Entah bagaimana ceritanya Johnny yang semalam tidur dalam pelukan Dinda, kini justru sebaliknya, Dindalah yang ada di dalam kungkungan sang suami.
Ya, mau bagaimana lagi.
Johnny si paling dominan.
"Dad.. lepas ini.." ucap Dinda sambil menepuk tangan suaminya. Dinda sebenarnya tidak bermaksud untuk membangunkan pria itu. Hanya saja, pelukan suaminya itu terlalu kuat sampai ia yang harus bersiap untuk membangunkan putranya tidak bisa bangkit dari sana.
"Five minutes again.." tawar Johnny dengan suara parau.
"Dad.... Nggak usah kaya anak kecil gitu ah. Ayo cepat geser.... Aa kan mau sekolah."
"Jawab pertanyaanku dengan jujur. Kamu ini lebih cinta aku atau anak-anak sih?" tanya Johnny sedikit merengut. Dia memindahkan kepalanya dari bantal dan meletakkannya di perpotongan leher Dinda.
"Anak-anak sudah jelas. Tidak perlu di tanya." jawab Dinda.
"Aissshhh... sama sekali tidak romantis." Jawab Johnny
Dinda menepuk lagi tangan Johnny. Johnny melepaskan pelukannya. Lalu merubah posisinya menjadi terlentang dengan wajah masam.
Dinda menguncir dulu rambut sepunggungnya sebelum menatap bayi besar yang merajuk.
"Ngambek?"
Johnny mengangguk. Dinda tersenyum geli. Johnny benar-benar mirip sekali seperti putra bungsunya kalau perihal merajuk.
"Nggak malu sama umur ?"
Johnny menggelengkan kepalanya.
Dinda lalu memajukan wajahnya, menangkup wajah Johnny lalu memberikan kecupan ringan di bibir tipis Johnny.
Johnny menjadikan itu sebagai kesempatan untuk kembali memeluk istrinya.
"Ini bener-bener nggak boleh ya?"
"Pertanyaan ini sudah kamu tanyakan setidaknya seratus atau dua ratus kali, sejak kita menikah."
Johnny tertawa geli. "Sudah sebanyak itu ya?"
Dinda mengangguk.
"Ah..baiklah.. Aku menyerah.... Aku mengaku kalah. Silahkan kembali bertugas jadi Bundanya anak-anak" ucap Johnny dan melepaskan pelukannya.
"Yuk, kamu bangun juga. Mau sarapan apa?"
"Mau sarapan kamu..."
"Aku buatin cream soup ya. Kamu bersih-bersih deh. Aku mau lihat Aa dulu.. "
Johnny mengangguk membiarkan sang istri memulai tugas sebagai seorang Ibu.
💚
Dinda masuk ke kamar si bungsu lalu mendekat dan dengan sangat hati-hati duduk di pinggir kasur. Ia tak mau putranya bangun dengan terkejut dan memulai hari dengan buruk.
Masih dengan pelan Dinda menyugar rambut Haechan. Ia akan mengecup Haechan. Namun sadar kalau badan putranya cukup panas.
"Ahhh.. Johnny Suh.." keluh Dinda.
Haechan pasti demam karena hujan -hujanan kemarin saat merajuk karena sang ayah yang tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya..
Dinda tak jadi membangunkan Haechan. Ia memilih untuk menarik selimut lalu mengatur suhu pendingin ruangan menjadi suhu ruangan saja. Tak lupa menyalahkan air diffuser dengan aroma yang katanya ampuh untuk melegakan tenggorokan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bentala (Sudah Terbit)
FanfictionCerita tentang cita, cinta dan luka Beberapa part di unpublish untuk kepentingan penerbitan Highest rank : #1 in huanghendery (06112022) #1 in leehaechan (06112022) #1 in cita (06112022) #1 in johnnysuh (25112022) #4 in doyoung (1122022) #2 in doyou...