Sebelum follow,jangan lupa baca!
Jisoo dibuat cemas dan khawatir saat Rosie tiba-tiba jatuh sakit. Suhu tubuhnya tinggi,mungkin karena Rosie habis main hujan-hujanan pagi tadi. Jisoo sudah memberinya obat,dan sekarang Rosie tengah tertidur dengan kain basah yang menutupi keningnya.
Sudah pukul 10 malam,Jisoo masih terjaga. Ia tidak mengantuk sama sekali,apalagi melihat kondisi Rosie yang sakit begini. Jisoo memperbaiki letak selimut Rosie dan mengusap pelan pipi Rosie yang memerah,mungkin karena efek demam nya.
Hanya ada ketulusan dalam tatapan Jisoo. Gadis itu sangat menyayangi adik dari sahabatnya itu. Jisoo siap jadi perisai untuk Rosie,Jisoo akan melindunginya dari apapun termasuk dari si parasit;Yerim.
Tok..tok..
Jisoo menoleh ke arah pintu. Siapa lagi yang mengganggunya malam-malam begini?
Jisoo beranjak dari kasur,memakai sendalnya dan melangkah ke arah pintu.
Sebelah alis Jisoo terangkat ketika melihat Jennie lah yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kenapa?" wajah Jisoo sangat tidak ramah,bintang lima.
Bukannya menjawab,Jennie malah celingak-celinguk seperti mencari seseorang. Melihat itu Jisoo menarik pintunya sehingga Jennie hanya melihat tubuh Jisoo saja.
"Aku tanya,kenapa?"
Jennie diam. Dia juga bingung kenapa ia ke kamar Jisoo. Tapi setelah ia bermimpi buruk,ia jadi tidak bisa tidur. Dalam mimpinya,ia melihat tubuh Rosie dipenuhi darah. Dan anehnya anak itu tak nampak kesakitan melainkan ia tersenyum ke arah Jennie.
"Dia sakit!" Tutur Jisoo,Jennie reflek melihatnya.
Jisoo menghela nafas samar. "Mungkin karena dia main hujan-hujanan tadi pagi" lanjut Jisoo.
Jennie masih dengan kebisuannya. Tangan Jisoo sangat gatal ingin menjitak kepala error sahabatnya ini. Tapi bersyukur kesabaran Jisoo tidak setipis tisu.
Belum ada respon dari Jennie,Jisoo hendak menutup pintunya namun ditahan oleh gadis bermata indah itu.
"Tunggu! Ah itu_biar aku yang menemani Rosie malam ini" suara Jennie terdengar gugup.
Jisoo menatap Jennie dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan curiga. Sedangkan yang ditatap merasa risih ditatap seperti itu.
"Berhenti menatap ku begitu!"
"Kok tiba-tiba? Wajar dong aku curiga" ujar Jisoo.
Jennie membuang pandangannya ke sembarang arah. "Rosie juga adik ku jika kamu lupa"
Jisoo tersenyum mengejek. "Hoho sudah di aku i nih?"
"Aku hanya ingin balas budi padanya."
Tangan Jisoo terlipat di dada. "Aku baru tahu,ada balas budi di dalam persaudaraan"
Jennie menatap Jisoo jengah. "Jangan mulai,lagian dia adikku,mana mungkin aku mencelakai nya"
Jisoo mendengus geli. "Merdu banget suara Setan" gumamnya. Ia berbalik masuk,mengambil ponsel nya di atas nakas. Jisoo mengecup pucuk kepala Rosie.
"Cepat sembuh,anak baik" bisiknya.
Jisoo kembali ke Jennie yang masih berdiri di ambang pintu.
"Jika kamu tidak bisa memberikan bahagia untuk Rosie,setidaknya jangan menjadi luka terbesar untuknya" Tutur Jisoo sebelum meninggalkan kamar.
**
Irene tengah memasak ramen di dapur. Irene memang sering lapar di jam-jam orang lagi tidur.
Yerim datang,menguap sembari mengucek matanya menghampiri Irene. "Kak Irene,liat kak Jennie nggak?"
Irene menoleh sekilas."aku gak liat"balas Irene seadanya. Yerim berpikir,kemana kakaknya itu?
"Rene,aku tidur bareng kamu ya" ucap Jisoo yang tiba-tiba datang mengambil minuman kaleng di kulkas,lalu meneguknya.
"Terus Rosie sama siapa?" tanya Irene mematikan kompor.
"Sama Jennie"
Mendengar itu,sontak mata Yerim segar seketika. Apa ia tidak salah dengar?
Irene cuma ngangguk-ngangguk. Gadis itu belum tahu jika Jennie dan Rosie adik berkakak.
Jisoo melirik Yerim yang ternyata ada di sana. Jisoo tersenyum misterius.
"Jennie sendiri lho yang minta,aneh banget tuh anak" Ucap Jisoo,ia sengaja mengeraskan suaranya.
Yerim berkali-kali mengambil nafas panjang,mengontrol dirinya agar tidak meledak. Ia kembali berpikir,mungkin ini bisa menjadi kesempatan ya untuk dekat dengan Jisoo.
"Oh kalau gitu kak Jisoo tidur bareng aku aja" ucap Yerim dengan senyum manisnya.
Jisoo tersenyum sinis,anak kemarin sore mau mengakalinya?
"Gak ah,takutnya besok pagi aku sudah tinggal nama"
Irene menatap heran pada sahabatnya,bingung dengan maksud ucapannya.
"Kakak kenapa sih selalu berpikiran negatif tentang aku? Aku salah apa sampai kak Jisoo membenciku seperti ini?" Yerim memelas.
Jisoo menutup mulutnya menahan tawa. Gadis itu beralih merangkul Irene yang sudah siap dengan ramen nya.
"Rene,tanda-tanda akhir zaman. Binatang bisa ngomong" celetuk Jisoo menarik Irene pergi,meninggalkan Yerim yang mencak-mencak di sana.
**
Ragu-ragu tangan Jennie terangkat menyentuh pipi Rosie. Jennie bisa merasakan hangat pada telapak tangannya.
Air matanya jatuh tanpa ia sadari. Jennie menyentuh pipinya sendiri,mengapa dirinya menangis? Jennie takut,tapi ia tidak tahu takut akan apa?Jennie mengambil kain yang ada di kening Rosie dan mencelupkan nya ke dalam wadah yang berisikan air hangat.
"Maaf Rosie,aku belum bisa menjadi kakak yang baik untuk mu. Tapi aku....akan mencobanya"
TBC.....
Film Titanic yang kapal tenggelam judulnya apa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
General Fiction...... Terlahir sempurna adalah keinginannya. Namun Ini bukan pilihan,takdirlah yang bermain. Lantas,Bagaimana nasib seorang adik yang terlahir tidak sesuai dengan ekspektasi sang kakak,_Sempurna. Ini tentang seorang adik perempuan yang sedang menye...