Tanpa syarat

2.2K 311 91
                                    







"Di mana Rosie?"

Kalimat itulah yang keluar dari mulut Jisoo sesaat setelah ia sampai di depan ruang ICU.

"Apa yang terjadi?"

Jisoo menarik kasar lengan Jennie,yang tidak berani menatapnya. Jisoo yang tadinya dalam perjalanan pulang,seketika putar haluan ke rumah sakit setelah Jennie menelponnya. Memberitahukan jika Rosie dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka tusuk. Jisoo awalnya tidak percaya karena ia baru saja bertemu Rosie beberapa saat yang lalu,kemudian ia mendapatkan kabar Rosie masuk rumah sakit. Ini terlalu tiba-tiba.

"A..aku juga tidak tahu. Aku berada di ruang tengah,mengerjakan tugasku. Lalu aku mendengar teriakan bibi Ahn dari lantai atas."

Jennie membalas tatapan Jisoo. "Aku tidak tahu apa yang terjadi Jisoo. Aku benar-benar tidak tahu"asih terbayang dibenak Jennie,tubuh Rosie yang tergelatak bersimbah darah.

Jisoo melepaskan lengan Jennie,ia berbalik memijit keningnya. Apa lagi ini Tuhan?

Gadis itu bersandar pada dinding sebelah pintu ruang ICU. Kedua telapak tangannya menyatu,memohon pada sang pencipta untuk Rosie.




Pintu ruang ICU terbuka,menampilkan seorang dokter pria dan juga satu perawat wanita lainnya. Jisoo dan Jennie terperanjat,buru-buru menghampirinya.

"Bagaimana adik saya,Dokter?" tanya Jisoo dan Jennie bersamaan. Mereka berdua saling melirik satu sama lain,kemudian kembali fokus pada dokter yang menangani Rosie.

Dokter itu membuka maskernya dan menatap keduanya bergantian.

Ia tersenyum. "Adik kalian baik-baik saja. Tidak ada yang serius. Tusukan itu tidak sampai mengenai organ penting di dalam tubuhnya. Lukanya tidak terlalu dalam dan beruntung pasien lebih cepat dibawah ke sini,jadi kami menanganinya lebih cepat" ujar dokter menjelaskan.

"Apa kau yakin dia baik-baik saja?" tanya Jisoo ragu.

"Iya,saya bisa pastikan itu. Walaupun ia kehilangan darah lumayan banyak,tapi kalian tidak perlu khawatir karena kami memiliki stok darah yang sama. Jadi tidak ada yang perlu kalian cemaskan" tutur si Dokter.

Terdengar helaan nafas lega dari Jisoo,ia benar-benar panik tadi. Bahkan diperjalanan tadi ia sempat menerobos Traffic light. Bersyukur saja dia masih utuh sampai ditujuan.

"Awas saja jika kau berbohong! Mengatakan baik-baik saja tapi nyatanya berbeda. Aku akan menjadi Dokter beda dadakan buat mu" celetuk Jisoo yang membuat Dokter itu terkikik pelan.

"Kau bisa memegang kata-kata ku,Nona!"

"Kalau begitu aku mau masuk!" Jisoo hendak meraih gagang pintu namun perawat wanita itu menghalanginya.

"Maaf,Nona. Anda tidak boleh masuk. Pasien akan dipindahkan terlebih dahulu ke ruang rawat inap,nanti Anda bisa menemuinya di sana" tuturnya. Jisoo mencebikkan lidahnya kesal.

"Kalau begitu saya permisi" Dokter pria itu pergi diikuti oleh asistennya.


~

"Mau kemana?" tanya Jisoo ketika Jennie beranjak dari tempat duduk.

"Pulang!"

Jisoo ikut berdiri. "Dan meninggalkan adik mu sendirian begitu?"

"Kau kan ada,jadi aku tidak perlu lagi ada di sini"

"Iya,aku akan menemaninya. Tapi kau sebagai kakak kandungnya juga diperlukan di sini. Rosie pasti membutuhkan mu!!"

"Omong kosong!! Iya memang aku kakak kandungnya,tapi kenyataannya dia lebih sayang padamu dibandingkan denganku. Jadi berhenti memintaku untuk tetap tinggal karena aku sudah muak dengan kalian berdua!!" setelah mengatakan itu,Jennie melangkah pergi meninggalkan Jisoo yang menatapnya speechless.



Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang