"Ngapain kalian ke sini?"
Bibir kiri atas Jisoo terangkat,ia menatap sinis ke Yerim yang juga menatapnya tidak suka.
Sedangkan Rosie memilih untuk menyimpan parsel buah yang dibawanya di nakas.
"Kenapa emang? Takut ya drama nya ke bongkar?" tutur Jisoo,wajah ngeledek nya bikin Yerim naik darah.
"Kemana Jennie?"
"Gak tau!"
"Cih,,aku penasaran melihat reaksi Jennie kalau dia tahu adik pungut nya ini adalah pembohong besar" Jisoo terkekeh, memalingkan wajahnya. Setelahnya Jisoo meringis tidak terima ketika Rosie mencubit lengannya.
Rosie menatap Jisoo dengan tatapan memelas;jangan mulai,itu yang Jisoo tangkap dari tatapan Rosie.
Jisoo mendengus,dia juga malas sebenarnya berhadapan dengan Yerim tapi setiap melihat wajahnya,bawaannya pengen nyenggol aja.
Hadirnya Jisoo disini juga karena paksaan dari Rosie. Jadi awalnya gini,Rosie menghubungi Jisoo untuk menemaninya ke suatu tempat,Jisoo seneng dong kan jarang-jarang Rosie mengajaknya keluar. Awalnya Jisoo heran melihat Rosie bawa buah;nih anak mau kemana,pikir Jisoo.
Jisoo juga gak nanya,dia cuma anteng aja bawa mobil nganter Rosie ke tujuannya. Pas sampai rumah sakit Jisoo nanya ke Rosie,ngapain mereka ke rumah sakit dan Rosie menjawab ingin menjenguk Yerim.
Rasanya Jisoo pengen putar balik deh,ngapain jenguk orang bodoh yang mencelakai dirinya sendiri hanya untuk mendapatkan perhatian yang sudah ia miliki.
Berakhir dengan Jisoo ngambek ke Rosie,tapi tetep aja di temenin. Takut aja kalau Jennie atau Yerim ngapa-ngapain Rosie.
Melihat kondisi Yerim yang terlihat sudah membaik,membuat Rosie bernafas lega. Walaupun Yerim gak baik sama dia,Rosie akan tetap baik padanya;itulah ketulusan.
Rosie meletakkan selembar kertas di atas perut Yerim yang tertutup selimut.
Rosie melangkah keluar,Jisoo meliriknya sekilas lalu kembali melihat ke arah Yerim dengan senyum tipis yang terpatri di wajahnya.
'Mumpung gak ada Jennie' batin Jisoo.
Jisoo mendekat ke brankar,Yerim menatapnya penuh selidik.
"Akkhhhh...." jeritan Yerim memenuhi ruangan ketika Jisoo tiba-tiba menjambak rambutnya tanpa perasaan.
Jisoo tertawa puas,kemudian berlari keluar.
"Aku akan mengadukan mu pada kakak ku"teriak Yerim.
Jisoo berhenti di tengah-tengah pintu,ia berbalik sembari menjulurkan lidahnya ke Yerim.
"Jangan cepat sembuh ya parasit!"
"Dan yah,lain kali kalau mau nyelakain diri sendiri bilang aku aja nanti aku bantu. Aku akan membuatmu menghadap Tuhan lebih dulu" ujar Jisoo meninggalkan Yerim dengan mengejeknya.
Yerim menggerutu,giginya gemeretak,melampiaskan kekesalannya dengan memukul sisi kasur.
**
Jisoo menelusuri koridor mencari keberadaan Rosie. Jisoo khawatir, walaupun Jisoo masih merajuk pada anak itu.
"Rosie kemana ya? Cepat banget ngilang nya" gumam nya.
Jisoo kembali melanjutkan pencariannya,mungkin ia harus bertanya pada orang-orang yang ia temui. Mungkin dari mereka ada yang melihat Rosie.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
Ficção Geral...... Terlahir sempurna adalah keinginannya. Namun Ini bukan pilihan,takdirlah yang bermain. Lantas,Bagaimana nasib seorang adik yang terlahir tidak sesuai dengan ekspektasi sang kakak,_Sempurna. Ini tentang seorang adik perempuan yang sedang menye...