Merenggang

1.8K 274 26
                                    







"Yerim...!! Kim Yerim!!!"


Suara Jisoo menggema di ruang utama Mansion. Rahangnya mengeras,tatapannya tajam. Ia terlihat seperti ingin membunuh seseorang saat ini.

Hentakan kaki terdengar buru-buru menuruni tangga.

"Gak sopan banget kamu teriak-teriak di rumah orang" Ujar Jennie yang berdiri di anak tangga terakhir. Jennie sedikit terkejut melihat tulang pipi Jisoo yang terlihat lebam,dan juga plester elastis yang menempel di kening gadis itu.

Jisoo meludahi lantai. Jennie terperangah,apa-apaan gadis ini?

"Aku tidak punya urusan denganmu. Panggil ANAK PUNGUT itu sekarang!! Akan ku beri pelajaran yang tidak akan pernah dia lupa."



Phaakkk


Wajah Jisoo berpaling saat Jennie menampar pipinya begitu keras. Pahatan sempurna itu memerah karena ulah tangan sahabatnya.

"Tutup mulut mu!! Kau pikir kau siapa mengatai adik ku seperti itu!!" wajah Jennie ikutan memerah. Bukan tamparan tapi karena amarah.

Baru Jisoo ingin membalas,namun suara seseorang mengambil atensi nya.

"Kak Jen,ada apa?" Yerim ikut bergabung.

Jisoo menggeser tubuh Jennie yang menghalanginya. Ia mendekati Yerim dengan wajah angkuh nya.

Phaakkk

Tubuh Yerim jatuh kelantai saat ia mendapatkan tamparan tak terduga dari Jisoo.

"Kim Jisoo-"

"Diam di situ,Jennie." gadis itu tersentak ketika Jisoo berbalik membentaknya.

"Apa kau tahu jika BENALU ini menyuruh preman untuk mencelakai ku?"

Sedangkan sang pelaku kini gelisah,matanya mengarah kemana-mana. Bagaimana Jisoo bisa tahu jika dia yang melakukannya?

Jisoo tersenyum sinis melihat respon Yerim. Jennie reflek melihat kearah Yerim,dengan tatapan penuh tanya.

Yerim mendekati Jennie dan menggenggam kedua tangan gadis bermata kucing tersebut.

"Itu tidak benar,kak. Aku tidak mungkin sampai hati melakukan hal buruk seperti itu,terlebih lagi pada kak Jisoo,sahabat kak Jennie"

"Aku tahu jika kak Jisoo tidak menyukaiku,tapi apa harus sampai menuduhku seperti ini?

Jisoo menatap anak itu dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan jijik. Lihat sekarang,dengan tatapan sok polosnya itu membuat Jisoo ingin muntah.



"Apa kau punya bukti?" tanya Jennie yang sekarang beralih ke Jisoo.

"Tidak_maksudku belum. Aku belum mendapatkan bukti itu"

"Kau tidak akan pernah mendapatkan bukti apapun karena memang bukan Yerim yang melakukannya." kekeh Jennie.

"Jisoo dengar;Aku tahu jika kau tidak menyukai Yerim,aku diam saat kau mengatainya yang tidak-tidak. Kau sahabatku,tapi ini sudah keterlaluan Jisoo. Kau menuduhkan sesuatu yang sama sekali tidak di perbuat adikku"

Jisoo menghela nafas panjang,ia tidak bisa berdebat dengan Jennie sekarang karena memang ia tidak mempunyai bukti.

Jisoo melirik Yerim yang tersenyum mengejek dan penuh kemenangan di sana. Dirinya berusaha menahan diri untuk tidak merusak wajah anjing ke sayangan Jennie itu.

"Aku akan mendapatkan buktinya untukmu. Dan suatu saat kau akan sadar,jika dia tidak sebaik yang kau kira Jennie"







"Aku mau bertemu Rosie" lanjut Jisoo kemudian meninggalkan keduanya.

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang