? }

Jisoo menunjuk keningnya dan dibalas anggukan oleh Rosie.

"Di cipok setan" balas Jisoo asal.

Alis Rosie terangkat mendengar jawaban gadis itu. Emang iya?

"Terus yang ini di tonjok orang gila" Ujar Jisoo menunjuk pipi lebamnya yang terlihat sedikit bengkak.

Tangan mungil Rosie terangkat mengusap lembut pipi kiri Jisoo.

{ Apa ini sakit? }

Jisoo ngangguk kek bocah. Bibir bawahnya maju,Rosie tersenyum geli melihat ekspresi Jisoo saat ini.

Cup

Rosie memberikan kecupan singkat pada kening Jisoo. Senyum Jisoo merekah,"ini juga" Ujarnya menunjuk pipinya.

Cup

Rosie juga memberikan kecupan pada pipi kiri Jisoo. Seakan belum puas sampai di situ,jisoo kembali menunjuk pipi yang satunya untuk dicium tapi di tolak mentah-mentah oleh Rosie.

{ Itu tidak luka }

"Ini juga luka kok,cuma gak keliatan aja" Jisoo masih berusaha.

Rosie tetap tidak mau,Jisoo kembali memperlihatkan bibir manyun nya.

{ Sana kakak pulang,aku mau tidur }

"Ngusir nih ceritanya?"

{ Bukan begitu,tapi ini sudah malam. Kakak harus istirahat,besok kuliah }

Jisoo menghela nafas samar,menatap Rosie yang sekarang dalam posisi memunggunginya. Jisoo menggigit bibir bagian dalamnya,ia masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Rosie beberapa jam yang lalu.

Tapi sepertinya anak itu tidak ingin bercerita,dan Jisoo tidak punya hak untuk memaksa.

**

Yerim Menonton TV di kamarnya sembari menikmati secangkir teh hangat dan juga biskuit. Mata nya terlihat fokus ke arah TV,tapi pikirannya bercabang kemana-mana. Ia nampak berpikir,bagaimana cara untuk membuat Rosie semakin di benci oleh semua orang termasuk Jennie.

Yerim tidak ingin kecolongan lagi. Bagaimana pun Jennie dan Rosie saudara sedarah yang pasti keduanya memiliki ikatan batin yang kuat. Yerim harus melakukan sesuatu untuk menjauh kan keduanya.

Senyum misterius tercipta di wajahnya,kala mendapatkan rencana yang sangat menarik. Yerim yakin ini akan berhasil walau harus mengorbankan dirinya.

~~

Jennie menekan knop pintu sebuah ruangan. Ia menahan sesak di dada ketika aroma lavender memasuki indra penciumannya.

Setelah sekian lamanya,ia baru memiliki keberanian masuk ke kamar ini;kamar milik kedua orang tuanya.

Jennie menggenggam kuat knop pintu yang belum ia lepas,matanya yang sedari tadi terpejam kini terbuka perlahan. Netra nya langsung tertuju pada pigura kedua orang tuanya yang terpajang di dinding sana.

Air mata Jennie luruh tanpa perintah. Dadanya sesak bukan main. Ia merindukan keduanya,sangat rindu.

Jennie berusaha mengontrol dirinya,ia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Saat pernafasannya mulai stabil,Jennie melangkah mendekati pigura itu.

"Ma,Pa..kalian apa kabar? Maaf,Jennie membutuhkan waktu yang lama untuk masuk ke sini setelah kalian pergi"

"Kalian pergi terlalu cepat,aku belum sanggup menanggung semuanya sendiri"

"Aku membutuhkan kalian. Jennie dan Yerim membutuhkan kalian" Jennie gigit bibir nya kuat-kuat hingga sedikit berdarah,ia bisa merasakan rasa amis di lidah nya

"Aku belum bisa menerima kehadirannya Ma,Pa.." wajah Rosie terlintas di benaknya.

"Ini sulit. Aku butuh waktu."

"Mungkin aku bisa menerimanya,tapi bukan sekarang. Rasa sayang itu belum ada,bahkan mungkin tidak akan pernah ada"

"Aku berusaha menerima kehadirannya,tapi aku juga tidak bisa berbohong jika aku tidak menyukainya" lanjut Jennie.








Kau hanya belum melihat ke arahnya,Jennie. Jika kau sudah menyadarinya nanti,kau akan mengerti bahwa kehadiran Rosie sangat berharga di hidupmu.

Dan saat itu tiba,kau akan diibaratkan seperti anak sekolah yang masuk jam 7,datang jam 8__























TERLAMBAT.








TBC...




Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang