🌒🌒
Gimana tahun batuan kalian..
Zee terbangun dari tidurnya pada pukul 03.00 subuh, melepas pelukan sang mama dari tubuhnya, Zee beranjak ke kamar mandi untuk wudhu dan setelah itu Zee melakukan Sholat terlebih dahulu. Meskipun kelihatannya bandel tapi Zee tidak akan melupakan kewajiban nya.
Shania yang merasa pelukan itu terlepas membuka matanya melihat sekeliling sudah tidak ada Zee di sebelah nya. Menatap lekat kearah anaknya yang baru selesai Sholat itu.
"Mama kok bangun.." ucap Zee menyadari bahwa mamanya kebangun.
"Iya soalnya udah nggak ngerasa pelukan kamu.." balas Shania yang membuat Zee terkekeh.
"Mama Sholat dulu gih.."
Shania bangkit dari tidurnya dan menuju kamar mandi Zee setelah itu dirinya melakukan Sholat terlebih dahulu.
Keduanya memutuskan untuk merebahkan diri lagi di tempat tidur.
"Senang deh Kak kalau kaya gini, mama nggak pernah sedekat ini sama kamu.." ucap Shania jujur.
"Kak.." heran Zee.
"Ehm, nggak boleh ya kalau mama panggil kak.."
"Boleh.." jawab Zee.
"Gimana selama ini ada yang mau kamu ceritain nggak sama mama.."
"Banyak ma kayanya kalau Zee cerita semua bakalan panjang deh"
"Nggak apa-apa mama mau dengar semua cerita kamu.."
"Zee pernah mau nyerah ma sama hidup Zee.." jujur Zee
"Mama gagal bangat ya Kak sampai-sampai bikin kamu mau nyerah sama keadaan.."
"Bisa jadi, tapi Zee paham mungkin mama juga perlu waktu buat Nerima semuanya kan.."
"Zee nggak sepenuhnya nyalahin mama, Zee selalu nyalahin Zee sendiri ma. Kenapa Zee bisa lahir sampai-sampai bikin hidup mama kaya gini.."
Mendengar pengakuan Zee barusan membuat hati Shania sakit, bahkan anaknya sendiri menyalakan diri sendiri bukan dia.
"Mama bangga sama kamu kak, maafin mama.." ucap Shania memeluk Zee
"Aaa Zee terharu mama bilang bangga sama Zee.." ucap Zee.
"Tetap kuat ya kak, kita mulai semua nya dari awal. Mulai semua nya barang mama ya kak, maaf mama baru bilang Sekarang tapi kali ini pasti apapun yang terjadi sama kamu mama bakal ada buat kamu.."
Hiks..
Terdengar suara isakan dari mulut Zee yang masih dipeluk oleh Shania. Zee mendengelamkan wajah nya di dada sang mama agar tangisnya tidak terlalu keras.
___________
Zee sudah seceria seperti sekarang membuat Shania jadi merasa lega. Senyuman Zee tidak pernah pudar dari sudut bibirnya.
Menyantap makanan dengan nikmat sesekali mengajak ngobrol sang mama dan tidak lupa bibi yang ikut serta makan bersama mereka.
"Cici kok udah nggak pernah kesini lagi kak?" Tanya Shania.
"Astaga Zee lupa ma.."
"Loh lupa kenapa." Heran Shania.
"Udah satu Minggu Nggak Zee ajak ngobrol gara-gara mama sih.."
"Kok mama.."
"Iya mama siapa lagi yang bikin Zee kabur waktu itu.."
"Hmm iya deh kan udah minta maaf.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Teen FictionAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.