🌒🌒
Azizi sudah mulai terkapar di kursi tempat mereka berkumpul. Ini kali pertama Azizi semabuk ini bayangkan dirinya menghabiskan 2 botal minuman berkadar tinggi itu.
Gracia maupun Shani sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu karena hati anak itu benar-benar rapuh biarlah untuk malam ini Azizi seperti itu tapi tidak untuk lain kali.
"Bawa ke kamar aja Ge" beritahu Shani
Graci pun mendekat kearah Azizi untuk membawa anak itu masuk ke kamar tapi bukan nya dibawa kedalam kamar Azizi malah memeluk erat tangan Chika karena dirinya yang berada di samping Azizi.
"Nggak mau jangan paksa aku nggak mau pokoknya nggak mau" rancau Azizi.
Semua yang ada disana menatap heran Azizi. Teman-teman Gracia kecuali Shani menatap heran Azizi karena mendengar rancauan Azizi.
"Aku bilang aku nggak mau paham nggak sih, Stop seolah-olah kalian peduli sama aku" teriak Azizi keras.
Chika yang ada disebelah Azizi mencoba memberi ketenangan untuk Azizi.
"Kalau kalian mau pergi sana pergi aja, udah nggak peduli kan sama aku jadi stop ganggu aku" masih dengan rancauan itu.
Gracia yang awalnya mau mengajak Azizi ke kamar langsung memeluk erat tubuh Azizi yang masih memeluk tangan Chika.
Bukan hanya Gracia saja Shani dan teman-teman Azizi juga ikut serta memeluk Azizi memberi ketenangan untuk Zee.
"Zee hey" ucap Gracia yang kini sudah melepas pelukan nya begitu juga yang lainnya.
"Zoya hey sini lihat Cici" mendengar panggilan dari Gracia Zee mengangkat kepala nya yang sudah begitu berat.
"Kenapa" tanya Gracia pelan.
Zee langsung memeluk Gracia erat karena hanya Gracia yang sekarang dirinya punya selain bibi dan Shani orang yang ia jadikan tempat pulang nya.
"Maaf gays bukan apa-apa bisa pulang dulu nggak anak nya lagi nggak baik-baik aja sekarang" ucap Gracia pada teman-teman nya.
Mereka semua mengerti akan situasi saat ini. Langsung pamit untuk pulang saja karena Zee perlu waktu saat ini.
"Shan gue boleh disini dulu nggak" tanya Chika
Shani melirik kearah Gracia untuk bertanya apakah Chika boleh disana saat ini.
"Boleh" balas Gracia.
Posisi Chika saat ini juga masih berada di sebelah Zee tidak beranjak sama sekali.
"Hey udah kamu kenapa ada masalah lagi di rumah" tanya Gracia sedangkan Shani dan Chika ikut menyimak saja.
Zee melepas pelukannya dari Gracia, Air matanya yang sudah di tahan dari tadi akhirnya keluar juga.
"Aku sebenarnya anak mereka nggak sih Ci" tanya Zee pada Gracia.
Gracia harus jawab itu bagaimana sudah sering Zee bertanya pada Gracia tentang pertanyaan itu-itu saja.
"Aku bingung Ci dan aku selalu kecewa sama diri aku sendiri sejauh ini aku belum pernah ngerasain gimana di pelukan sama mama ataupun Papa bahkan dari aku kecil Ci"
Shani sudah menangis sedangkan Chika masih menyimak setiap kata yang keluar dari ucapan Zee.
Chika hanya tahu bahwa Zee adalah anak bandel yang selalu membuat ulah dengan anak sekolah nya. Yang selalu berkelahi dengan kakak tingkat yang terbilang bandel juga. Tetapi sekarang yang Chika lihat Zee adalah Gadis yang begitu rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Teen FictionAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.