'Jika orang melihat bintang setiap malam,mereka akan hidup dengan sangat berbeda'
~
Mereka berlima tiba di Jeju pada pukul 6 sore. Memerlukan waktu penerbangan sekitar 1 jam 5 menit.
Jisoo membawa dua koper,yang satu punya dia yang satunya lagi punya Rosie. Begitupun Jennie,yang juga membawakan koper adik kesayangannya.
Irene sedari tadi menggerutu di belakang sana,iri melihat kedua sahabatnya yang punya adik untuk mereka manja. Sedangkan Irene sendiri anak tunggal.
'Aku akan memaksa mommy untuk memberiku adik. Mau itu hasil sendiri,ataupun diadopsi aku gak peduli' batin Irene ngereog.
Mereka masuk ke mobil yang akan mengantarkan mereka ke villa milik orang tua Irene.
Membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai di Villa. Beberapa pria dan wanita datang menghampiri,menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang,Nona!"
"Bagaimana perjalanannya,apa ada kendala?" tanya salah satu pria bersetelan hitam.
"Kamu nanya? Aku kasih tahu ya,kita ini lagi capek jadi gak usah banyak nanya. Oke!" Ketus Irene. Pria tadi menunduk tak enak.
"Tuh koper di mobil,nungguin kalian" lanjut Irene melangkah masuk ke Villa di ikuti oleh Jisoo,Rosie,Jennie dan Yerim serta dua wanita yang bekerja di Villa.
~
"Pada mau makan dulu,nggak?"
"Enggak deh Rene,istirahat aja dulu. Capek" balas Jisoo,Jennie mengangguk setuju.
Irene mengerti,"kalau lapar,makanannya udah siap tuh di meja"
Jisoo-Jennie mengangguk paham.
Irene menoleh ke salah satu maid di sana. Wanita itu memberikan tiga kunci kamar padanya.
"Nih,kunci kamarnya." Irene memberikan masing-masing satu kunci pada Jisoo dan Jennie.
"Bibi,tolong antar mereka ya" pinta Irene pada kedua maid. Mereka mengangguk patuh,yang satunya menuntun Jennie-Yerim dan yang satunya menuntun Jisoo-Rosie.
"Makasih ya,Rene" Ucap Jennie sebelum meninggalkan sahabatnya.
Irene tersenyum angguk. Kemudian beralih ke Jisoo.
"Selamat istirahat besti ku!!" Ujar Jisoo kiss bye ke Irene.
"Aku sendirian?" Irene menunjuk dirinya sendiri.
"Eh Ji-" langkah Jisoo tertahan,lalu menoleh kebelakang. Alisnya terangkat_
Irene cengengesan. "Rosie sama aku aja ya" tuturnya yang membuat Jisoo memperlihatkan wajah tidak terima.
"Enak aja!" Jisoo buru-buru menarik tangan Rosie dan meninggalkan Irene sendiri di ruang tamu. Rosie menoleh kebelakang,melambaikan tangannya ke Irene yang cemberut di sana. Irene membalasnya dengan lesu.
**
Jisoo keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di kepalanya. Matanya mencari keberadaan Rosie namun tidak menemukan bocah itu. Baru saja ia akan mencari keluar kamar,tapi netra nya melihat pintu kaca yang mengarah ke balkon terbuka. Jisoo memutari kasur,sekarang ia bisa melihat Rosie yang sedang berdiri di balkon sana. Kepalanya mendongak menatap ke langit.
Jisoo mendekat,menyentuh pelan pundak Rosie. Perhatian Rosie masih pada langit malam.
"Mandi dulu yuk. Setelah itu istirahat,kamu pasti capek kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
Ficción General...... Terlahir sempurna adalah keinginannya. Namun Ini bukan pilihan,takdirlah yang bermain. Lantas,Bagaimana nasib seorang adik yang terlahir tidak sesuai dengan ekspektasi sang kakak,_Sempurna. Ini tentang seorang adik perempuan yang sedang menye...