Bab 4

248 16 0
                                    


Ai Ning


King Pov

Aku masih menopangkan daguku di atas meja dan melihat kesekelilingku yang ada teman-teman dari N'Duen. Mereka semua tidak hanya lucu tetapi juga ramah. Kami semua bisa berbicara dengan baik, kecuali Ram.

“Apakah kamu akan ikut kamp?” Tanyaku pada Ram yang masih duduk di sebelahku.

Saat ini Ram masih belum juga menyelesaikan makannya dan sepertinya dia adalah orang yang suka makan dengan perlahan. Dia mungkin orang yang suka menikmati kelezatan makanan itu dengan makan perlahan.

“…”

Ram tidak menjawab tetapi dia hanya mengangguk dan matanya tidak lagi menatapku. Bisakah dia lebih menunjukkan tanda-tanda kehidupan? 😅

“Apakah kamu pernah pergi ke Uttaradit?” Tanyaku lagi.

“…” Ram kembali menggelengkan kepalanya.

[T / T : Uttaradit adalah sebuah tempat di utara Thailand.]

“Nenekku tinggal disana dan aku akan mengunjunginya. Apakah kamu mau ikut denganku?” Tanyaku.

Aku memang selalu mengunjungi rumah nenekku bila ada liburan semester di Uttaradit. Nenekku saat ini sudah tidak bisa melihat lagi dan kedua orang tuaku ingin nenek tinggal bersama-sama dengan kami di Bangkok. Tetapi nenek tidak mau tinggal disini. 😞

Nenek berkata bahwa dia ingin tinggal ditempat yang dia memiliki kenangan saat dia masih bisa melihat. Saat nenek mengatakan seperti itu kami tidak bisa melawannya, tetapi kami membayar seseorang yang dekat dengan nenek untuk merawatnya.

“…”

Ram hanya menatap wajahku sejenak dan kembali menggelengkan kepalanya pelan.

“Tempat itu sangat indah..” Lanjutku.

Uttaradit meskipun bukan provinsi yang terlalu terkenal, tetapi merupakan tempat yang bagus untuk di kunjungi. Provinsi itu termasuk yang maju dan tidak terlalu terbelakang, tetapi tidak juga terlalu modern. Anak-anak disana harus berjalan kaki bila ingin ke sekolah dan tidak ada terlalu banyak mobil disana. Tetapi entah mengapa aku merasa daerah itu sangat sempurna!

“Apakah kamu pernah menjadi bagian dari kamp sukarelawan seperti ini sebelumnya?” Aku bertanya lagi saat Ram tidak menjawabnya.

Saat aku berkuliah disini, aku pasti akan selalu ikut bila ada kamp sukarelawan seperti ini. Aku sangat tertarik dengan kegiatan seperti ini. Aku memiliki semangat untuk menolong orang lain dan selain itu aku tampan, cukup kaya, cerdas dan baik hati. Hahah 😅

“…”

Aku melihat Ram kembali menggelengkan kepalanya lagi sambil menguyah makanan yang ada di dalam mulutnya secara perlahan.

Dia makan nasi atau makan rumput? Kenapa dia belum selesai juga memakan makanannya? 🤔

“Kenapa kamu tetap tidak mau berbicara denganku?” Tanyaku lagi.

“…”

Ram masih tidak mau menjawab pertanyaanku dan aku kemudian berbalik menatap N'Duen dan bertanya padanya.

“Bagaimana caranya kamu berbicara dengannya, Duen?” Tanyaku.

Aku menatapnya untuk meminta pertolongan. Karena selama ini aku melihat Ram terlihat banyak berbicara dengan Duen.

“Apakah P'King sedang berbicara denganku?” Tanya N'Duen dan mengangkat wajahnya dari makanannya.

Ketika N'Duen menatapku, aku melihat Bohn mengangkat ponselnya untuk memfoto pacarnya itu.

“Iya.. aku melihat dia sepertinya lebih berbicara banyak kepadamu dari pada semua teman-temannya yang lain. Mengapa sangat susah untuk membuat dia berbicara?” Kataku pada N'Duen.

Aku kembali menatap Ram yang saat ini masih mengabaikanku. 😞

“Aku juga tidak tahu..” Balas N'Duen.

Oh! Aku segera berhenti makan, meskipun aku merasa makanan ini cukup enak karena aku lebih merasa penasaran terhadap Ram daripada makanan yang saat ini sedang aku makan.

“Jadi biasanya kamu membiarkan tentang apa?” Tanyaku lagi.

“Kami biasanya membicarakan tentang segala hal yang biasanya teman-teman suka bicarakan juga..” Kata N'Duen.

Aku memikirkan apa yang biasa seorang teman bicarakan antar sesama teman?
Aku memikirkan tentang hal itu karena bisanya aku dan teman-temanku biasanya membicarakan tentang.. para wanita.. pekerjaan.. liburan.. orang-orang yang ada di sekitar kami… makanan.. pelajaran. Aku tidak bisa memikirkan hal yang lebih normal lagi. 🙄

Saat aku melihat teman-temanku, Boss adalah orang yang sangat suka membicarakan pedesaan, Bohn sangat suka membicarakan tentang pekerjaan dan liburan, Tee biasanya suka membicarakan makanan yang aneh-aneh dan mimpinya untuk mempunyai pacar suatu hari nanti, sedangkan Mek aku biasanya hanya membicarakan soal pelajaran padanya. Saat melihat hal itu, aku berpikir teman-temanku pada dasarnya tidak ada yang berpikiran normal. 😅

Aku akan terus berusaha..

“Cuaca hari ini bagus, ya?” Tanyaku.

Ram mengangkat alisnya karena merasa terkejut dengan pertanyaannku ini dan dia hanya menganggukkan kepalanya menyetujuinya. Memikirkan semuanga, tidak ada yang terlihat normal.

“Apakah kamu memiliki banyak pelajaran?” Tanyaku lagi.

“…” Ram mengangguk.

Dia menatapku dan kembali melanjukan makannya. Aku merasa seperti sedang mengikuti kehidupan Ram.

“Apa yang sulit?” Tanyaku lagi.

“…”

Ram masih tidak mau menjawab pertanyaan dariku dan aku segera melirik orang yang sedang duduk di samping Ram dan bertanya.

“Phu.. Kamu sedang mempelajari apa saat ini?” Tanyaku pada N'Phu teman sekelas Ram.

“Kami sedang mempelajari xxx P'King..” Balas Phu.

[ N / T : Tidak ada terjemahan mata pelajaran yang sedang dipelajari. ]

Oh.. Saat N'Phu menyebutkan nama pelajarannya, aku tahu hal itu sangat sulit untuk Nong kami. Aku sudah mempelajari pelajaran itu sebelumnya. Aku mengerti pelajaran itu dan menyukainya juga. Ayahku adalah seorang Profesor di Universitas dan juga mengajarkan tentang pelajaran tersebut. Oleh karena itu ayahku mengajarkan pelajaran itu kepadaku sampai aku rasanya hampir ingin muntah.

“Apakah kamu mengerti apa yang Profesor ajarkan kepadamu?” Tanyaku lagi kepada Ram.

“…”

Ram masih tidak mau menjawabnya. Aku tahu bahwa Tee memang pintar dalam pelajaran, tetapi untuk pelajaran yang seperti ini dia tidak mengerti.

Setelah lama terdiam, aku melihat Ram perlahan menggelengkan kepalanya dan dia memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celananya. Aku melihat dia tampak ragu.

“Aku akan mengajarkan pelajaran itu secara gratis..” Kataku lagi.

Bukankah dengan begitu aku bisa lebih mengenal Ram dengan baik. ☺️

“…”

Ram masih tidak menjawab dan memutuskan kontak mata denganku saat aku mengatakan hal seperti itu padanya. Kenapa?

Tidak lama Ram terlihat mengerutkan keningnya seperti dia sedang memikirkan apa yang sedang aku katakan. Apakah aku tidak terlihat pintar? 🤔

“Hal ini pasti akan sangat berguna untukmu..” Tambahku lagi.

Tee saja sangat suka saat aku mengajarkan pelajaran kepadanya dan aku bisa melakukannya dengan baik.

“King memang pintar dengan pelajaran itu..” Teriak Tee sambil terus makan.

Aku mengabaikan perkataan temanku itu karena aku tahu bahwa perkataannya memang benar. Aku selalu mendapatkan nilai yang tinggi meskipun pelajaran itu cukup sulit itulah alasan lain aku selalu di panggil King. 😁 Awalnya aku tidak menyukai panggilan itu, tetapi lama-lama aku sudah terbiasa.

Dengan itu aku juga suka membantu teman-temanku untuk mempelajari pelajaran itu. Tetapi…

Ram hanya menatapku sebentar dan kemudian melihat kearah lain. Gerakan sederhana dari Ram sudah aku tangkap maksudnya. Apakah ini caranya menolak tawaran dariku? Aku benar-benar sudah siap untuk mengajarinya. Sekarang aku merasa seperti mencoba untuk membaca bahasa tubuhnya. 🙄

“Huh.. orang pintar sepertiku bisa membantumu..” Kataku dengan nada yang sedih, meskipun aku sebenarnya sedang tersenyum.  

“…”

Ram masih tidak peduli dengan omongan aku itu seperti sebelumnya. Jadi aku mulai menyerah da mataku mengamati orang-orang yang ada di meja kami ini. Tee sedang mencoba menggoda N'Ting. Sedangkan Bohn, dia sedang saling menggoda dengan pacarnya saat ini dia sedang membicarakan soal musik dengan N'Duen. Boss, N'Tang dan N'Phu sedang menatap gadis-gadis yang melewati meja kami. Sangat buruk.. Hm.. Sedangkan orang yang duduk di sampingku sangat dingin. 😞

“Kami pergi dulu.. Phi..” N'Duen melambaikan tangannya kepada kami semua. Dia ingin mengikuti teman-temannya tetapi temanku, Bohn segera menahan lengannya duluan.

“Apakah kamu harus pergi sekarang?” Kata Bohn dengan wajah sedih. Dia mencoba untuk menahan N'Duen.

“Hmm..” N'Duen menjawab terlihat tidak senang.

“Tidak bisakah kamu tinggal sedikit lebih lama lagi?” Bohn mengeluh dan berjalan mendekat kepada N'Duen.

Tangan Bohn segera meluncur ke bawah untuk meraih tangan N'Duen. Hal ini seperti adegan di dalam film dimana tokoh pahlawannya sedang berusaha untuk menghentikan orang yang dia cintai di bandara. 😅

“Aku masih memiliki kuis..” jawab N'Duen.

Anak kedokteran memang selalu belajar seperti orang gila. Saat kami bertemu dengan N'Duen, dia selalu mengatakan bahwa dia memiliki kuis atau ujian setiap minggunya.

“Kuis apa lagi?” Keluh Bohn.

Dia sepertinya ingin menangis agar N'Duen memperhatikannya dan aku rasanya benar-benar ingin merekam kejadian ini di ponselku.. 😅

“Yeah.. aku benar-benar masih memiliki kuis..” gumam N'Duen.

“Kalau begitu kamu harus menciumku dulu..” Bohn memajukan bibirnya saat berkata kepada N'Duen.

Apakah Bohn berpikir N'Duen akan menciumnya di sini? 🙄

Plak..

Tidak, N'Duen lebih memilih menampar bibir Bohn. 😂

Suara tamparan itu cukup keras. Kasihan Bohn. 😅 Dia berusaha untuk menarik perhatiannya tetapi malah di tampar.

“King…” Boss memanggil dan menyenggolku.

Mataku menatapnya dan aku mengerti apa yang coba Boss katakan padaku ketika dia mengarahkan jarinya ke pasangan yang ada di depan kami saat ini.

“Apakah kamu mau pergi sayang?” Kataku dan berpura-pura sedih. Aku memegang tangan Boss seperti aku tidak ingin dia pergi.

“Iya.. Aku masih ada kuis..” Jawab Boss dan menatapku.

Aku segera mengancungkan jempolku. Yeah.. kami berdua saat ini sedang menggoda Bohn 🤣. Kami adalah tim provokator! 

“Kuis apa lagi? Aku berpikir aku akan mati..” Kataku sambil mengerutkan keningku dan berbicara dengan nada frustasi.

Aku bisa melihat Mek yang memperhatikan kami tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

“Aku sangat malu.. Aku merindukanmu..” Jawab Boss.

“Dasar bajingan!” Bohn berteriak kepada kami.

“Hahahah…” Boss dan aku tertawa saat Bohn mulai mengutuki kami. Sedangkan N'Duen sudah berlari menjauh bersama dengan teman-temannya.

Saat ini di meja kami hanya tinggal anak-anak Fakultas Teknik dan tentu saja masih ada Ram. Tetapi kenapa dia terlihat terburu-buru?

“Apakah kamu masih ada pelajaran?” Tanyaku pada Ram.

“…” Dia hanya mengangguk.

Setelah itu, Ram segera berdiri dan berjalan meninggalkan Kafetaria. Aku segera berpikir.

‘Berapa banyak kata yang dia ucapkan kepadaku hari ini? 4 atau 5?’

“Um.. King kenapa kamu ingin berbicara dengannya?” Tanya Tee.

Aku melirik ke arah Ram sekali lagi sebelum berbalik dan menjawab pertanyaan temanku itu.

“Dia sedikit aneh karena sangat jarang berbicara, jadi aku merasa tertarik padanya..” Jawabku.

“Ketika aku mendengarkan kamu berusaha keras untuk berbicara dengannya, aku tidak mengerti..” Balas Tee lagi.

“Aku juga melihat kamu berbicara dengannya, tetapi aku tidak mengerti mengapa kamu tetap tidak mau menyerah padanya..” Kata Bohn sambil menatapku dan menggelengkan kepalanya.

Setelah kami selesai makan, kami semua berpisah untuk kembali ke kelas. Saat ini aku, Tee dan Bohn sedang mempelajari pelajaran yang sama sedangkan Mek dan Boss tidak mempelajari pelajaran yang kami ambil ini.

---

Di dalam kelas..

Saat ini aku menguap dan mulai merasa mengantuk. Aku sedang tidak ingin belajar saat ini sehingga aku mulai merasa bosan. 😑

Aku kemudian mengambil ponselku dan bermain dengan media sosial. Aku membuka Facebookku dan melihat Facebook yang bernama Ram Vira. Apakah ini akun Facebooknya Ram? 

Aku kemudian mengklik akun Facebooknya itu dan Ram dan fotonya tetap sama tampannya. Sebaigan besar postingan Facebooknya adalah gambar pemandangan dan Foto keluarganya serta ketiga anjingnya. Aku tidak terlalu suka dengan anjing.

“Apakah kamu sedang melihat Facebooknya Ram?” Kata Tee sambil mencondongkan tubuhnya untuk melihat layar ponselku.

“Jadi apakah ini benar-benar Facebooknya?” Tanyaku.

“Iya.. itu memang Facebooknya dan semua orang juga sudah tahu. Memang sangat susah untuk bisa berbicara dengannya..” Balas Tee.

Aku hanya mengangguk saat mendengar perkataannya, karena aku ingin terus mencoba untuk mengajak Ram berbicara. Saat melihat aku mengirimkan permintaan pertemaan di Facebooknya Ram, Tee hanya menggelengkan kepalanya.

Aku tidak pernah berpikir bahwa Ram akan menerima permintaan pertemanan dariku. 90% kemungkinan Ram akan menolak permintaan pertemananku ini, tetapi paling tidak aku bisa mengirimkan dia pesan di Facebooknya ini. ☺️

Saat aku mengirimkan dia pesan di Facebooknya mau di baca atau tidak yang penting aku tidak akan menyerah padanya..

King of the King

Ai Ning..

[N / T : A'Ning berarti "anak dingin". ]

Apakah kamu benar-benar tidak ingin berbicara denganku?

Mengapa kamu hanya membaca saja dan tidak mau menjawabnya?

Baiklah.. Aku akan berbicara dengan diriku sendiri.

Apakah kamu memiliki pelajaran yang susah?


Aku melihat semua pesan dariku di baca olehnya dan aku di tolak olehnya lagi. Tetapi aku akan terus mengirimkan dia pesan. 😁


King of the King

Pelajaran itu memang sangat sulit..

Ketika kamu sudah di tahun ke dua kamu akan bertemu dengan Profesor Nataphat.

Mengirimkan foto Profesornya.

Kuisnya juga sangat susah.

Profesor itu selalu memberikan nilai yang sangat rendah, tetapi pertanyaan terlihat mudah.

Profesor Pakorn adalah Profesor yang paling baik di Fakultas ini..

Tetapi kenyataannya dia adalah orang yang paling baik di Universitas ini.
Hahah.. 😁

{✓} The Gap Between Us-RamKingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang