Dalam sebuah dapur luas yang didominasi warna putih untuk dinding dan marmer meja island serta kabinet kitchen set warna hitam metalik-build in dari Italia-seorang wanita usia akhir tiga puluhan berdiri membelakangi arah pintu masuk dan berhadapan dengan meja makan yang bisa diisi oleh sepuluh orang, padahal jumlah penghuni rumah tersebut tidak sampai setengahnya. Pemandangan langsung dari meja makan adalah kolam renang dan jacuzzi yang dibatasi french door bercat hitam.
Dari belakang, punggung sempit milik wanita itu tampak bergerak dengan lincah. Bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain. Mengecek timer oven, memastikan seekor ayam panggang yang dimasak dengan bumbu madu sudah terkaramelisasi dengan sempurna.
Sebuah tangan melingkari perut rata wanita itu. Tidak tampak bahwa sudah dua remaja-yang satu sudah berusia tujuh belas tahun dan yang satu lagi berusia empat belas tahun-keluar dari sana. Ah, mungkin sebuah garis melintang bekas operasi caesar yang menjadi tanda bahwa wanita itu sudah menjadi seorang ibu untuk dua orang remaja tanggung yang manja dan berisik.
Jangan lupa tambahkan si pemilik tangan yang sedang melingkar di perutnya sekarang, si tuan besar manja yang tidak pernah mau kalah dengan anak-anaknya.
"Sibuk apa sih ? Suaminya dicuekin terus dari tadi...." suara berat terdengar begitu dekat dengan telinga sang wanita. Membuat dia sedikit bergidik geli karena desau napas suaminya menerpa kulit lehernya yang tidak tertutup apapun.
"Bikin ayam bakar madunya Aa. Dari kemarin si Aa ngebet banget pengen makan ayam bakar madu gara-gara nonton vlognya si siapa itu ? Yang videonya suka ditonton Aa tiap hari...."
"Setahu aku sih si Aa cuma nonton vlognya Dimas. Heran aku tuh, adek kamu itu dokter apa vlogger sih ? Kemarin ngotot pengen bikin konten house tour di rumah ini. Lupa dia kalo rumah Papi sama Mami lebih besar dari rumah ini....
Wanita itu tertawa geli.
"Itu kan rumah Papi sama Mami. Bukan rumahnya Dimas...."
Wanita itu menurunkan tangan sang suami yang melingkar di perutnya lalu memutar tubuhnya. Posisinya berubah. Sang suami kini memeluk pinggang sang wanita, sementara si wanita mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami.
"Bukannya mau jalan sama Aa ? Kok belum berangkat ? Keburu siang loh...."
"Si Aa masih foto-foto outfit of the day sama Iwan. Kasihan si Iwan lama-lama, pensiun dini dari Kopassus malah jadi tukang fotonya Aa....."
Sang wanita memukul pundak pria yang ada di hadapannya.
"Kan kamu yang maksa, Dad.... Pake janjiin gajinya Iwan sebulan dua puluh kali UMR ibukota.... Mana dia nggak tergiur sih ?"
Pria itu menganggukkan kepalanya.
"Demi Aa itu..... Kalo bukan Iwan, aku nggak percaya...."
"Ya udah sana.... Ngapain lagi disini ? Cepetan berangkat.... Foto-foto kan pasti nggak lama...."
"Bentar dulu.... Mau nge-charge....."
"Ehmmpphhhh......"
Wanita itu tidak menyangka kalau suaminya melumat bibirnya begitu saja. Di tengah-tengah dapur kering. Dengan aroma ayam bakar madu yang mulai menguar di udara. Serta resiko dipergoki oleh putra bungsu mereka plus pengawal pribadinya serta asisten rumah tangga dan beberapa petugas keamanan yang bekerja di rumah besar mereka.
Rumah sebesar itu hanya di tempati oleh beberapa orang saja. Di antaranya sang tuan besar, nyonya besar kemudian putra bungsu mereka karena putra sulung sedang bersekolah di New York, dan satu pembantu rumah tangga. Untuk pengawal pribadi anak bungsunya sendiri tinggal di paviliun yang ada di dekat rumah mewah itu. Kemudian untuk satpam terdapat enam orang yang waktu jaganya terbagi dalam tiga shift yang mana keenam satpam pun tidak ada yang menginap.
Lalu untuk perawatan kebun dan rumah secara menyeluruh mereka memperkerjakan orang untuk datang satu minggu sekali. Untuk bersih-bersih ringan akan di lakukan oleh sang Nyonya rumah dibantu satu asisten rumah tangga. Itu permintaan sang Nyonya rumah sendiri. Ia tidak mau ada terlalu banyak orang di rumah.
Mengurangi privasi.
Wanita itu mendorong pundak sang suami.
"Sudah ah.... Entar malam aja baru dilanjutinnya.... Buruan berangkat.... Keburu ngambek Aa nya nanti..... Oh ya Dad, hari ini Bunda ada acara di yayasan ya. Jadi, aku mungkin tidak sempat mengingatkanmu untuk selesai meeting lebih cepat dan pergi sama Aa. Jangan sampai lupa loh Dad..... Kasihan anaknya... Dia udah excited banget dari kemarin mau keluar sama kamu...."
"Aye aye captain !!!!"
Sang suami masih mencuri satu kecupan di bibir si wanita sebelum akhirnya berlalu dari sana.
Senyum lebar mengembang di wajahnya sembari memandangi punggung lebar yang menjadi kesukaannya selama delapan belas tahun ini mulai menghilang ke arah garasi.
Keluarga kecilnya yang bahagia....
Keluarga kecil yang akan dia jaga dengan segenap jiwa dan raga.....
(TBC)

KAMU SEDANG MEMBACA
Bentala (Sudah Terbit)
FanfictionCerita tentang cita, cinta dan luka Beberapa part di unpublish untuk kepentingan penerbitan Highest rank : #1 in huanghendery (06112022) #1 in leehaechan (06112022) #1 in cita (06112022) #1 in johnnysuh (25112022) #4 in doyoung (1122022) #2 in doyou...