Bab 12

156 11 4
                                    


Apakah Hal itu Benar?


King Pov

“Jumrab soo pergi ke samui dengan pamai Mong. Ayo terjemahan perkataan itu…” kataku kepada temanku.

Saat ini aku melihat Boss seperti orang yang ingin mati saja sedang berbaring di dekat jendela.

“Aku benar-benar tidak bisa mengerjakan soal ujian itu. Bunuh saja aku..” Balas Boss.

Suaminya hanya diam saja dan menyilangkan tangannya serta menatapnya dengan pandangan sedih.

“Ayolah.. Kamu tidak seburuk itu..” Kata Mek sambil mengelus kepala istrinya.

“Benarkah?” Tanya Boss dan segera menatap Mek seperti anak anjing.

“Hahahah…” Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan mereka berdua.

Aku melihat kesekelilingku dan seperti semua orang merasakan hal yang sama seperti yang Boss katakan. Soal itu memang sulit tetapi masih bisa di mengerti.

Seperti yang selalu aku katakan kepada mereka semua. Jika mereka membaca buku mereka dengan baik-baik dan memahaminya pasti bisa mengerjakan soal-soal ujian tadi. Seperti aku yang bisa dengan lancar mengerjakkannya.

Jika untuk nilai baik atau kurang baik itu adalah masalah keberuntungan dan memori otak kita mengingatnya.☺️

Pagi ini aku hampir saja terlambat masuk ke dalam ruang ujianku.

Tetapi untungnya dosen yang menjaga ruangan itu tetap membiarakan aku masuk. Dosen itu tidak melakukan hal yang sama dengan yang lain karena dia hanya baik padaku. 😁

Aku terlambat karena menolong Ram untuk mencari pensilnya terlebih dahulu. Wajahnya terlihat serius saat mencari pensilnya yang hilang itu dan terlihat sangat lucu.

“King! Apakah kamu mau pulang sekarang?” Tanya Mek.

Aku melihat di seperti masih menuliskan sesuatu untuk Boss. Yeah.. itulah gunanya mempunyai pacar. Mereka berdua benar-benar sedang jatuh cinta dan sungguh romantis. ☺️

“Tidak.. Aku masih ingin disini sebentar lagi..” kataku.

Saat ini aku benar-benar sedang tidak ingin pulang ke kondominiumku. Aku sudah memberikan Nong Kang kepada Ram jadi tidak ada yang bisa aku lakukan. Seharusnya aku juga membawa tanaman itu ke kondominiumku.

Aku ingin duduk di bawah pepohonan dulu. Aku melihat ke luar jendela dan melihat cuaca hari ini cerah. Kelihatannya cukup enak untuk duduk di bawah pepohonan dan aku bisa tidur di bawah pohon itu dengan perasaan nyaman.

“Setelah liburan ini bukankah kita harus pergi ke kamp sukarelawan di daerah Utarakan?”

Aku mendengar teman-temanku kembali berbicara, tetapi setelah kalimat itu, aku mulai tenggelam dalam pikiranku sendiri. 😅

Berbicara tentang berkemah dan kamp sukarelawan aku berpikir akan mengunjungi nenekku. Tetapi nenek harus menjemput aku dari perkemahan itu dan aku tidak akan bisa memberikan kejutan untuknya.

Ah.. lebih baik saat ini aku tidak usah memikiran hal itu dulu. ☺️

Rumah nenekku terletak di belakang sebuah resort yang terkenal. Resort itu merupakan salah satu daya tarik para wisatawan saat aku masih kecil sehingga aku sering melihat orang asing.

“Aduh!”

Aku segera tersadar dari lamunanku ketika ada sesuatu yang mengenai kepalaku. Aku segera mendongak ke atas dan melihat pensil berwarna biru dan hitam yang terlihat tidak asing untukku.

Yeah… pensil itu memang milikku, tetapi tadi pagi aku sudah memberikan pensil itu kepada Ram. Aku melihat ada tangan bertato yang memegang pensil itu dan aku tahu bahwa orang yang sedang berdiri di belakangku adalah Ram.

“Hei Ai Ning..”

“…”

Ram hanya mengangguk kepadaku dan tidak mengatakan apa-apa. Dia segera menyerahkan pensil itu kepadaku.

Aku ingin bertanya padanya, tetapi aku segera terdiam saat aku menunduk dan membaca post it yang berwarna pink yang ada di pensil itu.

‘Pensil ini aku kembalikan padamu..’

Apakah dia benar-benar tidak ingin berbicara denganku? 🤔

Aku hanya tertawa dan menuliskan pada post it itu.

'Kenapa kamu kembalikan padaku, Ai Ning?’

Aku menulis dengan pensil itu juga. Kemudian dia kembali menuliskan sesuatu pada post it itu lagi dan mengembalikannya padaku. 😅

‘Aku sudah menemukan pensilku..’

“Memang kenapa? Kamu bisa mengambil pensil ini..” Kataku sambil menguap.

Saat ini suasananya sangat sejuk sekali karena langit mulai berubah warna menjadi jingga sekarang.

Lagi-lagi aku melihat Ram kembali menuliskan sesuatu di post it itu lagi. Yeah.. sebenarnya aku harus berusaha keras untuk membaca tulisan tangannya karena tulisannya benar-benar tidak bisa terbaca. 🙄

‘Kalau begitu aku tidak akan mengembalikannya padamu..’

Apakah dia sedang mencoba untuk mengancamku kali ini?

“Um.. iya tidak apa-apa. Aku sudah memberikan pensil itu padamu dan sekarang kamu memiliki dua pensil dengan namamu. Jangan coba-coba untuk menghapusnya atau aku akan memukulmu dengan botol air..” Kataku sambil mengangkat botol airku seperti mengancamnya. 

Ketika aku berkata seperti itu, Ram berpura-pura ingin menghapusnya. 😅

Ram tidak akan bisa menghapusnya karena pensil itu ajib karena King adalah seorang penyihir. 😂

Ram terlihat berpura-pura berpikir sebentar dan kemudian menuliskan sesuatu lagi di atas post it itu, tetapi kali ini melakukannya dengan cepat.

'Daripada terus seperti ini, ayo ikut aku pergi dari sini..’

“Hei! Kamu mau bawa aku kemana?”

Sebelum aku menyelesaikan pertanyaanku, dia sudah meraih tanganku dan mulai menarikku lagi.

Dia mendorongku untuk berjalan, tetapi dengan kekuatan yang dia miliki, aku hampir saja jatuh.

Kami berdua sudah lama saling mengenal untuk waktu yang lama, tetapi mengapa dia sangat suka menarikku seperti ini? 🙄

“Mereka berdua akan pergi ke dalam kamar..”

“Ayo berikan pengantin baru kita kamar..”

“Oh.. akhirnya ada juga sesama insiyur yang berpacaran disini..”

Aku segera menoleh ke belakang untuk menatap teman-temanku yang sedang meledeki aku dan Ram.

Dasar bajingan!!

Aku pasti akan kembali lagi untuk membalas perkataan mereka semua.

{✓} The Gap Between Us-RamKingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang