Selamat Membaca
Memiliki seseorang yang kamu Cintai adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Begitu sekarang yang sedang Chika rasakan.
Menyukai secara diam-diam akhirnya dekat karena sesuatu yang mungkin tidak bisa di syukuri karena keadaan Zee yang waktu itu sangat membuat Chika juga ikutan sedih.
Malam yang indah, menatap lekat wajah yang sedang tertidur pulas di samping nya. Chika tersenyum bahagia kala mengingat kembali bahwa malam ini mereka resmi memiliki Hubungan. Meskipun terlihat konyol cara Zee menyatakan perasaannya tapi menurut Chika sendiri itu sudah sangat Romantis.
Orang bucin mah beda. Senyum nya tidak pernah pudar sama sekali. Padahal orang yang di senyumin sedang tidak melihat nya.
Chika ingin sekali waktu berhenti untuk malam ini. Agar dirinya bisa memandangi Zee terus menerus.
Membelai lembut pipi tembem Zee, menelusuri tiap sudut wajah orang yang kini sudah menjadi kekasih nya. Seakan melupakan waktu untuk dirinya beristirahat.
Merasa setiap sudut wajah nya di pengang, Zee yang sudah tertidur membuka matanya secara perlahan.
Pandangan pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah Chika yang tersenyum manis kearah nya.
"Sayang.."
Suara serak Zee membuat Chika ingin terbang rasanya. Suara itu sangat Candu masuk di telinga Chika.
"Kenapa nggak tidur.." tanya Zee karena merasa tidak di jawab oleh Chika.
"Lagi merhatiin setiap sudut wajah kamu.." jujur nya.
Zee tersenyum mendengar jawaban itu, kenapa orang yang ada di sebelah ini sangat Jujur sekali.
"Gemes, tidur yuk. Kan besok mau aku aja jalan-jalan.."
"Belum mau.."
"Kenapa?.."
"Masih betah lihat wajah kamu.."
"Kan masih banyak waktu..."
Anguk-anguk. Chika hanya merespon dengan angukan..sangat tidak nyambung.
"Kok anguk-anguk aja.."
"Iya kan kata kamu masih banyak waktu.."
"Iya makanya tidur yuk.."
____________________________
Setiap sudut kota menjadi saksi kebucinan keduanya.
Mereka pergi setelah pukul 10 pagi. Karena Chika di tahan-tahan oleh sang mama yang masih mau berbicara dengan Chika.
Sungguh menganggu waktu mereka saja. Kan hari ini Date pertama mereka sebagai pasangan.
Tidak kah mamanya paham bahwa tadi sewaktu di rumah Zee sudah bete sekali..
Tujuan pertama mereka tadi yaitu tempat pertama Zee mengajak Chika. Tempat dimana sedih Zee terluapkan.
Jari jemari keduanya tidak lepas sama sekali, orang bucin dan hari pertama date begitu menyenangkan di hati Chika.
Keduanya menelusuri setiap tempat yang ingin sekali di kunjungi.
Chika seperti orang stres karena saat tidak di ajak mengobrol dirinya tetap tersenyum sendiri.
Zee dengan senang hati membawa Chika kemana pun. Seakan melupakan setiap orang yang melewati mereka saat ini.
"Sayang habis ini mau kemana?" Tanya Zee pada Chika saat keduanya sudah selesai makan.
Mungkin panggilan tersebut masih asing bagi Chika, tapi dia sangat bahagia mendengar nya. Zee yang awalnya cuek sekarang sudah berubah menjadi hangat.
"Ke Mall aja gimana?" Saran Chika.
"Kamu mau belanja?"
"Nggak, mau main di sana habis itu malamnya nonton"
____________
Malam yang indah untuk keduanya rasakan. Setelah selesai keliling Mall kedua nya kini sedang duduk tenang di dalam sebuah bioskop.
Acara yang mereka tonton adalah romance.
Tidak pernah terbayangkan di pikiran Zee bahwa saat ini dirinya bisa berada di sini dengan keadaan yang sangat bahagia. Berbanding terbalik dengan hari-hari yang lalu.
Tidak banyak obrolan diantara keduanya, hanya ada suara dari layar depan yang mereka tonton, keduanya sama-sama menikmati film yang sedang di tonton.
Bahagia bukan kencang pertama mereka kali ini.
__________
"Semuanya serasa menyenangkan untuk malam ini, kamu tau hal ini mungkin bisa di katakan lebay oleh kebanyakan orang tapi aku bersyukur bisa ketemu sama kamu kak" ujar Zee
Keduanya kini sudah berada di dalam mobil, karena sudah selesai menonton nya, jadi mereka memutuskan untuk pulang ke rumah.
"Hal apa yang bikin kamu senang?" Tanya Chika.
"Semuanya yang penting sama kamu" jujur Zee.
Pipi Chika bersemu merah akan kata-kata yang di ucapkan Zee.
Chika juga merasa bersyukur untuk hal ini. Bagaimana tidak, rasanya Chika sekarang sedang bermimpi bisa berpacaran dengan orang yang dia sukai.
"Aku yang paling beruntung Zee, aku beruntung bisa kenal sama kamu. Terimakasih sudah mau bertahan sejauh ini. Aku kalau di posisi kamu belum tentu sangup, tetap seperti ini ya, tetap menjadi orang kuat yang aku kenal".
Zee mengambil sebelah tangan Chika untuk dia genggam. Memberi ketenangan pada sang kekasih. Untung selalu percaya bahwa dia akan tetap bertahan.
Melanjutkan obrolan diantara mereka hingga tidak terasa kini keduanya sudah tiba di rumah Zee.
Iya kini Chika kembali lagi menginap di rumah Zee.
Ini bukan kemauan Chika, tapi ini perintah mama Zee. Yang tadi meminta Chika untuk menginap lagi di rumah Zee.
Chika tidak bisa membantah keinginan itu. Bisa-bisa tidak di restui lagi nanti. Masa iya cuma pacaran 1 hari kan nggak lucu ya.
Mereka berdua kini sudah masuk ke dalam rumah, sudah terlihat Shania yang duduk tenang di ruang Tengah menonton televisi.
"Mama". Panggil Zee.
"Udah pulang kak, eh sini Chik duduk" tarik Shania pada Chika.
"Ma" rengek Zee. Pasalnya diri nya juga ada di sebelah Chika tapi kenapa Chika yang di ajak duduk.
"Hm" cuek Shania.
"Mama mah gitu"
"Iya-iya sini sayang, ya ampun kaya bocah aja dikit-dikit ngambek gitu lo kak".
Chika hanya memperhatikan keduanya. Senyum Chika tidak pernah pudar melihat kedua nya kini semakin dekat.
"Udah ah pokoknya aku ngambek sama mama" ucap Zee menarik Chika untuk ikut bersama dirinya ke kamar.
"Ngambek aja bilang-bilang, dasar anak kecil"
"Mama pokoknya aku marah ya" teriak Zee karena dirinya kini sudah sedikit jauh dari Shania.
Shania kini terkekeh karena merasa senang mengerjai anak nya itu.
"Terimakasih sudah bertahan, mama janji untuk selalu bikin kamu tersenyum sayang" gimana Shania.
Kangen aku tidak. Wkwk
Jangan lupa Vote dan Komen ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Teen FictionAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.