15

46 8 0
                                    

Keheningan menyelimuti ruangan kelas 12 MIPA 2, tak biasanya kelas ini menjadi sunyi, kecuali jika sedang melakukan ulangan.
Seperti sekarang ini, mereka tengah melakukan ulangan harian bahasa Inggris.

"Bau apaansih ini?" gumam seorang siswi sembari menutup hidung nya.

Pesstthh
Pesstthh..

Terdengar lagi suara sesuatu yang tak asing Bagi siswi tersebut, lantas ia mencari asal dari suara itu, dengan menutup hidung nya, tak lama ia pun membulatkan mata nya saat menemukan asal suara tersebut.

Siswi tersebut langsung menendang kaki kursi yang diduduki sang pelaku, hingga membuat sang pelaku pun membalikan badan nya. "Shaka lo yang kentut ya?!" tanya Amel dengan tatapan penuh intimidasi.

Shaka yang di tanya seperti itu hanya terkekeh pelan lalu menggaruk belakang leher nya yang tak gatal.
"Hehee i-iya mel, " ujar Shaka mengaku.

"Gak ada adab lo Shak! Kentut sembarangan, udah tau di belakang lo ada orang, lo kira kentut lo sewangi parfum Prancis yang bisa lo semprot sembarangan! Jorok banget sih lo!" ocehan Amel tersebut berhasil mengalihkan perhatian pak Bayu.

"Kenapa itu yang belakang ribut-ribut?" Suara lantang pak Bayu berhasil mengalihkan fokus seluruh murid, seketika semuanya mengalihkan pandangan pada barisan yang di tunjuk pak Bayu.

"Siapa pak?" tanya Revan penasaran.

"Belakang nya Shaka."

"Ini pak, masa Shaka dari tadi kentut mulu mana bau jengkol lagi tuh kentut nya!,curiga gue lo makan jengkol ya," ujar Amel menjelaskan, sembari terus menutup hidung nya.

Mendengar penjelasan Amel sontak membuat ruangan tersebut yang mula nya hening menjadi ricuh oleh suara gelakan tawa para murid yang memenuhi ruangan.

"Enak aja lo, Gak usah 'kentut shamming!' deh lo" protes Shaka tak terima kentut nya di hina.

"Eh, gue ngomong berdasarkan fakta ya!"

"Emang kamu makan apa Shaka, sampai kentut terus begitu?" tanya pak Bayu sembari terkekeh.

"Kebanyakan Makan sambel jengkol kayak nya pak tadi." jujur Shaka, dengan tangan yang melilit di perut nya, hal itu sontak membuat ruangan tersebut semakin 'petcah!' Oleh suara gelak tawa.

"Tuh kan firasat gue Gak pernah salah emang," ujar Amel dengan bangga.

"Pantesan dari tadi gue juga nyium bau-bau aroma yang tak sedap." ujar Nathan selaku orang yang duduk di sebelah Shaka.

"Lo kira mie sedap." celoteh Revan.

"Gue bilang tak sedap vantek!" geram Nathan, yang langsung di balas kata 'oh' saja oleh Revan.

"Terus perut nya sakit gak Shak?" tanya pak Bayu.

"Enggak kok pak, cuman efek makan jengkol kali ya pak."

"E*e dulu sana lo Shak, kasian Amel jadi kebauan gara-gara kentut lo," titah Rani sembari diiringi tawa nya yang tak reda-reda.

"Gue lagi gak mau buang hajat ni, gimana dong? Kalo dipaksain, percuma aja kalo hajat nya gak keluar mah,"

"Loh, emang hajatan bisa dibuang-buang? " celetuk Adel manusia terpolos di kelas ini. Membuat seisi kelas geleng-geleng kepala dibuatnya.

"Adell, itu bahasa halus nya buang tai, masa lo ke gitu aja gak ngerti sih?" heran Kayra pada sahabat nya yang satu ini.

"Oh, aku kira hajatan biasa yang ada prasmanan nya,yang ada makanan nya lebih tepatnya." jelas Adel.

"Terserah lo del terserah." ujar kompak seisi kelas. Adel yang mendapatkan kalimat tersebut bertanya-tanya pada dirinya, aku salah kah?

Revan Alegra DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang