🌒🌒
Shania yang mendengar ucapan Gracia dan Shani menangis di depan kedua orang itu.
"Cih buang air mata sia-sia bangat" ucap Gracia merasa geram.
"Gimana sama adik saya yang setiap harinya menahan diri untuk tidak menangis selama 16 Tahun tidak pernah mendapat hangatnya pelukan Anda, Dia sekuat itu menutupi kesedihannya di depan kita apa tadi Anda lihat dia menangis di depan anda tidak kan begitu lah dia yang selalu menampakan senyum nya di depan saya" ucap Gracia.
"Oh iya kalau luka Adik saya parah karena anda saya tidak akan membiarkan Anda hidup tenang ingat itu" setelah mengatakan itu Gracia mengajak Shani untuk pergi ke kamar Zee meninggalkan Shania yang masih menangis.
_________
"Pelan-pelan kak Chika" ucap Zee saat Chika mengobati luka di sudut bibirnya.
"Kenapa nggak menghindar aja" ucap Chika masih mengompres luka itu.
"Hehe nggak aja udah lama nggak dapat ini dari mama lumayan bisa ngerasain tangan mama meskipun yang ini bukan yang aku mau" ucap Zee masih bisa tertawa.
Chika heran melihat anak itu bagaimana bisa Zee sekuat itu mendapat perlakuan seperti ini.
Selesai membersihkan luka Zee, Chika duduk di sebelah Zee. Menatap kosong ke arah depan tanpa berniat mengajak Zee untuk berbicara.
"Makasih udah bantu obatin luka nya" ucap Zee
"Sama-sama" balas Chika.
"Kenapa nggak masuk hari ini" lanjut Chika karena ingat bahwa Zee tidak masuk hari ini.
"Lagi males" ucap Zee tidak sepenuhnya berbohong.
"Bisa gitu"
"Bisa dong apa sih yang Zee nggak bisa" ucap Zee tenggil.
"Serah deh" pasrah Chika.
"Oh iya kak Chika untuk yang kemarin aku mau diajarin kak Chika tapi bukan karena kemauan siapapun itu emang mau aku" jelas Zee.
"Eh tapi kak Chika masih mau bantuin kan" tanya Zee takut nya Chika sudah tidak mau membantu dirinya.
"Oke bukan nya kemarin yang nggak mau kamu ya, masih syukur kalau itu kemauan dari kamu" balas Chika yang membuat Zee tersenyum senang sehingga dirinya bisa melupakan masalah yang sekarang ada pada dirinya. Memang tidak mau untuk kelihatan merasa terpuruk saja didepan mereka semua.
______
Gracia dan Shani masuk kedalam kamar Zee. Chika yang memang sudah selesai mengobati luka Zee menengok kearah pintu kamar Zee yang dibuka oleh Gracia.
"Udah selesai.." tanya Gracia.
"Menurut Ci Gre" ucap Zee.
"Orang nanya juga.."
"Udah-udah dari pada ribut mending kita keluar aja.." usul Shani.
"Gas lah" jawab Gracia dan Zee bersamaan.
Keempatnya keluar dari kamar Zee, melirik ke arah Shania yang masih menangis.
Zee perlahan mendekat kearah mamanya. Memegang Pipi sang mama dan mengusap pelan air matanya tanpa bersuara. Selesai menghapus Air mata mamanya Zee berjalan kearah ketiga orang yang menunggu nya dan keluar dari rumah tanpa pamit kepada mamanya.
"Bi Zee pergi dulu ya.." pamit Zee pada bibinya.
"Hati-hati Non" yang dibalas senyuman oleh keempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Teen FictionAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.