Rumah sakit

1.9K 290 76
                                    


Dibalik kesusahan,pasti ada kemudahan. Mudah menyerah misalnya.



~~~






Jennie duduk gelisah di kursi tunggu depan ruang ICU. Telapak tangannya yang gemetar tertaut,berdoa pada Tuhan untuk keselamatan Yerim.

Irene merangkul pundak sahabatnya,mencoba memberikan ketenangan ditengah situasi ini.

Pintu ruang ICU terbuka,menampilkan dokter pria dengan jubah putihnya.
Jennie berdiri dan menghampirinya,disusul oleh Irene.

Dokter Sun ho menghela nafas panjang lalu  melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Pasien mengalami cedera saraf tulang belakang. Saraf tulang belakang merupakan terusan dari otak yang membentang dari leher hingga ke tulang ekor. Saraf ini berperan penting pada proses pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Jika saraf ini rusak, akan terjadi gangguan pada beberapa fungsi tubuh, seperti hilangnya kemampuan untuk bergerak atau merasakan sesuatu."

"Beruntung tulang ekornya tidak mengalami cedera. Karena segala bentuk cedera pada tulang ekor dapat menyebabkan masalah serius,contohnya kelumpuhan. Dan pasien juga mengalami gegar otak ringan. Untuk sekarang,pasien harus membatasi aktivitas yang membuat kepala dan leher tersentak atau terdorong salama beberapa minggu. Ini penting untuk diperhatikan agar gegar otak yang di derita dapat segera pulih."

"Kami akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Guna untuk mengetahui apa ada kerusakan pada organ dalam" Ujar dokter menjelaskan panjang kali lebar.

"Setelah pemeriksaan tersebut,Pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan"

"Terlepas dari semua itu,tidak ada yang perlu di khawatirkan. Dia akan baik-baik saja,hanya membutuhkan waktu untuk pemulihan"

Dokter pria itu sedikit membungkuk,kemudian berlalu melewati kedua gadis itu dan di ikuti oleh dua perawat lainnya.


Jennie bersandar pada dinding sebelah pintu ruang ICU,tubuhnya merosot ke lantai. Ia merasa pundaknya lebih ringan dari yang tadi. Jennie benar-benar panik melihat kondisi Yerim sebelumnya. Sekarang ia bisa bernafas lega walau belum sepenuhnya.

"Jen,kamu gak perlu khawatir lagi. Yerim akan baik-baik saja" kata Irene.

"Tadi itu aku benar-benar takut,Rene. Bagaimana jika Yerim pergi? Bagaimana jika dia_"

Irene meraih tubuh sahabatnya,merengkuhnya dalam pelukan hangat.

"Udah yah,tenangin diri kamu. Dia baik-baik aja sekarang."


~


Jisoo dan Rosie tiba di Rumah Sakit. Mereka berdua di resepsionis,menanyakan letak ruang ICU. Irene sempat mengabari Jisoo jika Yerim masih berada di ruang ICU. Setelah petugas menjelaskan,Jisoo bergegas sembari menggandeng tangan Rosie.








Irene menoleh ketika mendengar derap kaki yang terdengar terburu-buru ke arahnya. Rosie menarik tangan Jisoo untuk segera menghampiri Irene dan Jennie.

{ Kak,bagaimana kondisi Yerim? }

Irene yang tidak mengerti maksud Rosie melirik ke Jisoo. "Gimana kondisi nya?"

"Cedera saraf tulang belakang. Gak ada yang perlu di khawatirkan" balas Irene.

Jisoo mengangguk paham.

'Netizen kecewa' batin Jisoo.

"Jisoo sudah di sini,aku akan pulang sebentar mengambil pakaian ganti untuk mu" ucap Irene yang mendapatkan anggukan dari Jennie. Irene beralih ke Jisoo,memberikan tepukan pelan pada pundak gadis itu. Jisoo mengangguk paham akan maksud dari sahabatnya;jaga Jennie.

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang