18

50 6 0
                                    

Revan celingak-celinguk mencari sosok gadis yang sedari tadi tak kunjung datang, bahkan ketika sebentar lagi bel masuk sekolah akan berbunyi.

"woi!"

"ck, ngagetin mulu lo njing." kejut Revan ketika Shaka sengaja memukul bahu nya.

"Lagian bengong bae lo, nunggu siapa lo?" tanya Shaka.

"Bebeb kayra belum dateng ya, pantesan murung kitu bengeut na si pantek." ucap Nathan sembari mencolek dagu Revan, yang membuat si empu nya mendelik seketika.

"Pliss Nath, jijik banget gue liatnya." Shaka menggerutu dengan mengeluarkan ekspresi jijik nya.

"Nath, gue tau gue emang tampan rupawan menawan, yang ngebuat siapapun terpesona sama gue, tapi lo ga gitu kan Nath?" Revan memelas sambil menjauhkan diri dari Nathan sebari menyilangkan tangan nya seperti sedang merasa terlecehkan saja.

Mendengar hal itu reflek Nathan memukul lengan Revan.

"Bengeut sia hurung! aing masih normal anjing, lo baperan amat, jangan-jangan lo kaya gitu biar ga kebawa perasaan sama gue ya?" tuduh Nathan

"Najiss!" umpat Revan.

"Kayanya kalo ga nge-gay sehari gabisa ya kalian?, tolong tau tempat ya kalo mau romantis-romantisan nya, jijik gue liat kalian berdua, Vano harus tau si."

Ucapan Shaka tersebut membuat keduanya ingin menjejali mulut Shaka dengan sepatu. Mereka mengejar Shaka sembari membawa sepatu di tangan nya yang akan segera melayang tepat di kepala Shaka. Revan melayang kan sepatu nya kepada Shaka, Shaka yang berhasil menghindar, menoleh kebelakang meledek Revan dan Nathan.

"wlee, lempar gitu aja gabisa" ledek nya sembari menjulurkan lidah nya, beserta tangan nya yang berada di kedua pelipis nya.

𝘽𝙪𝙜𝙜!

"akhh"

"Kayra lo gapapa?" tanya Vano khawatir dengan keadaan Kayra yang sedang memegang kepala nya tampak kesakitan. Ya, sepatu Revan mungkin meleset tidak mengenai kepala Shaka, tapi tepat mengenai kepala Kayra yang baru saja datang bersama Vano.

"Njir, sepatu lo kena kepalanya bebeb Kayra gue." beritahu Nathan yang membuat Shaka langsung menoleh ke belakang.

"Mampus gue." Revan diikuti kedua teman nya langsung menghampiri Kayra yang sedang memegang kepalanya di bantu oleh Vano.

"Ra sorry, lo gapapa kan? ada yang pusing ga? ayo ke uks, gue anterin." Revan langsung menyingkirkan tangan Vano yang tadi membantu memegang kepala Kayra, lalu menggantikan nya dengan tangan nya.

Mendengar suara yang tidak asing tersebut membuat Kayra langsung mendongak beradu tatap dengan sang pemilik suara.

"Jadi lo yang lempar ni sepatu ke kepala gue?" tuding Kayra yang langsung di balas anggukan oleh sang pelaku.

"Maksud lo apa?! lo sengaja ya ngelakuin ini ke gue? lo ada masalah sama gue, sampe segitu nya?" amarah Kayra membara setelah melihat Revan hanya menggeleng kan kepala nya beberapa kali.

"gue ga sengaja ra, sumpah! niat nya mau lempar ke Shaka kok, iyakan shak?" Revan menyenggol lengan Shaka supaya membenarkan ucapan nya, Shaka yang merasa di senggol langsung menganggukan kepalanya membenarkan ucapan Revan.

"sial banget, pagi pagi kepala gue udah cenat cenut begini, kalo gue amnesia, lo pada mau tanggung jawab?!" Kayra emang lagi esmosian pagi ini, tadi pagi ia telat bangun, ditambah hari pertama dia menstruasi yang kalo hari pertama biasanya Kayra bakalan sakit perut mampus, terus sekarang kepalanya jadi imbas dari sepatu Revan yang melayang, badan nya sedang tidak enak sekali, sepertinya Kayra sudah nau pingsan saja.

Revan Alegra DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang