"Selalu maunya didengar tanpa tahu rasanya menjadi pendengar"
🌒🌒
Pagi hari Zee terbangun dari tidurnya bahkan saat Bibi dan Satpam rumah mengetuk pintu kamarnya semalam dirinya tidak keluar hanya untuk sekedar makan.
Bukan hanya perkataan Chika yang mengaggu pikiran nya karena memang benar dirinya selalu merepotkan Gracia kapan pun itu tapi ada hal lain juga yang menganggu nya saat mendapat notif pesan dari Ayah nya mengatakan akan menikah lagi dengan wanita yang Zee sendiri nggak tau itu yang keberapa kali nya untuk orang itu yang masih bisa Zee panggil Ayah atau udah nggak.
Tidak ada niat untuk bangun dari kasur empuk nya Zee kembali memejamkan matanya. Dirinya juga memutuskan untuk tidak berangkat sekolah hari ini karena pikirannya yang sangat kacau.
_______
Gracia yang dari kemarin tidak melihat kedatangan Zee di Apartemen miliknya begitu Khawatir tentang keadaan Zee. Dirinya sudah pasti Tahu bahwa anak itu pulang ke rumah karena Bibi yang ikut bersama Zee juga sudah tidak ada di Apartemen.
Akhirnya Gracia mencoba menghubungi Bibi untuk menanyakan gimana keadaan Zee sampai-sampai dirinya mendapat kabar bahwa Zee tidak keluar kamar dari semalam.
Berangkat ke sekolah dengan pikiran yang memikirkan keadaan Zee saat mendapat kabar dari Bibi bahwa Zee dari datang sekolah sampai sekarang belum keluar kamar. Setelah pulang dari sekolah nanti dirinya akan berkunjung kesana
_________
Chika yang berjaga di depan gerbang untuk melihat anak-anak yang terlambat pun heran karena sedari tadi belum melihat Zee masuk ke area sekolah hanya ada teman-teman Zee saja.
"Eve" teriak Chika menghentikan langkah Eve.
"Iya kak Chika" ucap Eve.
"Azizi belum berangkat kok nggak sama kalian"
"Nggak tau kak Chika dari semalam nggak ada kabar anak nya di grup juga nggak muncul di cariin" jujur Eve.
"Oke makasih infonya, boleh masuk sekarang" Chika mempersilahkan Eve untuk meninggalkan nya.
Menghembuskan nafas pelan akhirnya Chika kembali menjalankan tugasnya untuk menjaga anak-anak yang terlambat datang ke sekolah.
________
Dari arah bawah Zee bisa mendengar suara mobil masuk kedalam perkarangan rumah nya. Mobil yang sangat dirinya kenali tapi Zee enggan untuk beranjak dari kasurnya.
"Non Zee Ibu pulang" teriak Bibi memberitahu Zee.
Tapi Zee sama sekali malas untuk bangkit bahkan teriakan bibi sama sekali tidak di jawab oleh Zee. meskipun dirinya merindukan sosok itu setiap saat tapi untuk saat ini dirinya sama sekali tidak mau beranjak untuk pergi keluar.
Mendengar suara langkah sepatu mendekat ke arah pintu kamarnya dan mengetuk pintu kamar nya sudah Zee duga itu pasti mamanya.
"Azizi keluar kamu" teriakan itu sama sekali tidak Zee hiraukan.
"Azizi saya bilang keluar" lagi-lagi teriakan itu Zee dengar.
"Kalau kamu tidak mau keluar saya suruh pak Amat dobrak pintunya" mendengar teriakan itu kembali Zee beranjak dari kasur nya untuk sekedar membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengelam Menatap Bulan (ZeeChik)
Fiksi RemajaAku selalu menyukai bulan karena dari dia aku tahu bahwa sendiri juga bisa bersinar seterang itu walau saat badai dia hilang tapi perginya dicari banyak orang yang takut kegelapan.