Setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama enam hari, Hendery akhirnya diizinkan untuk pulang oleh Dokter yang merawatnya. Urusan administrasi rumah sakit sudah diselesaikan oleh Johnny. Sementara Dinda membereskan semua barang-barang Hendery yang dibawa di rumah sakit. Memastikan tidak ada satu barang pun yang tertinggal.
Di tengah-tengah kesibukan Dinda merapikan barang-barang Hendery, Haechan memasuki ruang rawat Hendery bersama Iwan yang selalu setia mengawal Haechan kemanapun anak itu pergi.
"Huwaaaaa....Bundaaaaaaa...."
Haechan yang tiba-tiba menangis saat melihat Dinda tentu saja membuat atensi seluruh penghuni ruangan tertuju ke arah si bungsu keluarga Suh itu. Menyadari Dinda yang masih sibuk dengan kegiatannya, Johnny yang sedang mengawasi Hendery yang sedang diganti perban oleh salah satu perawat sebelum meninggalkan rumah sakit pun langsung berinisiatif untuk mendekati Haechan.
"Ini kenapa bos kecil datang-datang langsung nangis begini, Wan?" tanya Johnny pada pria yang saat ini mengusap tengkuk belakangnya.
"Itu Pak... tadi ada anak anjing yang ketabrak mobil. Aa mau berhenti. Katanya mau nolong anak anjing yang ketabrak itu. Tapi di sini kan kita nggak bisa berhenti sembarangan. Lagi pula, sudah ada orang lain yang sudah menolong anak anjing itu, Pak."
"Dad.. Cari tahu rumah sakit puppy nya dimana..... Aa mau jenguk puppy..... Kasihan Dad.... Puppy nya sendirian.... Aa nggak lihat ada induk anjing yang mirip sama puppy nya.... Jangan-jangan puppy nya anak yatim, Dad..... Huwaaaaaa.... Daddy.... Aa mau jenguk puppy......" ucap Haechan. Saat di awal-awal dia menjelaskan dengan tersedu-sedu, tapi kemudian, di akhir kalimatnya, Haechan kembali menangis dengan kencang.
Hendery yang sedang diganti perban pun tertawa geli mendengar permintaan adiknya.
"Hayo loh... Daddy sama Uncle dapet tugas nyari rumah sakit puppy.." Hendery meledek.
"Dad.. Aa mau jenguk puppy.." Rengek Haechan semakin menjadi. Dan memang dasar Johnny Suh, mana bisa ia menenangkan anaknya.
"Wan.... Cari deh Wan.... Daripada bengek anaknya..." Titah Johnny.
Dinda yang berdiri di dekat lemari menunggu tindakan suaminya untuk menenangkan Haechan menghela napas panjang. Dia sengaja menghentikan kegiatan beres-beresnya karena tingkah Haechan yang masuk sambil menangis kemudian meracau permintaan yang tidak masuk akal.
Mencari rumah sakit di mana anak anjing yang ditabrak itu dirawat di kota seluas New York ini ?
Bukankah itu hanya membuang-buang waktu dan tenaga ?
Mau tidak mau Dinda mengambil alih. Dia meraih sekotak susu rasa cokelat-sisa selama Hendery dirawat-yang baru saja dia keluarkan dari lemari pendingin lalu berjalan mendekati Haechan. Ia menusukan sedotan di atas kotak susu tersebut lalu memberikannya kepada Haechan.
"A.. Udah diem.. Berhenti nangisnya... Aa minum susu dulu..."
"Bundaa...Aa mau jenguk puppy.." Haechan beralih merengek pada Dinda.
"Sssstt....Aa duduk sekarang terus habisin susunya.." Dinda mengambil lengan Haechan dan mendudukan sang anak di sofa.
"Kamu juga nih Dad.. Semua maunya Aa di iya-iyain aja. Kalau Aa tiba-tiba minta bulan, kamu suruh Iwan bawain bulannya buat Aa gitu?"
Johnny menggaruk lehernya yang tak gatal. Bisa apa dia kalau sudah dimarahi sang istri selain lirik-lirikan dengan Iwan yang juga mencoba untuk pura-pura tak tahu dan tidak mendengar apapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/325071199-288-k36644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentala (Sudah Terbit)
FanfictionCerita tentang cita, cinta dan luka Beberapa part di unpublish untuk kepentingan penerbitan Highest rank : #1 in huanghendery (06112022) #1 in leehaechan (06112022) #1 in cita (06112022) #1 in johnnysuh (25112022) #4 in doyoung (1122022) #2 in doyou...