Yerim

2.3K 265 35
                                    






Rosie menggeliat dari tidurnya. Kelopak matanya terbuka perlahan,bersiap untuk bangun.

Ia ingin merubah posisinya jadi duduk,namun ia lebih dulu meringis ketika menggerakkan tangannya.

Rosie menarik lengan piyamanya. Goresan semalam kini memerah,darahnya sudah mengering. Ia menekan lengannya,bermaksud untuk mengurangi rasa ngilu yang dirasakannya.

Rosie tidak pernah mengambil tindakan untuk mengobati lukanya itu. Ini pilihannya,melukai dirinya sendiri.  Jadi Rosie berpikir untuk apa mengobatinya jika dia sendirilah menciptakan luka itu.

Ia menyingkap selimut yang membalut tubuhnya,melangkah kearah jendela dan membuka tirai. Ini masih terlalu pagi untuk bangun,tapi Rosie memiliki aktivitas rutin yang mengharuskannya bangun pagi sebelum kakaknya.

*

Rosie menuruni anak tangga satu persatu,sembari memperhatikan keadaan di lantai bawah. Di pengamatannya,Rosie tidak menemukan siapa-siapa. Ia kemudian mengendap-ngendap ke dapur,Rosie mengintip dari balik tembok. Dia tersenyum saat melihat semua pelayan berada di dapur,oke saatnya beraksi.

"Rosie,mau kemana?"

Anak itu berbalik,melihat bibi Ahn dengan pel di tangannya.

Rosie nampak berpikir,lalu tak lama ia menunjuk keluar jendela yang memperlihatkan berbagai macam tanaman di sana.

"Nyiram tanaman?"

Rosie tersenyum angguk. Bibi Ahn ikut tersenyum di buat nya.

"Yasudah,jangan main air ya. Nanti Rosie sakit"

Tanpa menjawab Rosie berlari keluar,membuat bibi Ahn menatapnya heran.



Rosie memperhatikan paman Jeff,pria yang bertugas menjaga keamanan tengah berbincang dengan pria berseragam hitam lainnya. Di sini Rosie kembali harus mengendap-ngendap keluar dari area mansion. Rosie bisa saja meminta paman Jeff untuk menemaninya keluar,tapi takut. Lagipula Rosie lebih suka bepergian sendiri tanpa di awasi.

Pada akhirnya ia berhasil keluar dari gerbang yang tingginya bukan main.

Paman Jeff menyadari jika anak itu pergi lagi,ia hanya pura-pura tidak tahu. Ia heran dengan majikannya yang satu itu,ia selalu berlagak seperti bukan pemilik rumah. Keluar diam-diam,padahal dia bisa keluar masuk kapan saja yang dia mau.

Rosie lebih suka kemana-mana sendiri dengan berjalan kaki. Berbeda dengan Jennie yang memanfaatkan dengan baik koleksi mobil mewah ayahnya.

Rosie bisa saja meminta salah satu dari pria berseragam hitam itu untuk mengantarnya kemanapun menggunakan mobil mewah mendiang ayahnya,tapi dia tidak.

Mungkin dia lupa jika ayahnya memiliki banyak koleksi mobil mewah yang berjejer rapi di garasi yang tentunya sekarang adalah milik anak itu juga.

**

Sepasang kaki mungil menuruni pesawat yang baru saja landas. Gadis itu membuka kacamata hitamnya,memejamkan mata lalu menghirup udara kota kelahirannya.

Setelah tiga tahun menuntut ilmu di negri orang;california,akhirnya ia bisa pulang. Dia mendapatkan libur selama sebulan,maka dari itu ia memilih untuk kembali ke negaranya.

Dia tidak sabar melihat ekspresi terkejut kakaknya melihatnya pulang tanpa memberi kabar.

"Aku yakin kakak akan senang melihatku pulang" gumamnya.

**

Rosie menekan knop pintu kamar Jennie dengan sangat amat pelan. Kepalanya menyembul,melihat kakaknya masih terbalut selimut _Rosie menghembuskan nafasnya lega.

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang