Kang Atau Rim?
King Pov
“Hei Kalian.. Aizz, ikut aku Ai Ning..” Kataku.
Aku mengucapkan kalimat pertama untuk Phu dan Tee sedangkan kalimat yang kedua untuk Ram.
Ram sama sekali tidak mau bergerak, jadi aku mau tidak mau harus menariknya. Aku adalah orang yang sopan tetapi dia sama sekali tidak mengerti akan hal itu dan tidak mengatakan apapun saat aku menariknya. Apakah kamu masih orang yang sama Ram? 🙄
Apa yang Tang, Ting, Phu dan Tee bicarakan di belakang kita? 🤔
“Apakah kalian melihat mereka berdua saling menggoda seperti pasangan yang baru saja menikah?”
Aku mendengar suara Boss bertanya dengan bodohnya. Aku berhenti berjalan lalu berbalik untuk melihat ke arah mereka. Siapa yang mereka pikirkan akan menjadi seorang suami disini? Aku sangat tidak ingin menjadi seorang istri. 😥
“Kamu dari tadi tidak pernah menganggap kami ada Boss! Jadi untuk apa kamu berkata seperti itu? Apakah untuk memprovokasi mereka?” Tegur Tee.
Saat mendengar perkataan itu, Boss lebih mendekat kepada Mek. Harusnya dia melihat dirinya sendiri yang sangat suka menggoda kami. Aku suka mendengar Tee menggoda Boss ini sangat menyenangkan. ☺️
“Apa maksudmu? Aku tidak memprovokasi mereka..” Balas Boss sambil mengangkat alisnya.
Boss saat ini terlihat kucel. Aku sudah menyuruhnya untuk mandi tetapi dia tidak mau. Dia hanya mengatakan kepadaku.
“Kita ini manusia yang hidup dengan alam, pepohonan, rumput dan lain-lain. Jadi jangan meminta aku untuk mandi, ok?” 😑
Aku merasa bahwa Boss hanya malas mandi.
“Hmm.. Apakah kamu belum tahu hal ini? Biarkan aku memberitahukan hal ini padamu..” Kata Phu kepada Tang, Ting dan Boss.
“Memang tentang hal apa?” Tanya Tang.
“Yeah.. tentang mereka berdua yang saling menggoda satu sama lain dan bertingkah mesum..” Kata Tee.
“Hah?”
Aku melihat Tang hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar perkataan Tee.
Saat mendengar perkataan sahabatku itu, aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa. Aku hanya merasa kasihan kepada para Nong. Tetapi Boss adalah guru yang baik dan dia sudah sering mengajariku beberapa trik yang baik berkali-kali.
Aku memang tidak terlalu mengingat apa saja yang sudah dia ajarkan kepadaku, tetapi aku menjadi lebih baik dalam melakukan segala hal. Aku memang mengakui bahwa aku tidak terlalu ingat sebagian besar yang dia katakan padaku. 😅
“Ah.. lebih baik aku membantu Nong Duen di dapur. Aku adalah guru yang sedang di masakkan makanan oleh muridku..” Kata Boss dan berjalan ke arah dapur dimana banyak makanan.
Aku sangat ingin tahu apa yang akan mereka katakan selanjutnya tentangku dan Ram. Tetapi jika mereka tidak ingin mengatakan apapun ya sudahlah. Aku segera melambaikan tanganku pada Phu dan Tee.
Aku mulai menarik Ram lagi agar mengikuti aku. Tempat yang aku ingin ajak dia pergi tidak jauh dari rumahku. Aku mengajaknya ke belakang rumahku. ☺️
Dari tadi kami berdua tidak saling berbicara. Aku tidak mengatakan apapun karena saat ini aku sedang lapar dan tidak tahu apa yang harus aku katakan kepadanya juga. Pernahkah kamu merasakan hal ini?
Seperti saat kamu merasakan lapar dan kamu tidak ingin membuang tenagamu yang masih tersisa hanya untuk berbicara? Saat ini aku sedang mengalaminya. 😅
Kruyuk.. Kruyuk..
Aku segera berhenti berjalan dan memegangi perutku yang berbunyi.
Hah! Tadi pagi aku hanya minum susu dan makan roti saja. Setelah itu aku tidak makan apa-apa lagi, jadi perutku berbunyi karena merasa lapar.
“Hmm.. Tidak apa-apa aku hanya merasa lapar..” Kataku sambil menggelengkan kepalaku untuk menyakinkan diriku tidak ada yang salah dengan tubuhku ini.
Aku melihat Ram menatapku seolah-olah di mengatakan.
‘Ada apa denganmu? Jangan pingsan disini karena aku tidak mau menggendongmu kembali ke rumahmu. Kamu ingin mengajak aku kemana?’
Ram mengangkat alisnya menatapku. Ah! Bukankah seharusnya dia menghormati aku karena aku adalah seniornya?
Aku tidak akan pingsan disini dan akan membawa dia ke tempat itu dengan cepat. Jadi setelah itu kita bisa mencari sesuatu untuk di makan saat kembali ke rumah. ☺️
Aku membawa dia ke belakang rumahku. Kami berdua terus berjalan sampai kami menemukan pohon pinus besar yang di tanam oleh ibuku. Aku sudah tidak menarik Ram lagi saat sampai disana.
Ibu dan nenekku mengajarkan untuk tidak menyentuh tubuh seorang pria yang sedang merasa kepanasan. Tangan Ram saat ini terasa sangat panas jadi aku tidak mau menyentuhnya. 🤔
(NB: memang kamu bukan pria King? 🤣🤣 )
“Kamu tunggu sebentar disini..” Kataku kepada Ram.
Setelah mengatakan hal itu, aku segera berjalan ke bawah pohon itu untuk mengambil tanaman kecilku. Aku melihat Ram yang sedang menungguku dan mengangkat alisnya untuk bertanya.
“…?...”
Ram bertanya saat melihat tanaman yang ada di tanganku dengan tidak mengerti tetapi terlihat bersemangat saat sudah melihatnya dengan jelas.
“Ini ambillah..” Kataku.
“Huh?” Ram bergumam sambil menatapku. Dia membuat wajahnya seolah-olah mengatakan.
‘Apakah kamu benar-benar memberikan tanaman ini untukku?’
“Iya.. ambillah..” Kataku.
Saat itu dia mendongakkan kepalanya dan melakukan kontak mata denganku. Alisnya yang tebal berkerut dan membentuk simpul kecil sekarang. Matanya terlihat berbinar-binar dan juga bingung seolah-olah berkata.
‘Kenapa kamu ingin memberikan tanaman ini padaku?’
“Kamu bertingkah seperti kamu sedang marah padaku maka aku memberikan tanaman ini padamu. Aku yang menanamnya sendiri karena kamu sepertinya tertarik dengan tanaman ini ketika kamu berkunjung ke kondominiumku. Jadi aku berpikir jika aku menanamnya maka kamu akan merasa tertarik kepadaku..” Kataku sambil tertawa. 😄
Benda yang ada di tanganku saat ini adalah pot kecil dan di dalamnya ada tanaman yang masih kecil. Yeah tanaman ini aku sebut sebagai anakku yang aku beli di toko P'Navy.
Aku memilih untuk membeli bibit tanaman ini karena aku melihat Ram menyukainya saat dia melihat di majalah tanaman yang ada di dalam kondomuniumku saat dia pergi ke sana.
“Aku akan memberikan ini untukmu. Kamu ingin tanaman ini kan?” Tanyaku.
Aku merasa Ram sangat tertarik dengan tanaman ini, yeah.. ini adalah tanaman karnivora yang aku tanam untuknya.
Dulu aku merasa tertarik dengan tanaman ini, tetapi aku tidak pernah berpikir akan menanamnya karena tanaman ini memakan serangga.
Alasan lain aku ingin Ram merawat tanaman ini adalah agar tanaman ini bisa menjadi temannya. Aku membiarkan Ram merawatnya.
“Ayo cepatlah ambil.. Mengapa begitu susah sekali..” Kataku.
Pot ini ukurannya tidak terlalu kecil dan tidak juga terlalu besar tetapi ada banyak kotoran di bagian bawah pot ini. 😅
“Aku tidak tahu apakah kamu suka tanaman ini atau tidak, tetapi aku menanam tanaman ini sendiri. Aku sudah ingin memberikan tanaman ini kepadamu dari beberapa hari yang lalu tetapi aku tidak bisa menemukan kamu dimanapun. Kamu harus menjaga tanaman ini dengan baik-baik. Tanaman ini sudah aku anggap seperti anakku sendiri. Jangan terlalu sering terkena matahari dan jangan terlalu banyak juga memberikan dia air. Tanaman ini tidak suka akan hal itu. Kamu juga harus berhati-hati jangan sampai dia jamuran dan…” Kataku.
Tetapi sebelum aku sempat menyelesaikan perkataanku, aku terdiam karena aku mendengar Ram berkata.
“Aku sangat menyukai tanaman ini.. Terima kasih..”
Perkataan itu yang menghentikan omonganku dan aku langsung terdiam.
Ram segera mengulurkan tangannya dan mengambil pot itu dari tanganku. Aku bisa merasakan kehangatan dari tangannya yang saat ini menyentuh punggung tanganku. Namun dia perlahan-lahan segera menarik tangannya ke belakang untuk mengambil tanaman karnivora itu ke tangannya.
“Apakah kamu benar-benar menyukai tanaman ini? Apakah kamu diam-diam menginginkannya?” Tanyaku sambil menggodanya lalu tertawa kecil.
“Jagalah anakku itu dengan baik-baik. Baiklah babyku sekarang ucapkan selamat tinggal kepada ayahmu ini… Hmm.. aku akan menjadi ayahnya dan kamu akan menjadi ibunya..” Kataku sambil tertawa terbahak-bahak saat memikirkan perkataan itu.
Aku memikirkan Ram menjadi istriku dan akan menjadi ibu bagi anak-anakku. Aku membayangkan dia mengenakan pakaian berwarna cerah dan berkata kepadaku.
‘Ah.. kamu sudah kembali sayang?’
Sambil menggendong bayi di sedang menyusu di dadanya. Itu pasti sangat lucu. 😂
“Aku merasa bingung.. Ram.. hm..”
Aku mendengar suara yang cukup keras dari orang yang baru datang itu yang sedang berjalan ke halaman belakang rumahku dan mengejutkan burung-burung yang ada disini. Burung-burung itu segera berterbangan. Dia benar-benar sudah menghancurkan alamku!
“Kenapa kamu harus berteriak?” Kataku.
Aku berjalan mendekati orang yang baru datang itu dan memukul kepalanya dengan lembut.
“Apa yang sedang kalian berdua lakukan disini?” Tanyanya.
“Aku sedang memanjat pohon dan terjatuh sehingga Ram datang untuk menolongku..” Balasku.
“Kenapa kalian berdua datang kesini?” Tanyaku.
Tetapi aku melihat Tee dan Phu menyilangkan tangan mereka dan menatap kami berdua dengan pandangan curiga.
“Mengapa kami tidak boleh ada disini? Apakah kami berdua sudah menganggangu kalian? Maafkan aku temanku. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Kalian berdua dapat melakukan apa yang kalian inginkan..” Kata Tee.
“Kami hanya datang untuk memberitahu kepada kalian bahwa makanan sudah siap..” Kata Phu.
Mereka berdua semakin mendekat lebih dari sebelumnya dan segera berbalik lalu berjalan menuju ke arah rumah dengan gerakkan yang lambat. Mereka berdua tidak lupa untuk tersenyum dengan nada menggoda saat melihat aku dan Ram.
“Ada apa dengan mereka?” gumamku dan menatap Ram.
Aku ingin berbicara lagi dengannya, tetapi aku merasakan ponselku mulai bergetar.
Drr.. Drr..
P'Khumfah..
Aku melihat siapa yang meneleponku dan segera menjawab panggilannya.
“Hallo P'Khumfah…”
“Aku akan datang ke rumah hari ini..” Balasnya.
“Aku ingin mencari beberapa dokumen dan foto yang aku taruh di rumah…” Katanya lagi.
Yeah.. Mungkin yang P'Khumfah maksud adalah foto kakak iparku yang bernama P'Film yang P'Khumfah dandakan seperti seorang wanita. 😅
Aku berpikir hanya P’Khumfah saja yang berani memaksa suaminya untuk melakukan hal itu. Dia bahkan mencoba untuk meminta Kew dan Khram untuk menyebut P'Film ibu.
“Ah! Hei Ning jangan ke situ. Anjing tetangga sangat galak..” Kataku.
Aku segera meraih lengannya saat aku melihat dia ingin mendekati anjing yang ada di dekat rumahku itu. Anjing itu sudah membunuh dua ekor kelinci. Sangat menyeramkan!
Saat mendengarkan perkataanku, Ram hanya mengerutkan kening saja menatapku. Sedangkan anjing itu menatapku seperti sedang tersenyum. 🙄
Apakah kamu berpikir untuk menggigitku, anjing sialan! Apa yang kamu lihat?
Aku memang belum pernah melihat dia membunuh hewan lain. Tetapi aku tetap takut pada anjing itu.
“Jangan! Jangan main-main dengan anjing itu..” Kataku lagi.
Aku langsung mencengkram lengan Ram saat aku melihatnya ingin mencoba melompati pagar untuk bermain-main dengan anjing itu. Dia menatapku seolah-olah berkata.
‘Anjing itu terlihat lucu dan menyenangkan..’
Aku kemudian menatap Ram dan anjing itu lagi. Yeah.. aku tahu bahwa anjing itu lucu.
“Yeah.. aku tahu dia lucu tetapi kamu tahu aku takut anjing. Ayo kita segera kembali ke dalam rumah..” Kataku.
Saat mendengar perkataanku itu, Ram hanya menghela napas pelan dan mengikutiku.
“Hei King! Kamu sebenarnya ada di rumah atau tidak?”
Aku mendengar suara dari ponselku dan aku hampir lupa bahwa saat ini P'Khumfah sedang meneleponku. 😅
P'Khumfah hanya terdiam dalam waktu yang lama jadi aku berpikir dia sudah menutup teleponnya.
“Kyyyaaa…”
Aku mendengarnya berteriak kencang dan membuat aku merasa takut. Aku segera menjauhkan ponselku itu dari telingaku.
“P’Khumfah.. Apakah kamu baik-baik saja?” Tanyaku dengan nada khawatir.
Apakah ada pencuri yang berusaha untuk menyerang dia? Tidak.. Tidak.. pasti bukan itu. Saat aku mendengar cara dia berteriak tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu. 🙄
“Aku sangat senang.. Akhirnya Nong-ku tercinta membawa suaminya pulang ke rumah. Aku tahu bahwa hal ini akan terjadi cepat atau lamat, tetapi aku tidak berpikir kamu melakukannya sebelum kamu lulus kuliah. Baiklah aku akan segera pergi dan membelikan kamu baju pengantin. Nanti Kew dan Khram akan menjadi pengiring pengantinmu sama seperti apa yang kamu lakukan dulu saat aku menikah. Aku berpikir Ram adalah orang kaya maka kita pasti akan mendapatkan banyak uang. Aku bersedia untuk memberikan Nong-ku ini secara gratis!!” Seru P'Khumfah di telepon.
Dengarkan! Sudah aku katakan alasan dia berteriak adalah hanya untuk hal yang omong kosong seperti ini. Dia benar-benar sangat lucu.
“Ram dan aku sudah mempunyai anak..” Candaku.
Ram yang ada di sebelahku saat ini hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengarkan perkataanku. Hal ini memang benar tanaman karnivora itu adalah anakku dan Ram.
“Sial! Bagaimana bisa aku tidak tahu akan hal ini? Kamu mengadopsinya dari mana? Siapa namanya?” Tanya P'Khumfah dengan semangat.
Hmm.. apa yang harus aku katakan kepadanya? 🙄 Baiklah aku akan memikirkan namanya.. Umm.. Ram dan King.. Ahh..
“Namanya adalah Kang..” Kataku.
Aku menyebutkan nama itu dengan menggabungkan kedua nama kami. 😁
Tidak masalah bukan aku menamainya seperti itu? Maafkan ayah nak.. Ayahmu ini benar-benar tidak tahu cara memilih nama yang baik untukmu. Um.. aku mempunyai banyak tanaman dan aku biasanya selalu memiliki nama untuk mereka.
“Hmm? Mengapa begitu jelek? Kamu benar-benar tidak mempunyai kemampuan untuk menamai anakmu. Menamai anak itu harus mirip dengan nama kedua orang tuanya agar terlihat bagus. Tetapi paling tidak usaha kalian berdua tidak sia-sia..” Balas P'Khumfah lagi.
Hmm.. Apakah aku harus menamai dia Rim? Tetapi nama itu terdengar lucu. Rim.. hmm.. itu nama cowo atau cewek? Bukankah tanaman ini tidak memiliki jenis kelamin. Aku harus bertanya kepada ibu dari anakku ini jenis kelaminnya. 😁
“Kamu ingin anak kita ini pria atau wanita?” Tanyaku pada Ram yang ada di sebelahku.
“Kyyaa..”
Aku kembali mendengar jeritan lagi dari ponselku dan Ram hanya menggelengkan kepalanya dengan lembut. Aku mendengarkan dia menggumamkan sesuatu dan mulai berjalan lebih cepat.
Kenapa dia menjauh dariku? Aku ingin tahu apakah dia merasa malu? 🙄
“Ai Ning! Kenapa kamu tidak mau ikut bermain-main denganku?” Tanyaku sambil berlari untuk mengejarnya.
“Jadi anak kalian itu bukan manusia?” Tanya P'Khumfah lagi.
Oh! Akhirnya dia menyadari juga. 😂
“Ah! Iya bukan.. Anak kami adalah tumbuhan karnivora..” Balasku.
Aku kemudian mengelus lembut tanaman itu. Ram hanya menatap tanaman di pot itu.
“Tidak masalah. Kamu mungkin sudah mulai menyukainya. Anak kalian saat ini mungkin hanya tanaman saja tetapi siapa tahu tentang masa depan, benarkan?” Kata P'Khumfah lagi.
“Kapan Phi akan datang kesini?” Tanyaku dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
“Aku akan segera pergi kesana..” Jawabnya.
“Kami disini akan makan babi panggang. Hari ini para juniorku datang untuk makan bersamaku dan teman-temanku..” Balasku lagi.
Nong Duen benar-benar penyelamat kami hari ini sehingga kami semua tidak mati kelaparan hari ini. 😅
“Apakah disana kebayakan perempuan atau laki-laki?” Tanya P'Khumfah lagi.
“Para juniorku? Ada empat laki-laki dan satu perempuan..” Balasku.
“Kalau begitu aku akan mampir kesana untuk makan malam bersama-sama dengan kalian..” Kata P'Khumfah lagi.
“Apakah Phi tidak memiliki pekerjaan yang harus segera dikerjakan?” Tanyaku dan mencoba untuk mencari alasan.
Aku tidak ingin P'Khumfah datang ke rumah ini karena saat ini terlalu banyak pria disini. Imajinasinya pasti akan membuat mereka semua merasa takut dan Phi-ku ini benar-benar berbahaya. Aku harus segera memasang bendera merah sebelum dia datang kesini.
“Pekerjaanku itu bisa menunggu karena para pria jauh lebih menarik..” Balasnya lagi.
“Tidak! Kamu harus bekerja lebih dulu. Kamu bisa mengambil dokumen itu di lain waktu..” Kataku.
“Jika kamu benar-benar membutuhkan dokumen itu sekarang maka aku bisa mencarinya dan membawakan dokumen itu ke depan pintu masuk rumah untkmu..” Tambahku.
Setelah mengatakan itu, aku segera memutuskan sambungan teleponnya dan berkata kepada Ram.
“Ram masuk dan tunggulah di dalam rumah. Aku harus mengambilkan sesuatu untuk Phi-ku..” Kataku.
“…” Ram hanya mengangguk.
Dia kemudian segera berjalan untuk masuk ke dalam rumah dan mengerti kenapa aku ingin dia masuk ke dalam rumah.
Aku segera berjaan ke arah yang berlawanan darinya dan berjalan ke rumah yang lebih kecil dari rumah yang ada teman-temanku berada saat ini.
“Oh! King apa yang kamu lakukan disini?” Tanya Boss.
“Iya.. Aku harus mengambilkan beberapa dokumen untuk P'Khumfah sebelum dia datang kesini. Kalian bisa makan dulu dan menyisakannya untukku. Awas saja jika tidak ada makanan yang tersisa maka aku akan menghukummu..” Balasku.
“Jangan khawatir sahabatmu ini akan menyisakan makanan untukmu..” Teriak Boss sambil tertawa.
---
Aku segera mengulurkan tanganku untuk membuka pintu kamar P'Khumfah.
Ya Tuhan! Ini kamar atau sarang? Kenapa begitu berantakan? 🙄
Singkatnya keluargaku hanya memiliki dua orang yang benar-benar suka akan kerapihan yaitu ayahku dan P’Ning saja. 😅
Aku segera melihat-lihat dokumen yang ada di dalam kamar ini dan menemukan dokumen dengan kata-kata 'Film transgender'.
Apa arti dari kata transgender? 🤔
Ah.. Aku akan menanyakannya kepada P'Khumfah nanti. Aku segera mengambil dokumen itu dan segera berjalan kembali ke depan rumah.
---
Setelah aku menunggu beberapa saat, aku melihat P'Khumfah yang sudah memiliki dua anak terlihat masih cantuk keluar dari mobil yang dia parkirkan di depan pintu pagar rumah.
“Sawadee krub P'Khumfah..”
Aku segera menangkupkan kedua tanganku untuk menyapa Phi-ku itu.
Aku melihat dia mengenakan T-shirt yang bertuliskan 'Aku sangat ingin melihat pria bersama-sama' dan celana pendek yang bersulam 'boys love' serta memakai dasi katun pria yang bergambar cincin rambut yang berbentuk 'Y'.
Bagaimana P'Khumfah dengan begitu berani meninggalkan rumahnya dengan pakaian seperti itu? 😥
“Hmm.. aku benar-benar sangat ingin bertemu dengan para juniormu itu. Dari sini aku bahkan bisa merasakan kekuatan Y yang sangat kuat. Apakah kamu benar-benar tidak akan membiarkan aku masuk?” Kata P'Khumfah.
“Tidak! Pergilah sekarang juga. Ini dokumen yang Phi inginkan..” kataku.
Aku memperhatikan sampai P'Khumfah benar-benar pergi dari sini baru aku berjalan kembali ke dalam rumah.
---
Aku benar-benar menikmati saat makan bersama-sama dengan teman-temanku seperti ini. Jika aku melakukan ini saat kedua orang tuaku ada di rumah maka aku akan langsung di tendang dari sini. 😂
Boss terus menerus merengek kepada Mek yang selama ini selalu mengurusi makanan untuk istrinya itu.
“Apakah kalian tidak merasa kasihan pada yang lain?” Aku menggoda mereka berdua.
Boss berkata bahwa aku tidak memperhatikan dia makanya dia semakin mendekat ke samping suaminya itu. 😄
Tiba-tiba aku merasakan bahuku di senggol oleh orang yang sedang duduk di sebelahku. Sejujurnya aku tidak berpikir bahwa aku akan duduk di sebelah Ram lagi. Tetapi ketika aku kembali ke dalam rumah untuk makan, satu-satunya kursi yang tersisa adalah di samping dia.
Aku bisa menebak bahwa itu pasti adalah ulah Tee dan Phu. Ram hanya menatapku sebelum dia kembali melanjukan makannya, seolah-olah dia tidak tertarik pada apapun juga. Wow! Setidaknya dia mau menatapku. ☺️
Aku berbalik untuk meneruskan makanku lagi, tetapi mataku tiba-tiba melihat kearah Tee yang sedang memperhatikanku yang duduk di seberangku.
“Kamu hanya memperhatikan dia saja..” Kata Tee sambil mengangkat alisnya dengan nada menggoda.
“Apa yang kamu katakan?” Tanyaku.
“Kamu dan Ram..” Balasnya.
“Tidak. Aku tidak melakukan hal itu..” Kataku.
“Kenapa kamu menyangkalnya? Bukankah kamu adalah istrinya?” Balas Tee lagi.
“Hah?” Kataku dan Ram bersamaan.
Aku masih suka dengan gadis yang cantik dan aku akan menjadi seorang suami.
“Jangan malu-malu seperti itu. Aku tidak masalah jika kamu berpacaran dengan kode baris juniorku..” Tambah Tee.
“Kalian berdua tidak perlu berpacaran secara sembunyi-sembunyi di belakang rumah. Aku sudah tahu semua tentang hubungan kalian..” Lanjut Tee lagi.
“Yeah.. seperti aku dan Duen. Kami berdua tidak merasa malu untuk menceritakan hubungan kami..” Balas Bohn.
“Aku juga akan baik-baik saja, bila kalian berdua ingin menjadi pasangan ke dua di kelompok ini..” Tambah Ting.
“Apa yang sebenarnya kalian bicarakan?” Tanya Ram dan melihat mereka semua dengan pandangan yang terlihat bingung.
Ah.. aku rasa aku mengerti mengapa mereka bisa berpikir seperti itu.. 😑
“Jangan berpura-pura. Phu dan aku sedang membicarakan hubungan kailan berdua..” Kata Tee sambil menunjuk ke arahku.
“Dari mana kamu memiliki pemikiran seperti itu?” Tanyaku.
“Kami berdua melihat Ram keluar dari kamar kondominiummu dua minggu lalu dan P'Khumfah memberitahukan kepada kami bahwa kamu berpacaran dengannya..” Kata Tee lagi.
“Apakah kamu mempercayainya?” Tanyaku.
Semua orang yang ada disini langsung berubah mukanya.
“Hahahah.. apakah kalian gila mempercayai perkataan Phi-ku itu..” Tambahku lagi.
Apakah mereka semua sudah benar-benar bodoh mau menerima dan mempercayai apa yang dikatakan oleh P'Khumfah begitu saja. 😅
---
“Kalian pulanglah dengan hati-hati dan semoga selamat sampai di rumah masing-masing Nong..”
Kami semua melambaikan tangan kami kepada para junior kami itu.
Saat ini sudah jam 22.00
Tang mengatakan dia ingin belajar jadi mereka memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Kami tidak melarang mereka karena kami juga akan kembali belajar lagi.
“Aku masih sangat merindukanmu Duen..” kata Bohn.
“Aku juga..” Balas Nong Duen.
Saat mendengarkan perkataan itu, Bohn segera tersenyum senang.
“Kamu harus menjaga Kang dengan baik-baik. Jika dia sampai mati maka aku sendiri yang akan membunummu..” Ancamku pada Ram.
“Kalian berdua bacalah kembali buku-buku kalian dan cobalah untuk mengerjakan soal-soal yang aku berikan pada kalian tadi. Jika kalian masih mengalami kesulitan maka jangan ragu untuk bertanya dan menghubungi aku..” Kataku kepada Phu dan Ram.
Aku rasa besok aku akan menelepon Phu karena aku masih merasa khawatir dia tidak bisa mengerjakan topik itu.
“Selamat malam dan sampai jumpa lagi!” Kataku dan tersenyum kepada para juniorku itu.
“…” Ram hanya menatapku dan mengangguk pelan.
Ngomong-ngomong dia lumayan banyak berbicara hari ini. Dia mengatakan bahwa dia menyukai tanaman yang aku berikan dan berterima kasih padaku.
Aku sangat senang.. ☺️
---
Dua minggu kemudian..
Kringg.. Kringg.. Kringg..
Aku merasakan ponselku berdering. Aku segera bangun dan melihat jam.
Ujian akan segera dimulai. 😮
“King! Kamu ada dimana?” Tanya Tee.
“Apakah kamu sudah ada di depan ruang ujian? Kenapa cepat sekali? Aku ketiduran. Tunggu sebentar..” Jawabku.
Aku sedang berlari menuju Fakultasku sekarang.
Hari ini adalah hari pertama ujian.
Aku sudah datang dua jam lebih awal sebelum ujianku di mulai karena aku ingin tidur siang dulu di bawah pohon Kasalong di belakang Universitasku.
“Dimana pensilku itu.. hah!”
Saat aku sedang berlari ke arah ruang ujianku, aku mendengar suara yang terdengar familiar di teliangku. Jadi aku segera berhenti dan berbalik, aku melihat Ram sedang mencari sesuatu. Aku kemudian berjalan mendekatinya dan bertanya padanya.
“Kamu.. sedang cari .. apa?” Tanyaku sambil berusaha mengatur napasku yang masih terengah-engah sambil memegangi lututku.
Ram segera berbalik dan melihat kearahku. Dia terlihat sedikit terkejut saat melihatku, tetapi tidak mengatakan apapun.
“Apa yang sedang kamu cari? Aku akan membantumu mencarinya..” Kataku lagi.
Aku berpikir dia pasti sedang mencari sesuatu yang sangat penting kalau tidak maka dia tidak akan peduli.
“Sekarang masih ada waktu 18 menit lagi sebelum waktu ujian dimulai..” Kataku lagi sambil melihat jam tanganku.
“Aku mencari pensil..” Kata Ram.
“Kamu bisa meminjam dari temanmu dulu..” Balasku.
Ram hanya menggelengkan kepalanya sebelum menatapku dan seolah-olah dia mengatakan
'Pensil itu tidak akan sama..’
“Apa perbedaanya? Apakah pensilmu berwarna pink atau apa?” Tanyaku sambil bercanda.
“…”
Ram tidak menjawab perkataanku, tetapi dia segera mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Tidak lama aku merasakan ponselku bergetar. Aku melihat ada pesan dari Facebookku.
Ram Vira
Pensilku memiliki namaku di atasnya.
Ini hanya masalah pensil. Setelah membaca pesannya itu, aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Hal ini sedikit tidak masuk akal karena banyak orang percaya mereka memiliki benda keberuntungan.
Seseorang akan melakukan apa saja hanya untuk mendapatkan keberuntungan, tetapi sekarang adalah keadaan darurat sehingga pasti dia membutuhkan benda itu. Tidak lama ponselku kembali bergetar.
Ram Vira
Ibuku yang menuliskan namaku di atas pensil itu.
Apakah ibunya suka melakukan hal ini? Yeah aku berpikir ibunya lebih muda daripada yang aku pikirkan selama ini. Aku menunggu dia selama 5 menit lagi dan masih terus berusaha untuk mencari pensil itu.
“Kamu bisa mencarinya lagi nanti. Sekarang pergi saja ke ruang ujian..” Kataku sambil memegang tangannya.
Aku mencoba untuk menyeretnya tetapi dia tidak mau bergerak. Baiklah! Kalau begitu aku yang akan menuliskan namanya di atas pensil.
“Baiklah..” Gumamku.
Aku segera mengeluarkan seluruh isi tasku dan mencari sebuah pensil. Setelah menemukannya, aku segera menyerut ujung pensil itu dengan cutter dan menuliskan namanya di atas pensil itu.
“…”
Ram hanya menggelengkan kepalanya dan kembali mengetik lagi di ponselnya.
Ram Vira
Pensil itu tidak akan membawa keberuntungan bagiku.
“Oh! Aku adalah King. Jika kamu menggunakan pensil ini maka kamu pasti akan mendapatkan nilai terbaik..” Kataku dan mulai mendoakan pensil itu.
Setelah mengucapkan beberapa doa, aku segera menghembuskan napasku di atas pensil itu.
“Baiklah aku sudah menggunakan sihirku kepada pensil inim Sekarang kamu pergilah ke ruang ujianmu karena jika kamu terlambat maka Dosen penjaganya akan mengujukimu. Jangan biarkan aku tahu bahwa kamu dan Phu menyontek saat ujian karena aku akan memukul kalian berdua..” Ancamku.
---
Ram Pov
Aku melihat punggungnya saat dia kembali berlari ke lantai atas.
Beberapa menit yang lalu aku kehilangan pensil keberuntunganku. 😞
Ibuku menuliskan namaku di atas pensil itu dan berkata jika aku memakai pensil itu maka aku akan selalu mendapatkan nilai yang bagus.
Aku tahu bahwa aku akan tetap mendapatkan nilai yang bagus untuk semua mata pelajaran yang aku pelajari tanpa memakai pensil itu, tetapi aku hanya ingin menggunakan pensil itu saja.
Saat ini aku mengangkat pensil yang ada di tanganku dan tersenyum melihatnya. Ini adalah pensil 2B berwarna hitam dan biru yang terlihat biasa saja. Tidak terlihat istimewa sama sekali, tetapi pensil ini tertulis namaku di atasnya. Itulah membuat pensil itu terlihat istimewa sekarang. ☺️
Aku merasakan ponselku bergetar.
Phu
Kamu dimana?
Cepatlah datang ke ruang ujian..
Setelah membaca pesannya itu, aku buru-buru berjalan menuju ke ruang ujianku. Apakah pemilik pensil ini sudah tiba di ruang ujiannya? 🤔
“Akhirnya kamu sampai disini juga..” Kata Phu saat melihatku.
“Biarkan aku duduk dulu..” Balasku.
Aku segera duduk di kursi merah yang ada di depan ruang ujianku dan mencoba untuk menarik napasku agar lebih santai sedikit.
Aku masih belum bisa menemukan pensil keberuntunganku. Aku akan meminta ibuku untuk membuat yang baru untukku.
“Ini.. Aku kembalikan pensilmu. Aku tidak sengaja memasukkannya ke dalam tasku..” Kata Phu.
Aku segera berbalik menghadapnya dan melihat pensil keberuntunganku ada di tangan Phu. Aku rasanya saat ini benar-benar ingin memukul kepalanya. Dia suka memiliki kebiasaan untuk memasukkan barang-barang orang lain ke dalam tasnya. Kebiasan buruknya itu benar-benar tidak bisa diperbaiki. 😑
“Kalian sudah boleh masuk ke dalam ruang ujian sekarang. Jangan sampai kalian kedapatan menyontek! Kalian akan tahu konsekuensinya!” Kata Dosen itu memberi peringatan.
Kami semua mulai masuk ke dalam ruang ujian dengan tertib.
Setelah kami duduk sesuai dengan nomor ujian kami masing-masing, lembar soal ujian segera di bagikan kepada kami.
Aku tahu bahwa ujian kali ini akan sulit hanya dengan melihatnya saja. Tetapi tunggu.. mengapa ujian ini tidak terasa sulit? 🤔
Soal ujian ini sangat mirip dengan apa yang P'King ajarkan kepadaku. Meskipun tidak sepenuhnya sama tetapi pertanyaannya hampir sama.. 😮
“Bagaimana kalau aku memakai pensil yang dia berikan padaku?” Gumamku.
Aku segera menaruh pensil yang ibuku berikan padaku. Aku segera mengambil pensil biru hitam dan memperhatikan soal yang di depanku dengan teliti.
Aku tidak tahu mengapa aku sangat ingin menggunakan pensil yang P'King berikan padaku. Lalu bagaimana jika aku gagal dalam ujian kali ini? 🙄
Jika aku gagal dalam ujianku kali ini, maka aku akan meminta dia bertanggung jawab untuk selalu mengajari aku sampai aku bisa. 😁TBC
Vote and comment 🙏☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
{✓} The Gap Between Us-RamKing
RomanceIni bukan cerita karya aku.. Author: Mommae Title: Space Between Us Translator Original Indonesia: Risicy❤️ Aku hanya mentranslenya saja karena aku suka dengan cerita ini. Enjoy