Kelopak mata itu terbuka perlahan,menatap langit-langit kamar sejenak lalu netra nya menelusuri kamar yang bernuansa putih. Matahari yang menyelinap lewat sela-sela jendela menandakan jika pagi telah menyambut.
Sebelah tangannya bergerak mengambil kain yang menempel di keningnya. Ia sudah merasa lebih baik sekarang.
Rosie merasakan genggaman pada telapak tangannya. Ia menoleh,dan alangkah terkejutnya ia melihat wajah damai Jennie yang masih terlelap menghadap ke arah nya. Rosie kembali melihat ke langit-langit,otak nya masih berusaha mencerna.
Ia mengambil nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Rosie takut jika ia hanya berhalusinasi melihat Jennie tidur di sampingnya. Ia kembali menoleh dengan pelan namun pasti. Dan yang dilihatnya masih sama,wajah damai Jennie.
'Apa dia salah kamar?' batin nya.
Rosie dengan polosnya menusuk-nusuk pipi Jennie. Ini nyata,pikir Rosie.
Tidak puas sampai disitu,kini Rosie mencubit pipi bulat Jennie membuat empunya berteriak.
"Aahhkkkk..."
Rosie buru-buru mengubah posisinya menjadi duduk. Jennie mengusap-usap pipinya yang sedikit memerah. Sebenarnya ketika Rosie menusuk pipinya tadi ia sudah bangun,namun Jennie penasaran apa yang akan di perbuat anak itu. Jennie tidak mengira jika Rosie akan mencubit pipinya,mana sakit lagi.
Jennie terduduk."kenapa di cubit?"
{ Gemes } . Rosie spontan.
"Hah?"
Rosie tersadar,Jennie kan gak bisa bahasa isyarat. Ia kemudian meraih bukunya di nakas dan menuliskan satu kata.
'Maaf'
Jennie tersenyum sangat tipis,bahkan Rosie pun tidak menyadarinya.'kerjain ah' batinnya.
"Pipi aku jadi ngilu jadinya karena kamu cubit. Sakit banget huhuhu.." drama Jennie di mulai.
Cup
Mata Jennie terbelalak mendapatkan kecupan dadakan di pipinya. Berbeda dengan Rosie yang sekarang terlihat panik. Ia merutuki dirinya karena reflek mencium Jennie,pasti Jennie akan memakinya setelah ini.
Rosie gigit jari melihat Jennie yang hanya diam,dengan mulut yang sedikit terbuka.
Rosie buru-buru memberikan klarifikasi,ia menulis kembali pada lembaran kertas di bukunya. Setelah selesai ia memberikannya lada Jennie.'Maaf,aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya spontan tadi,karena yang aku tahu kecupan bisa menyembuhkan rasa sakit'
Rosie kembali menulis pada kertas yang lain.
'Waktu pipi kak Jisoo sakit aku juga kasih kecupan,terus besoknya sembuh deh. Ajaib kan?'
Alis Jennie menukik setelah membacanya."Kamu pernah nyium Jisoo?"
Rosie dengan wajah polosnya mengangguk sebagai jawaban.
Wajah Jennie berubah masam,"di pipi aja kan tapi?"nada suaranya terdengar kesal entah kenapa.
Rosie menunjuk keningnya,Jennie turun dari ranjang.
"Tau ah"
Rosie terlonjak kaget ketika Jennie dengan bar bar nya menutup pintu kamar. Rosie mengelus-elus dadanya.
'Aku salah apa ya kak?' batinnya.
**
Jennie membuka pintu kamarnya tanpa menutupnya kembali,ada Yerim yang duduk santai di atas kasur. Kening Yerim berkerut ketika melihat wajah masam Jennie.
"Kakak kenapa?"
"Gak apa-apa."
Kaki Yerim yang tadinya memanjang,kini terlipat;duduk bersila.
"Semalam kak Jen kemana? Tega banget ninggalin aku sendirian di kamar."
"Ke kamar Rosie. Semalam dia sakit,jadi aku temenin" balas jennie yang berdiri di samping sisi kasur.
"terus ninggalin aku sendirian gitu? Dan gak biasanya kak Jennie peduli sama dia"
Jennie terdiam sejenak. Ia lupa mengecek suhu tubuh Rosie tadi,apa demamnya sudah turun atau belum. Tapi mengingat tentang kecupan,rasa kesalnya muncul lagi kepermukaan.
Tangan jennie terangkat mengusap pucuk kepala Yerim,ia merasa bersalah karena meninggalkan adiknya sendirian semalam.
"Aku...cuma kasihan aja sama dia. Hanya itu!"
Bibir Yerim cemberut,matanya tertuju pada Rosie yang berdiri di tengah pintu yang tidak tertutup. Ia kembali fokus ke Jennie yang memunggungi pintu.
"Kakak lebih sayang aku atau Rosie?"
"Kamu sudah tahu jawabannya Yerim."
"Aku mau dengar langsung dari mulut kak Jen" pintanya,sesekali melirik ke arah Rosie .
"Kakak lebih sayang sama kamu Yerim. Seharusnya kamu sudah tahu itu,semalam kakak hanya kasihan pada Rosie...yah hanya kasihan" ujar Jennie,ada keraguan dalam kalimatnya. Jennie hanya ingin Yerim tahu jika Jennie sangat menyayangi nya dan tidak perlu menanyakan perihal itu lagi.
Yerim berdiri,lalu memeluk Jennie erat yang tentunya dibalas dengan baik oleh gadis itu.
Yerim tersenyum miring pada Rosie di sana.
Sedangkan Rosie menggenggam kuat ikat rambut milik Jennie. Ia berencana mengembalikan benda yang di temukan nya di kasur itu pada Jennie. Tapi ia malah mendengar kalimat yang menyayat hatinya. Apa yang kamu harapkan Rosie?Rosie menyimpan ikat rambut itu di lantai dan pergi begitu saja,hatinya terluka untuk yang kesekian kalinya dari orang yang sama.
**
Hari ini mereka akan kembali,meninggalkan Jeju. Sebelum ke bandara,mereka berlima sarapan terlebih dahulu. Hanya ada keheningan di meja makan,semuanya menyantap makanan mereka dengan lahap kecuali Rosie yang sedari tadi hanya mengaduk bubur di mangkuknya.
Jisoo dan Jennie kompak memberikan daging di mangkuk Rosie yang membuat kedua gadis itu saling melempar tatapan sengit.
Rosie menjauhkan mangkuk itu dari hadapannya. Ia berdiri dan meninggalkan meja makan tanpa makan sedikit pun.
Jisoo,Jennie dan irene memandanginya dengan tatapan bingung penuh tanya,ada apa dengan nya?
Sedangkan Yerim menikmati makanannya dengan senyum yang terpatri di wajah nya. Ia jelas tahu alasan Rosie seperti itu.
Ponsel Jennie berbunyi,ia mengecek grup angkatannya. Jennie hampir lupa jika lusa ia akan mengadakan pesta di kediamannya. Jennie merutuki dirinya,dia yang punya acara dia juga yang lupa.
Jennie meraih gelas yang berisikan air putih di depannya lalu meneguknya hingga tandas. Setelah itu fokusnya tertuju pada Irene dan Jisoo.
Jemari Jennie tertaut di atas meja."Lusa,aku bakal ngadain party di rumah. Dateng ya!"
"Hampir semua anak kampus sih yang aku undang" lanjutnya.
Irene bersorak."woah party coy...tenang aja Jen,kita pasti dateng"
"Jisoo?" Jennie beralih pada Jisoo yang belum merespon.
Jisoo yang tadinya sedang minum,kini menaruh gelasnya kembali.
"Aku di undang?"
"Menurut anda nyonya?" Irene kesal,maafkan.
"Liat nanti deh" ucap Jisoo kemudian meninggalkan meja makan.
Jennie mengusap wajahnya kasar. Sampai kapan Jisoo bersikap kekanakan seperti ini?
'Pesta? hmmm aku suka pesta. Dan Rosie,kamu akan menyukai hadiah ku nanti' batin seseorang.
TBC...
Konflik? Soon!
Siapkan hati dan pikiran. Jangan semangat dan tetap putus asa.
Btw kalau kakak cewek marah,gila omongan nya ngalahin ibu tiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
General Fiction...... Terlahir sempurna adalah keinginannya. Namun Ini bukan pilihan,takdirlah yang bermain. Lantas,Bagaimana nasib seorang adik yang terlahir tidak sesuai dengan ekspektasi sang kakak,_Sempurna. Ini tentang seorang adik perempuan yang sedang menye...