Bab 8

168 13 6
                                    


Sepeda


King Pov

Aku segera tiba di Universitas dan setelah aku bertanya kepada anak yang memiliki tato di lengannya itu, aku segera memperbaharui profile Facebookku.

“Apakah kamu memiliki suami rahasia?” Tanya Tee.

“Oh.. begitu rupanya..” Kata Bohn.

“Hah! Ah itu!” Kataku. 

“Lengan dan tato siapa itu?” Tanya Tee lagi.

Aku menebak bahwa teman-temanku pasti sudah melihat profile terbarunya di Facebook. Aku sudah mengirimkan pesan kepada Ram dan meminta persetujuan untuk menggunakan foto dengan tato di tangannya sebagai profile Facebookku tetapi dia tidak memberikan jawaban. Jadi aku menganggap dia menyetujuinya. ☺️

Saat mendengar pertanyaan dari Tee itu, aku berpikir itu adalah kode baris juniornya sendiri dan dia tidak tahu bahwa itu adalah lengan Ram? Tato itu hanya di miliki oleh satu orang yang dekat dengannya dan hanya punya Ram. Bagaimana mungkin dia tidak mengingatnya? 🙄

Aku sedang berpikir apakah aku perlu memberitahukan kepada mereka anak yang memiliki tato di lengannya itu? Tetapi aku memutuskan tidak akan mengatakan apapun dan membiarkan mereka memikirkannya sendiri.

“Apakah aku mengenal orang itu? Mengapa aku tidak bisa mengingatnya?” Tanya Bohn.

Yeah.. aku tahu bahwa Bohn adalah orang yang sangat pelupa.  Tiga hari yang lalu dia meneleponku dan mengatakan bahwa dia kehilangan dompetnya. Dia meminta bantuan untuk aku mencarikannya dan dia juga mengatakan bahwa dia memiliki beberapa barang yang penting di dalam dompetnya itu. Aku buru-buru pergi untuk membantu mencarikan dompetnya. Tetapi apakah kalian tahu apa yang aku lihat? Ternyata dompetnya ada di tangannya sendiri. 😑

Dia hanya berkata kepadaku.

“Hei! Tolonglah temanmu ini. Tadi aku masih melihat dompetku itu dan sekarang sudah hilang..” Kata Bohn.

Dia berkata seperti itu sambil menatapku dan dia memegang dompetnya sendiri di tangannya. Hal itu benar-benar sangat lucu.

“Mungkin saja tidak..” Balasku kepada Bohn.

Kemudian kami bertiga berdiri diam untuk waktu yang cukup lama, lalu mencari tempat duduk di meja yang kosong.

Aku melihat cuaca hari ini tampak baik-baik saja meskipun kemarin hujan badai. Inilah yang di sebut langit cerah setelah ada hujan dan hal itu selalu terasa baik. Aku melihat ada banyak awan yang terlihat berbentuk seperti gajah 😁.

Aku berpikir teman-temanku benar-benar tidak suka memperhatikan Ram karena itu mereka tidak tahu bahwa itu adalah lengannya meskipun mereka berpikir dengan keras saat ini.

“Hei.. Kenapa aku tiba-tiba ingin kamu memelukku?” Tanyaku pada Bohn.

Lalu aku bertingkah seperti yang sudah di ajarkan Boss kepadaku. Aku mencoba untuk mengalihkan perhatian mereka dari foto profile Facebookku.

Aku mulai dengan perlahan dan lembut meletakkan tanganku di salah satu sisi telingaku dan menggigit bibirku dengan pelan lalu menatap Bohn dengan mata seperti anak anjing.

“Shia! Jangan biarkan King menghabiskan waktu bersama-sama dengan Boss lagi..” Kata Tee.

Boss benar-benar sangat luar biasa. Dia sudah mengajarkan kepadaku semua trik-trik yang berhasil dia gunakan kepada Mek. Dia adalah guru yang sangat baik. ☺️

“King.. maafkan aku karena sudah membiarkan kamu banyak menghabiskan waktumu bersama dengan Boss. Mulai sekarang aku yang akan menjagamu..” Kata Bohn dan dengan lembut membelai kepalaku.

Aku melihat Tee, dia berpura-pura menyeka air matanya dengan tissu. Maafkan aku Boss.. Tetapi aku adalah pria yang baik! 😁

Tidak lama kami masuk ke dalam kelas kami dan aku merasakan ponselku bergetar dan aku mendapatkan pesan dari kakaku.

Cantika

Siapa pria yang ada di dalam profil Facebookmu itu?

Aku tahu cepat atau lambat dia pasti akan mengetahui hal ini dan menanyakannya padaku. Aku hanya berfoto dengan menaruh lengan Ram diatas pundakku saja dan semua orang sudah mengira bahwa dia adalah pacarku? 🙄

Terakhir kali aku berfoto dengan seorang ibu-ibu di lingkungan tempat aku tinggal tetapi tidak ada yang bertanya siapa orang itu.

King of The King

Memang siapa?

Cantika

Apakah dia adalah pacarmu?

Kakaku ini memang sangat suka melihat bila ada pria yang bersama-sama. Aku ingin membalasnya lagi, tetapi aku takut bila terlalu banyak bermain ponsel di kelasku maka ponselku akan diambil oleh Dosenku. Karena aku mengingat dosen ini terakhir kali menyita ponsel Tee ketika dia memainkannya di dalam kelas.

“Apakah kamu benar-benar tidak mau mengatakan siapa dia?” Tanya Tee lagi setelah kami selesai kelas.

“Ah.. kalian harus mencari tahunya sendiri. Sekarang pergilah..” Kataku.

Aku segera mengucapkan selamat tinggal kepada Tee dan Bohn. Mereka berdua ingin membeli jam tangan baru, tetapi aku tidak suka menggunakan aksesoris sama sekali. Aku lebih memilih untuk berjalan di taman Universitas untuk menikmati cuaca hari ini.

“Sampai jumpa besok..” Kata Tee saat dia akan masuk ke dalam mobilnya.


Aku berjalan dan melihat ada seorang pria yang sedang makan ice cream, kemudian aku berjalan menuju gerobak ice cream yang aku lihat sedang parkir beberapa meter dari tempat aku berjalan. Aku seperti anak kecil yang masih suka makan ice cream dan segera berlari untuk menghampiri gerobak ice cream itu.

Aku melihat penjual ice cream masih memarkirkan gerobaknya saat ini karena ada seorang nenek yang sedang membeli ice cream itu.

Tetapi sebelum aku sampai ke tempat penjulan ice cream itu, aku melihat tiba-tiba paman itu pergi. Aku mulai meneriaki paman itu untuk berhenti dan berpikir paman itu akan bergerak lebih lambat tetapi saat ini yang menjadi masalahnya adalah paman itu tidak mendengarkan teriakanku dan semakin mengayuhkan gerobak ice cream itu semakin cepat seperti sedang balapan mobil di Formula 1. 😅

“Paman! Aku mau membeli ice cream..” Teriakku dan aku juga mulai berlari mengejarnya.

Aku melihat paman itu melihat kearahku dan mungkin dia berpikir aku hanya mengucapkan salam untuknya dan paman itu berkata.

“Aku baik-baik saja.. Aku baik-baik saja..”

Tetapi paman itu tetap melanjutkan perjalanannya.

“Paman! Mengapa kamu cepat sekali mengayuh gerobakmu!” Kataku.

Aku terus berlari dan mengejar paman penjual ice cream itu sambil berpikir.

'Aku hanya ingin membeli ice cream dan bukan ingin memenangkan lomba lari maraton. 😑’

Aku melihat paman itu bersenandung dengan keras dan terlihat sangat gembira. Sial! Aku mencoba untuk berlari secepat yang aku bisa. Mengapa aku harus melakukan hal ini untuk bisa memakan ice cream? 😑

Aku berpikir sepertinya paman itu sedikit memiliki masalah dengan pendangerannya karena paman itu melihatku dan harusnya dia mendengarkan aku berteriak-teriak dari tadi. 😞

Aku akhirnya melihat paman itu kembali memarkirkan gerobak ice cream nya dan aku benar-benar sudah merasa lelah mengejarnya.

“Ha ha.. Aku benar-benar capek..” Gumamku.

Aku merakan kaki dan lututku sakit karena terus berlari dari tadi, tetapi aku buru-buru berlari menghampirinya takut paman itu akan pergi lagi.

Sekarang paman itu menghentikan gerobaknya karena ada seseorang yang melambaikan tangannya kepada paman itu dan paman itu melihat orang itu.

Aku awalnya tidak terlalu memperhatikan orang itu karena orang itu memakai jaket hitam. Apakah cocok memakai jaket seperti itu di cuaca yang bagus seperti ini?

Yeah.. sebenarnya itu hal yang normal saja si..  😁

Ketika aku mulai berjalan mendekati gerobak ice cream itu, aku mengenali orang itu. Dia adalah Ram.

Pria yang tinggi, memiliki kulit seputih salju dan matanya berwarna biru muda dan hampir putih. Aku tidak terlalu banyak memikirkannya lagi karena kami berdua hampir bertemu setiap hari. Dia adalah orang yang sama yang memberikan aku payungnya kemarin. ☺️

“Hai.. Ai Ning..” Sapaku.

“…” Ram hanya menatap wajahku dan memperhatikanku.

Dia hanya perlu melambaikan tangannya hanya untuk membeli ice cream, sementara aku harus berlari dan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan hal yang sama. 🙄

Ram bahkan tidak mengatakan apapun saat dia mendengar suaraku yang serak karena aku berteriak-teriak dari tadi untuk menghentikan paman penjual ice cream ini.

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan tersenyum padanya sebelum aku berjalan untuk membeli ice cream itu. Aku bertanya kepada paman penjual ice cream itu.

“Apakah paman memiliki ice cream?”

“Yeah.. ada banyak..” Kata paman penjual ice cream itu.

Bagaimana aku memilih di antara begitu banyak pilihan ice cream yang ada di depanku saat ini? Haruskah aku membeli satu dengan dua rasa atau dengan tiga rasa? 🤔

“Kenapa hari ini hanya ada sedikit sekali orang yang mau membeli ice cream?” Gumam paman itu kepada dirinya sendiri.

Saat aku mendengarkan perkaatannya, aku berpikir mungkin ada banyak orang yang ingin membeli ice creamnya tetapi paman tidak mendengarnya dan tidak mau menghentikan gerobak ice creamnya untuk mereka. Paman menjalankan gerobaknya seolah-olah anaknya ingin di kirim ke bulan oleh NASA dan paman sedang terlambat untuk melihatnya sebelum anaknya itu pergi. Aku hanya bisa memikirkan hal itu dan diam-diam mengutuknya ketika paman itu tidak mau berhenti untukku. Tetapi aku hanya tersenyum sepanjang jalan saat mengejar ice cream ini.

Kemarin aku sangat ingin berolahraga tanpa mau kehilangan uangku sama sekali dan hari ini aku sudah berlari-lari hanya untuk membeli ice cream dari paman ini.

“Apakah paman punya ice cream lain?” Tanyaku lagi.

Ketika aku melihat ke dalam gerobak ice cream paman itu, tetapi aku tidak bisa menemukan ice cream yang aku cari.

“Nenekku selalu membelikan aku ice cream itu ketika aku masih kecil. Ice cream itu berwarna putih dan ada warna hijau dan pink di atasnya..” Kataku kepada paman itu.

“Hahaha..”

Eh? Barusan apakah Ram tertawa? 🤔

Aku segera menoleh dan menatapnya, tetapi dia dengan tenang memakan ice creamnya, seolah-olah tidak memperhatikan pembicaraanku itu.

Meskipun dia hanya tertawa dengan lembut.. tetapi aku tidak bodoh dan aku bisa mengenali suaranya itu.

“Aku tidak tahu jenis ice cream yang kamu bicarakan itu..” Kata paman penjual ice cream itu.

“Karena paman tidak punya ice cream seperti itu maka aku tidak akan membelinya..” kataku.

“Apakah kamu mau memakan ice cream yang lain?” Tanya paman itu.

“Hmm… Aku mau memakan ice cream seperti punya dia..” Kataku sambil menujuk ice cream yang ada di tangan Ram.

Kelihatannya ice cream itu enak. Setelah mendengar perkataanku, paman itu mengangguk sebelum menyerahkan ice cream itu padaku.

“Hei.. Ai Ning! Tunggu aku..” Kataku.

Aku segera membayar ice cream itu dan mengikuti Ram. Setelah aku mengerjar paman penjual ice cream itu. Apakah sekarang aku harus mengejar Ram juga? Apakah hari ini adalah hari perlombaan lari nasional? 😅

Aku mulai membuka bungkus ice cream ku dan mulai memakannya. Oh! Ice cream ini sangat enak. Aku berpikir ini sama enaknya dengan ice cream yang biasanya di belikan oleh nenekku.

“Kenapa kamu ada disini? Apakah kamu kemari untuk berjalan-jalan juga?” Tanyaku.

“…” Ram tidak menjawab pertanyaanku.

Tetapi tidak masalah karena dia memang selalu seperti itu dan aku mulai berjalan mendekatinya. Aku melihat wajah Ram yang tampan dan mulai berpikir. Apakah ada semua orang menyadari bahwa dia memotong rambutnya dan semakin terlihat manis?

Apakah aku harus mencoba untuk memotong rambutku seperti model rambutnya itu? Hmm.. Tetapi lebih baik tidak, aku tidak ingin dikira meniru dia.

“Guk! Guk!”

Saat aku mendengarkan suara itu, tiba-tiba tubuhku segera membeku dan kakiku berhenti berjalan.

“Hei! Ai Ning kamu ingin pergi kemana?” Teriakku.

Aku berteriak dan bertanya kepada Ram. Aku melihat dia berjalan mendekati anjing berwarna coklat. Sial.. aku takut. Aku melihat Ram datang untuk memberi makan anjing itu lagi. Itu sebabnya dia membawa plastik di tangannya.

“Apakah kamu selalu memberikan makan anjing-anjing yang ada disini setiap hari?” Tanyaku.

Aku menggunakan kata anjing-anjing karena saat Ram mengeluarkan makanan, dia segera di kelilingi oleh banyak anjing yeah setidaknya aku melihat ada lima belas anjing atau lebih.

Saat melihat hal itu, aku segera melompat ke atas bangku yang terbuat dari marmer yang ada di dekatku. Karena saat ini tidak mungkin aku bisa melarikan diri dari sini karena ada begitu banyak anjing di sekelilingku. 😥

Tetapi ketika aku melihat Ram bersama dengan anjing-anjing itu, dia benar-benar terlihat sangat baik. Dia terlihat sangat tenang. Selain dia populer di kalangan mahasiswa di Universitas ini ternyata dia juga di gemari oleh anjing-anjing yang ada disini. Benarkan? 🙄

“Ah.. arghh!” Aku segera berteriak ketika aku merasakan ada anjing yang menjilati sepatuku.

Aku melihat anjing itu masih kecil dan mencoba untuk memanjat untuk mendekatiku. Anjing itu terlihat lucu.. tetapi aku tetap saja merasa takut.

Setelah Ram selesai memberi makan anjing-anjing itu, dia duduk di bangku yang sedang aku naiki saat ini. Sedangkan aku tetap masih berada di atas bangku. Anjing kecil itu masih terlihat mencoba untuk berteman denganku, saat melihat hal itu, Ram tidak melakukan apapun.

“Ram.. Ram! Tolong aku!” Teriakku lagi. 😥

Ram segera berbalik dan menatap mataku sejenak. Anjing kecil itu tetap berusaha untuk mendekatiku dan aku semakin histeris. Ram? Dia hanya duduk disana dan mengangkat bibirnya tersenyum terlihat senang melihat hal ini.

Dia seperti bertanya kepadaku saat ini melalui tatapan matanya.

'Kenapa aku harus membantumu?’

Hei.. kamu adalah juniorku dan lebih muda dariku. Kenapa kamu tidak tahu cara untuk membantu seniormu ketika kamu melihatku dalam kesulitan seperti ini! Bagaimanapun juga kamu harus segera menolongku.

“Guk! Guk!”

“Ahh.. jangan menggonggong padaku..” Kataku pada anjing kecil itu.

Saat aku berkata seperti itu aku melihat Ram tersenyum.

“Guk! Guk! Guk!”

“Ahhhh.. Jangan menggonggong pada King seperti itu..” Kataku lagi.

“Ram.. Jika kamu menolongku, maka aku akan memberikan kamu semua catatanku dan hasil testku waktu aku semester satu. Aku juga akan mengajari kamu...” Kataku.

“Tolong! Anjing kecil berwarna coklat itu semakin mendekatiku..” Kataku lagi sambil memejamkan mataku dan mengerutkan keningku.

Jika saja saat ini kalian menyentuh dadaku sekarang, maka kalian aku tahu bahwa jantungku berdetak sangat kencang sekarang.

“Ayo tolonglah bantu aku, cepat..” Kataku.

Ram segera mengulurkan tangannya untuk memangil anjing kecil itu agar mendekatinya. Anjing itu segera pergi ke arahnya. Apakah dia semacam pelatih anjing atau apa? 🙄

Setelah anjing kecil itu pergi dariku, aku baru bisa bernapas dengan lega.

Ketika membicarakan atau melihat anjing, orang yang tenang sepertiku akan berubah menjadi panik dan ketakutan.

“Catatannya..” Kata Ram.

“Apa yang kamu katakan? Catatannya ada di kondominiumku. Aku akan memberikan padamu besok..” Kataku.

Karena aku harus mencarinya dulu karena aku tidak pernah meletakkan barang-barangku dengan baik.

“…” 

“Kenapa kamu sangat menginginkannya sekarang?” Tanyaku.

Ketika aku selesai bertanya aku melihat Ram menatap lenganku.

“Aku akan mempelajarinya besok..” Balas Ram.

“Kalau seperti itu aku akan pulang ke kondominiumku sekarang dengan menggunakan taksi untuk mengambilnya. Kamu tunggu saja disini… Hey!” Kataku.

Sebelum aku sempat menyelesaikan perkataanku, Ram segera menarik lenganku dan mulai menyeretku ke belakang Universitas. Kenapa dia harus menyeretku seperti ini? Tetapi tidak masalah karena aku baik-baik saja dengan tindakkannya ini.

“Kita akan pergi kemana?” Tanyaku.

Aku mencoba untuk menggerakkan lenganku yang Ram sedang genggam saat ini. Tetapi Ram hanya menatapku sekilas dan tidak menjawabnya. Aku merasa seperti anak kecil yang di seret oleh ayahku. 😅

“Aku bingung. Ayo katakan padaku..” Kataku lagi.

Aku kembali mencoba melepaskan lenganku dari cengkaramannya lagi. Pada saat ini Ram berbalik untuk menatapku.

Apa? Kenapa kamu membawaku kesini? Sekarang kenapa kamu menatapku seperti ini?

Aku tidak lama melihat ada sepeda berwarna biru di parkirkan di belakang Universitas ini.

“Apakah ini sepedamu?” Tanyaku lagi.

Kenapa aku merasa seperti sedang berbicara kepada diriku sendiri saat kami berdua sudah sedekat ini? 😞

Tetapi baiklah.. Aku sudah terbiasa akan semua hal ini. Aku menatap sepeda biru yang saat ini ada di depanku. Bantalan untuk tempat duduknya dan gagangnya berwarna coklat. Jika orang lain yang mengendari sepeda ini di sekitar Universitas ini mungkin tidak akan ada yang memperhatikan. Tetapi begitu Ram yang menaikinya, dia terlihat keren.

Ah.. aku jadi ingin bersepeda ke Universitas sekarang..😁

Saat ini aku melihat sudah duduk di jok bagian belakang sepeda itu.

“Huh? Dimana aku harus duduk? Apakah aku harus duduk di bagian depan?” Tanyaku dan menatapnya.

“…” Ram hanya mengangguk.

Jadi aku segera duduk di bagian depan sepeda itu dan mulai mengayuhnya. Aku sudah tidak peduli lagi dengan pandangan orang yang melihat kami.

Aku merasa terkejut karena aku tidak pernah berpikir bahwa Ram akan membiarkan aku menaiki sepedanya di atas sepedanya ini. Aku merasa seperti berada di dalam cerita romantis dan aku tidak masalah jika harus membawa dia bersepeda yang jauh sekalipun. 😁

Aku mulai bersenandung dan tidak berpikir bahwa Ram akan memengang pinggangku juga seperti di novel-novel. Aku membiarkannya saja. Aku hanya ingin mengayuh sepeda ini dengan lebih cepat lagi.

Aku berpikir dia sengaja membiarkan aku untuk mengayuh sepeda ini karena dia tidak ingin bertanya jalan ke kondominiumku. Apakah pemikiranku itu salah? 🙄

Mengapa dia tidak mau berbicara padaku? 😞

“Cuaca hari ini sangat baik..” Kataku.

“…”

Aku bisa melihat ada jembatan sekarang. Sudah berapa lama aku mengayuh sepeda ini? Sekarang aku mulai merasakan kakiku mulai sakit. Um.. apakah dia akan baik-baik saja bila dia kembali dari kondominiumku dengan menggunakan sepeda ini? Kondomuniumku tidak dekat makanya aku tadi berkata ingin naik taksi.

“Um.. apakah kamu mengingat jalan pulang? Kamu bisa meninggalkan sepedamu di kondominiumku dan menggunakan taksi untuk kembali ke kondominiummu nanti. Aku akan membawa sepedamu ke kondominiummu besok..” Kataku.

“Hei! Ai Ning apakah kamu mendengarkan perkataanku?” Tanyaku lagi, tetapi dia tetap tidak mau menjawab.

Setelah aku berkata seperti itu, aku baru ingat bahwa saat ini mobilku sedang di perbaiki. Aki akan meminta tolong kepada kakakku nanti. Dia pasti akan sangat senang jika dia mengira aku sudah membawa anak laki-laki masuk ke dalam kondominiumku.

Hei.. Bukankah itu pasangan Phi yang kita lihat kemarin di bis..” Teriak seseorang.

Hmm.. mengapa aku merasa suara itu terdengar familiar? 🙄

Aku segera berbalik dan melihat ada tiga siswi SMA yang kami temui kemarin di dalam bis. Mereka mengikuti kami di sepanjang jalan ini.

Menurutmu siapa yang lebih cantik daripada keduanya?” Tanya salah satu dari mereka.

“Yang sedang mengayuh sepeda. Dia mengayuh sepedanya sangat cepat..” Jawab yang lain.

Hahah.. Anak muda zaman sekarang memang sangat lucu-lucu.

Phi yang tampan dan berbadan besar seperti banteng duduk di bagian belakang..” Kata si rambut keriting.

Saat aku mendengar perkaatannya. Jadi menurut mereka aku mempunyai suami yang badannya sama seperti banteng yang besar. 😅 

Aku mendengar suara Ram yang memarahi anak itu dengan suara yang rendah. Aku tahu bahwa dia tidak suka di panggil seperti itu hahaha.. 🤣

Hei.. Ayo kita buat dialog tentang apa yang biasa mereka katakan satu sama lain..” Kata gadis yang berambut pendek itu..

“Sayang.. kamu lihatlah, bukankah bunganya secantik dirimu?” Kata yang lain.

Aku melihat gadis yang memakai kacamata jatuh saat aku memperhatikan mereka melalui kaca spion sepeda ini. Sedangkan kedua gadis yang lain segera berhenti untuk menolong gadis yang berkacamata itu. Tetapi setelah itu aku melihat anak yang berkacamata segera melepaskan roknya dan dia terlihat memakai celana panjang di bawah rok itu. Lalu dia berlari mengejar kami dengan kecepatan yang sangat cepat.

Baiklah aku sangat suka kelakuan gadis yang berkacamata itu. 😁

“Hei! Kenapa kalian semua terdiam?” Teriakku kepada mereka.

Tidak lama setelah mendengarkan perkataanku salah satu gadis itu mulai lagi berbicara.

“Bunga hanya bisa bertahan sebentar saja dan akan layu, tetapi cinta kita akan abadi selamanya..” Kata salah satu gadis itu.

“Kita harus berlari lebih cepat lagi atau kita akan kehilangan mereka lagi..” Teriak yang lain.

Sebenarnya aku sangat ingin menghentikan sepeda ini dan berbicara dengan mereka, tetapi sikap Ram mungkin akan menakutkan bagi mereka. Seolah-olah Ram mengerti apa yang sedang aku pikirkan saat ini, dia bergeser di belakangku.

Aku akan mengikutimu kemana saja..” Kata gadis yang berkacamata.

“Yeah.. aku akan menunggu kalian setiap harinya..” Teriakku balik.

Aku kemudian segera melambaikan tanganku kepada mereka semua. Aku terus mengayuh sepeda ini dan tidak lama langit berubah berwarna Orange.
Oh! Aku harus mengayuh sepeda ini dengan lebih cepat lagi..

Sebenarnya aku saat ini benar-benar merasa lelah karena aku sudah menggunakan seluruh energiku bukan hanya untuk mengayuh sepeda ini.

Pertama-tama aku harus berlari-lari untuk mengejar gerobak ice cream, lalu berlari untuk mengejar Ai Ning sekarang harus mengayuh sepedaku untuk bisa kembali ke kondominiumku. Aku merasa sepertinya aku akan segera memiliki six pack dan betis yang kuat. 😄

“Maafkan aku bila kondominiumku sedikit berantakkan..” Kataku.

Ram berjalan mengikuti masuk ke gedung kondominiumku dalam diam ketika kami akhirnya sampai juga
Kondominiumku hanya memiliki taman dan kolam saja. Oh ya.. Apakah aku sudah membuang sampah pagi ini? Ah.. lupakan saja.. ☺️

Sepertinya ada sesuatu yang aneh saat aku melihat pintu kondominiumku. Kenapa pintunya terbuka? 🙄

Tidak lama aku mendengar suara yang datang dari dalam kondominiumku, seolah-olah ada seseorang di dalam kamar kondominiumku itu. Apa yang harus aku lakukan saat ini? 🤔

Jangan bilang bahwa aku sedang di rampok. Tetapi tidak ada barang yang bisa di curi di dalam kamarku kecuali koleksi tanamanku saja atau..

“Ai Ning.. Kamu ingin menunggu sebentar disini atau kami ingin ikut denganku?” Tanyaku.

Aku berharap tidak ada sesuatu yang menakutkan di dalam kamar kondominiumku saat ini. Ram memutuskan untuk mengikuti aku masuk ke dalam kamar kondominiumku.

Aku merasa dia sedikit terkejut ketika melihat begitu banyak tanaman di dalam kamar kondominiumku ini. Ini bukan di hutan tetapi beginilah aku hidup.

“Apakah kamu benar-benar membawa suamimu pulang ke kondomuniummu ini?”

TBc

Vote and comment 😊🙏

{✓} The Gap Between Us-RamKingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang