🌒🌒
Flashback
Gadis kecil terbangun dari tidurnya karena merasa terganggu oleh suara ribut di luar. Gadis yang sekarang menginjak usia 3 tahun itu sudah harus menyaksikan setiap pertengkaran yang dilakukan oleh kedua orang tua nya.
Gadis itu adalah Azizi, mungkin diluaran sana ada yang bernasib sama dengan dirinya.
Hidup dengan harta yang berlimpah tidak membuat hidup Zee tenang. Dirinya selalu kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua nya.
Zee mengucek mata nya yang belum sepenuhnya terbuka, membuka pintu kamarnya dan keluar dari dalam kamar hanya menyaksikan pertengkaran itu.
"Kamu ya jadi istri bukan nya ngurus anak dan suami malah kerja terus menerus sampe pulang sudah larut malam" ucap Ardi pada Shania.
"Kalau ngandalin kamu bisanya tukang mabuk nggak akan hidup saya seenak ini" Marah Shania.
"Berani kamu sama Saya"
"Apanya yang perlu saya takutin dari kamu laki-laki tidak berguna"
Plak
Suara tamparan itu mendarat di pipi Shania karena Ardi yang sudah emosi di buatnya.
Shania yang tidak mau kalah juga ikut menampar balik suaminya itu dua kali lipat. Bahkan barang-barang yang ada di dekat nya dilemparkan ke sembarang arah.
Ardi yang tidak mau ambil pusing langsung saja pergi meninggalkan istrinya yang masih mengamuk itu.
Sebelum ikut pergi Shania melihat kearah atas. Melihat wajah anak nya yang menatap penuh sedih pada dirinya.
Tidak memperdulikan sang anak dirinya juga ikut keluar untuk pergi ke kantor.
Bibi yang sedari tadi melihat pertengkaran Bosnya itu beranjak ke Atas untuk menenangkan Zee kecil sebelum dirinya membersihkan ruangan tempat Shania dan Ardi bertengkar.
Menginjak usia 4 tahun, Zee tidak pernah merayakan ulang tahun nya bersama kedua orang tua nya itu. Sudah 6 bulan sang papa tidak pulang ke rumah itu sedangkan Shania waktu Zee sudah tidur dirinya baru akan tiba di rumah begitu seterusnya.
Bibi menyiapkan kue ulang tahun untuk nona kecilnya. Karena anak kecil itu akan merasa senang dengan kue yang dirinya berikan.
Tidak hanya bibi. Melody dan Gracia juga hadir disana untuk merayakan ulang tahun Zee.
Zee kecil masih beruntung karena masih ada Melody dan Gracia yang selalu ada untuk dirinya.
"Hey Selamat ulang tahun ya untuk kesayangan Aunty dan Cici" ucap Melody memeluk Zee kecil.
"Makacih Aunty, Cici cama Bibi. Zee cayang kalian cemua" ujar Zee.
Zee sama sekali tidak menanyakan dimana kedua orang tua nya itu karena dirinya sudah paham mereka tidak akan pernah pulang hanya karena untuk merayakan ulang tahun nya itu.
Waktu umur 5 tahun lagi-lagi Zee mendengar kan kedua orang tua nya itu bertengkar masih di tempat yang sama. Tapi kali ini bukan hanya ada mama dan papa nya tapi disana juga ada satu lagi wanita dewasa yang Zee sendiri kenal orang itu karena sering bersama mamanya dirumahnya.
"Kamu tidak tahu diri ya Annisa, orang yang selama ini saya anggap keluarga saya tapi sekarang kamu malah jadi perusak rumah tangga saya" marah Shania.
"Kamu dengar Shan, kamu yang terlalu sibuk berkerja yang membuat saya seperti ini " jelas Ardi.
"Kalau saja waktu itu kamu nggak hamil si anak sialan itu, saya juga nggak akan nikahin kamu" lanjut Ardi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Roman pour AdolescentsAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.