Rosie menengadahkan telapak tangannya ketika merasakan rintik hujan mulai turun mengenai permukaan kulit wajahnya. Berbeda dengan Jisoo yang langsung lari berlindung di teras Villa.
Hujan mulai turun dengan derasnya,Rosie masih belum beranjak. Jisoo bergegas menariknya untuk berteduh,tapi siapa sangka justru Rosie lah yang menarik Jisoo ke tengah-tengah halaman.
"Astaga,Rosie!" pekik Jisoo.
Rosie mengayun-ayunkan lengan Jisoo,meminta untuk mengikutinya menari. Melihat raut wajah bahagia Rosie,Jisoo mau tak mau mengikutinya.
Mereka menari,berdansa dengan tawa yang lepas. Jisoo yang tadinya ragu,kini malah dia yang paling bersemangat. Saking semangatnya Jisoo sampai terpeleset dan terjatuh sehingga membuat Rosie tertawa sampai melompat-lompat,ia juga bertepuk tangan saking bahagianya.
Wajah Jisoo cemberut melihat respon Rosie,bukan membantunya anak itu malah tertawa ngakak di sana.
Tapi Jisoo senang bisa melihat Rosie tertawa lepas,ia harap kedepannya ia akan sering melihat pemandangan seperti ini.
Sedangkan di teras sana,Jennie berdiri dengan tangan yang terkepal kuat melihat kedua orang di sana tertawa bahagia. Niatnya ke dapur ia urungkan ketika melihat kedua orang itu sedang bermain hujan.
"Apa-apaan sih Jisoo. Sejak kapan dia jadi seakrab ini sama Rosie?" Jennie bergumam.
"Rosie juga,bisa-bisa nya dia langsung akrab dengan orang asing" Jennie menggerutu.
Jennie mendengus kesal ketika melihat Rosie dan Jisoo saling kejar-kejaran dan berakhir dengan berpelukan.
'Mengapa aku sangat tidak suka melihatnya' batin Jennie.
**
Sore ini mereka akan berkunjung ke Pantai Hamdeok. Jarak yang harus di tempuh dari Villa ke pantai tersebut sekitar 45 menit.
Mereka hanya berempat,Yerim tidak ikut dikarenakan dia phobia laut. Ada kebahagiaan tersendiri bagi Jisoo karena anak itu tidak ikut,Jisoo sangat risih dengan kehadirannya;sungguh.
Selama perjalanan,Rosie terus menemplok pada kaca jendela mobil. Jisoo cuma bisa geleng-geleng pala.
Setelah sampai di tempat tujuan,Jennie langsung berlari keluar mobil menuju pantai. Jika Rosie sangat menyukai langit,maka Jennie sangat menyukai laut.
Jennie merentangkan tangan nya,membiarkan angin laut menerpa wajahnya. Bibirnya tertarik membentuk senyuman indah ketika melihat ombak seakan-akan menyambutnya.
"Gak sabaran banget sih,Jen" Ujar Irene yang sekarang berdiri tepat disampingnya.
Disusul Jisoo dan Rosie di belakang.Jennie tidak menjawab,ia malah berlari ke tengah dan mencipratkan air ke Irene yang tentunya Jisoo dan Rosie juga kena.
"Woy!!" khodamnya Irene keluar. Jennie ngakak dan kembali melakukannya. Rosie sedikit menjauh,Irene menarik Jisoo untuk ikut membalas Jennie. Dan akhirnya perang air tak dapat dihindari. Jisoo dan Jennie saling membalas satu sama lain diiringi canda tawa,seakan lupa jika mereka sedang perang dingin.
Rosie yang berada beberapa meter dari mereka,tersenyum melihat wajah bahagia sang kakak. Rosie ikut tertawa ketika melihat Jisoo dan Jennie kompak menjahili Irene dengan menceburkan kepala gadis itu ke air.
'Jangan merebut tawa mereka,Tuhan. Aku suka melihatnya' batinnya.
**
Hampir 3 jam mereka bermain di pantai,sampai lupa untuk mengisi perut mereka yang kini tengah keroncongan. Jisoo duduk di tepi pantai membiarkan celananya yang basah,kotor. Nafasnya terengah-engah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
General Fiction...... Terlahir sempurna adalah keinginannya. Namun Ini bukan pilihan,takdirlah yang bermain. Lantas,Bagaimana nasib seorang adik yang terlahir tidak sesuai dengan ekspektasi sang kakak,_Sempurna. Ini tentang seorang adik perempuan yang sedang menye...