🌒🌒
Sebelum benar-benar ke Apartemen, Zee berniat untuk memutar mobilnya kearah lain terlebih dahulu.
Tapi sebelum itu Mobil yang Zee bawa berhenti di depan minimarket tidak jauh dari rumah Chika.
"Kak Chika mau ikut turun Nggak?" Tanya Zee.
Entah sejak kapan kini keduanya sudah mulai dekat, sudah tidak ada rasa canggung lagi diantara keduanya itu kini.
"Ikut aja deh soalnya ada yang pengen aku beli juga" ujar Chika ikut turun bersama Zee.
Keduanya sibuk memilih apa aja yang mau mereka beli untuk dibawa ke Apartemen.
Selesai memilik belanjaan Zee dan Chika menuju kasir untuk membayar jajanan keduanya.
"Aku aja kak yang bayar.." ucap Zee.
"Nggak apa-apa Zee biar kak Chika aja yang bayar punya kak Chika.." ujar Chika.
"Nggak kak biar aku aja ya.." final Zee tidak mau dibantah oleh Chika.
Chika sudah pasrah dirinya tidak mau berdebat di dalam sana hanya untuk mempermasalahkan siapa yang akan bayar.
Selesai membayar keduanya kembali kedalam mobil. Dan melanjutkan perjalanan ke suatu tempat yang ingin Zee kunjungi.
"Loh kok arahnya bukan ke Apartemen Gracia.." ucap Chika saat melihat mobil yang Zee bawa beda arah dari apartemen.
"Nggak apa-apa kan kak Chika ikut aku dulu sebelum balik ke Apartemen"
Chika hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
Sampai kedua nya sudah berada di tempat yang Zee mau.
Chika yang melihat nya merasa takjub. Baru kali ini rasanya Chika melihat begitu indahnya malam di kota Jakarta.
Ternyata Zee membawa Chika kesebuah taman yang di sana terdapat jembatan yang sudah tidak dipakai lagi. Taman itu juga jarang sekali orang tahu, makanya Chika tidak pernah berada disana.
"Kok bisa ada sih di kota sebesar ini tempat kaya gini.." ucap Chika merasa tidak yakin.
"Bisalah contoh nya ini" balas Zee.
" Kamu tau dari mana tempat sebagus ini"
"Sering ke sini kak.." jawab Zee.
Zee duduk diatas jembatan itu menikmati Snack dan minuman dingin yang mereka beli tadi dan diikuti oleh Chika yang juga duduk di sebelah Zee.
"Mama sama papa kak Chika baik banget ya, aku makasih Lo kak udah di ajak ke rumah kak Chika terus bisa ngobrol senyaman itu sama mama, papa kak Chika" ucap Zee.
"Sering-sering aja main kalau gitu" balas Chika.
"Nggak deh kak, kasihan mama sama papa kak Chika" ujar Zee seraya tersenyum
"Kenapa?"
"Pasti yang ada kalau aku kesana bawa luka lagi"
"Makanya jangan luka lagi"
"Nggak yakin"
"Aku mau tanya boleh?"
"Silahkan kak kalau aku tau nanti ku jawab"
"Kenapa kamu kaya biasa aja waktu kamu di tampar dan dilukai kaya tadi Zee.." pertanyaan itu ada sedikit khawatir dari nada bicara Chika.
"Iyakah? Mungkin hanya pikiran kak Chika aja kaya gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Teen FictionAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.