B - 22

1.2K 140 24
                                    

Dinda yang sudah dalam perjalanan pulang ke rumah setelah menyelesaikan kegiatannya sepanjang hari ini di yayasan memilih untuk merubah tujuannya. Hal itu disebabkan oleh sebuah pesan yang kembali masuk ke dalam ponselnya.

Jaehyun
Temui aku di apartemenku.
Sekarang juga, atau aku yang akan mendatangi rumah mu.

Meski Dinda sudah bertekad untuk benar-benar tidak mau menemui Jaehyun lagi, tapi untuk dia memutuskan bahwa kali ini adalah terakhir kalinya Dinda menuruti kemauan Jaehyun untuk bertemu di apartement pria itu. Saat mereka bertemu nanti, dia akan meminta Jaehyun untu tak lagi mengganggunya, lalu setelah itu Dinda akan menceritakan semuanya pada Johnny.

Dinda sudah mengambil keputusan. Dia tidak akan membahayakan rumah tangganya hanya karena kehadiran cinta pertama yang sudah lama dia lupakan.

Untuk menghindari sesuatu yang mungkin akan terdengar oleh Haechan, Dinda pun menghubungi Iwan agar membawa Haechan ke Bandung untuk sementara. Menginstruksikan Iwan dan Haechan untuk menginap di tempat Dimas.

Dinda juga sudah memberitahu Dimas perihal ia yang ingin menitipkan Haechan. Dan tentu saja dengan senang hati Dimas mengabulkan permintaan Dinda yang kesannya mendadak tersebut. Dimas juga sudah merindukan keponakan tersayangnya itu. Sejak kepindahannya ke Rumah Sakit di Bandung, waktu Dimas lumayan tersita dengan pasien-pasiennya di sana sehingga belum punya waktu untuk menjenguk Dinda dan Haechan di Jakarta.

Mobil Dinda berhenti di tempat parkir luar gedung apartemen Jaehyun. Ia meminta Jaehyun untuk menemuinya di luar saja, alih-alih di dalam penthouse Jaehyun. Ia benar-benar merasa sesak dan tak nyaman berada di sana.

Jaehyun setuju. Bisa di lihat bagaimana Jaehyun yang datang dengan setengah berlari dan memakai pakaian rumah biasa, Jaehyun pasti langsung bergegas menemui Dinda sesaat setelah Dinda mengabari bahwa ia telah sampai.

Jaehyun tersenyum saat melihat Dinda, namun tidak dengan Dinda. Ia benar-benar sudah terlalu lelah dengan semuanya dan ingin segera mengakhirinya hingga ia tak membiarkan Jaehyun untuk bicara sedikitpun.

"Sekarang apa lagi, Jae? Apa lagi yang ingin kamu lakukan padaku?"

"..."

"Kamu mau menghancurkan aku? Merusak kebahagiaan keluargaku ?Apa kamu baru akan merasa puas setelah melakukan itu?"

"..."

"Jujur padaku, Jae.... Apa pernah sekali saja, sebentar saja kamu pernah benar-benar mencintaiku dengan sepenuh hatimu, Jae?"

Jaehyun menatap Dinda dengan matanya yang berkaca-kaca. Hatinya sakit sekali melihat Dinda yang seperti ini. Ia pikir ia sudah merasakan semua hal paling menyakitkan di dunia ini. Tapi ternyata tidak, dia masih bisa lebih sakit lagi.

"Pernahkah Jae? Meski hanya sebentar apa kamu pernah benar-benar mencintai ku?"

"Aku selalu mencintaimu, Dinda.... Sejak dulu, sekarang, bahkan mungkin sampai nanti....." lirih Jaehyun

Tepat saat itu air mata Dinda jatuh dan ia menundukkan kepalanya.

"Kalau begitu, tolong lepaskan aku Jae..Tolong jangan hancurkan keluargaku.." Lanjut Dinda. Terdengar jelas ada nada keputusasaan di sana.

"Aku minta maaf untuk semua rasa sakit yang terjadi padamu. Aku minta maaf untuk semua kesulitan, penderitaan dan semua hal buruk yang terjadi dalam hidupmu..."

"Aku minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku untuk membayarkan kebahagiaan untukmu hingga kamu tidak perlu merasa terluka. Aku minta maaf untuk semua itu Jae.. Maafkan aku.. Tolong maafkan aku.."

Bentala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang