B - 16

829 122 9
                                        

Jaehyun masih berada di dalam ruang kerjanya. Tidak ada tanda-tanda kalau dia akan akan meninggalkan tempat itu dalam waktu dekat. Di hadapan Jaehyun terdapat sebuah laptop yang menyala. Layarnya menampilkan foto keluarga kecil Johnny.

Foto keluarga yang benar-benar nampak bahagia. Ada rasa iri yang menyeruak. Jaehyun tidak pernah memiliki foto keluarga selama hidupnya. Dia tidak tahu apakah ayahnya itu masih hidup. Dan meskipun ayahnya masih ada, foto keluarga itu tetap tidak mungkin terwujud. Selain karena Jaehyun tidak akan pernah mencari ayahnya yang jahat itu, ibu Jaehyun juga sudah berpulang lebih dulu beberapa tahun yang lalu.

Melihat senyum lebar yang tampak di setiap wajah objek dalam foto tersebut, membuat Jaehyun jadi bertanya-tanya.

Apakah sebahagia itu memiliki keluarga lengkap ?

Jika Hendery nanti terbukti bahwa dia adalah benar-benar anaknya, maka itu artinya Jaehyun tidak hidup sebatang kara lagi di dunia ini. Ia memiliki anggota keluarga lain.

Tapi kemudian Jaehyun ragu.

Apakah jika ia tetap melangkah maju untuk melakukan tes DNA itu, bisakah Hendery tetap tersenyum secerah senyum yang ada di foto yang saat ini sedang dilihat oleh Jaehyun ?

Kenapa semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan mereka ?

Kenapa semua orang hidupnya terasa sangat mudah ?

Kenapa ia tidak?

Apakah ini hukuman untuknya yang egois dan serakah?

Ia sudah memiliki Dinda dulu.

Tapi Dinda benar

Dialah yang selalu merasa bahwa dengan Dinda saja tak cukup. Jaehyun yang memilih untuk pergi karena dia benar-benar sudah muak dengan kemiskinan. Bukankah dia sendiri yang berpikir bahwa dunia akan bersikap lebih baik padanya jika ia memiliki banyak uang?

Lamunan Jaehyun teralihkan saat ia mendengar suara ketukan pintu. Itu pasti Alex. Meskipun dia sudah sering mengatakan pada sekretaris pribadinya bahwa dia bisa pulang saat jam kerjanya sudah selesai dan tidak perlu menungguinya, tapi pria itu tetap keras kepala. Dia tak akan pulang kalau Jaehyun belum pulang.

"Masuk.."

"Mr. Jay, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan" ucap Alex sesaat setelah masuk ke dalam ruang kerja Jaehyun. Jaehyun menggerakkan kepalanya sebagai pertanda ia meminta Alex untuk bicara saja.

Sebelum melanjutkan ucapannya, Alex meletakkan sebuah amplop coklat di atas meja kerja Jaehyun.

"Saya sudah mendapatkan orang yang membocorkan desain perusahaan Mr. Suh. Dia pula dalang dibalik orang yang menjual data customer dan karyawan Mr. Suh pada kita. Apa anda ingin saya melakukan sesuatu pada orang tersebut?"

Jaehyun mengambil amplop yang di berikan oleh Alex. Ia cukup terkejut melihat siapa orang itu.

"Dia?"

Alex menganggukan kepalanya. Seolah membenarkan apa yang ingin Jaehyun katakan.

"Jangan lakukan apapun kepadanya dan jangan sampai siapapun tahu. Terutama Johnny Suh. Satu lagi, carikan waktu untuk saya supaya saya bicara empat mata dengannya.."

"Baik Mr. Jay. Oh ya, Mr. Suh sudah akan mengajukan laporan terkait desainnya yang bocor. Sepertinya Mr. Suh benar-benar tidak tau kalau tim desainnya membeli desain tersebut dari seorang mahasiswa yang drop out dan tentu saja dia yang membocorkan ini juga tidak tahu menahu soal itu."

Bentala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang