B - 3

1.5K 161 16
                                        

Hendery Suh, putra sulung dari Johnny Suh dan Dinda Arianda Wisesa. Cucu pertama dalam keluarga Suh dan Wisesa. Terlahir dengan embel-embel seperti itu membuat Hendery terlatih untuk mengambil banyak tanggung jawab lebih. Itu salah satu alasan mengapa saat SMA kelas 2 Hendery meminta untuk dipindahkan ke salah satu SMA ternama di New York.

Bukan ingin hidup bebas atau bergaya sok elite. Alasan Hendery ingin pindah ke sana tak lain karena lulusan dari sekolah tersebut banyak sekali yang di terima di Harvard. Kampus impian Hendery.

Jadilah Hendery menguatkan hati untuk bersekolah di sana. Meskipun konsekuensi yang harus dia jalani adalah harus berada jauh dari keluarga yang sangat Hendery sayang.

Sebenarnya, tak pernah jelas apa impian dan cita-cita Hendery sebenarnya. Ia hanya tahu bahwa ia suka sekali dengan film-film anime. Selebihnya ya biasa saja. Mengapa Harvard menjadi kampus impiannya? Karena sang Daddy adalah salah satu lulusan dari universitas itu.

Lulusan terbaik.

Hendery adalah sosok anak yang menjadikan sang ayah sebagai satu-satunya sosok role model nya. Hal itu sudah tertanam sejak ia kecil. Setiap kali ibunya mengingatkannya betapa tangguh dan hebatnya sang ayah. Hendery ingin menjadi seperti ayahnya. Karena itu ia juga mengikuti jejak sekolah ayahnya. Berharap paling tidak ia memiliki setengah saja kemampuan sang ayah dalam mengelola perusahaan.

Meskipun cukup lumayan sering ayahnya mengingkari janji, untuk menghabiskan waktu bersama. Tapi sebenarnya sebagai seorang CEO dari perusahaan yang memiliki lebih dari tujuh puluh ribu pegawai, ayahnya itu sudah bisa di bilang sebagai kepala keluarga yang baik. Berat sekali pasti menjadi sang ayah..

Kepindahannya tentu saja ditolak mentah-menyah oleh sang bunda. Tapi dengan segala upaya Hendery meyakinkan sang bunda. Hingga dengan terpaksa bundanya mengizinkannya pergi. Demi kebaikan semua. Dan demi masa depan Hendery.

Dinda bukannya tidak mau mendukung keinginan putra sulungnya itu. Dia hanya tak mau Hendery memikirkan untuk bertanggung jawab atas perusahaan mereka. Dinda mau Hendery punya mimpinya sendiri.

Tapi justru sebaliknya. Bagi Hendery salah satu cara bersyukur menjadi dirinya sekarang dengan bersiap untuk mengemban tanggung jawab. Ia tak serakah, kalau kelak adiknya mau melakukan itu ia tentu saja akan dengan senang hati menerimanya. Tapi paling tidak ia sudah siap lebih dulu jika sang adik menginginkan profesi yang lain. Sampai saat ini saja Haechan masih keukeuh ingin jadi pemadam kebakaran.


Hari ini sesuai janjinya dengan sang bunda. Dery akan potong rambut. Sebenarnya ia suka model rambut sekarang. Tapi ya Dery maklum, sang bunda pasti masih berpikir sekolah di sini sama seperti di Jakarta yang mana potongan rambut haruslah cepak.

Ia mengambil foto rambut bangun tidurnya lalu memostingnya ke Instagram. Belum sampai satu menit ribuan like dan ratusan komentar langsung saja bermunculan. Maklum Dery merupakan user bercentang biru di berbagai platform media sosial. Penyebab awalnya karna ia yang beberapa kali masuk ke konten sang paman, yang sudah jadi vlogger lebih dulu. Semenjak itu followers nya terus beranak pinak.

Ingin mencoba peruntungan di dunia tersebut. Dery iseng-iseng membuat konten A day in my life dan sekali lagi hal itu di sambut dengan baik.

Dery tuh sebenarnya heran. Kenapa orang-orang suka sekali dengan konten tersebut ya? Padahal kan itu keseharian orang lain saja.

Dery heran... tapi dia juga lupa kalau dia memiliki wajah tampan dan latar belakang yang luar biasa. Membuat banyak orang berfantasi suatu saat bisa menjadi orang terdekat Hendery.

Bentala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang