Ruang Angkasa
King Pov
Aku akhirnya datang ke klub dan kami minum-minum seperti yang sudah aku janjikan. Pada saat sudah tengah malam dan waktunya kami pulang, Bohn sudah mabuk dan hanya ingin pulang bila N'Duen yang menjemputnya. Jadi aku harus menelepon N'Duen untuk menjemput Bohn dan menunggu sampai dia datang. Boss juga nampak mabuk tetapi Mek bisa menjaganya. Sedangkan Tee sudah pergi terlebih dahulu karena salah satu pamannya sedang sakit dan dia harus mengunjungi pamannya itu di rumah sakit.
“Ai Bohn.. Jalan yang benar..”
Aku mendengar N'Duen memarahi Bohn. Semua orang sudah pulang ke rumah mereka masing-masing saat ini. Wai yang tadi mengundang kami untuk minum-minum, berkata bahwa Phinya akan menjemput dia menggunakan motor.
Tee tidak bisa lama-lama disini karena dia harus mengantarkan pamannya ke rumah sakit. Pamannya adalah seorang bartender dan ingin menciptakan campuran minuman keras yang baru. Jadi pamannya mencoba untuk mencampurkan durian dengan minuman keras yang lain. Hasilnya adalah? Pamannya hampir saja meninggal. Hah.. 😞
“Apakah kamu basah?” ( Sebenarnya aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang Bohn dan Duen bicarakan saat ini.) Tanya Bohn kepada Duen.
“Aku adalah mahasiswa kedokteran..”
“Tidak kamu bukan mahasiswa. Kamu adalah pacarku. Kamu sangat imut.. ayo cium aku sebentar..” Kata Bohn sambil tersenyum manis kepada N'Duen.
Bohn memegang wajah N'Duen dengan kedua tangannya dan mencoba mendekatkan wajah N’Duean untuk menciumnya.
Sial.. Tolong jangan lakukan hal itu di depanku.. 😑
“Oui tidak mau.. P'King.. P'Mek.. tolong aku..” N'Duen berbalik dan meminta pertolongan dariku dan Mek saat ini.
Aku dan Mek hanya bisa tersenyum jahat sebelum kami berdua memukul bahu Bohn.
Setelah berbicara sebentar, aku segera meraih tangan temanku yang mabuk ini dengan N'Duen dan membawanya bersama-sama. Sedangkan Mek membawa Boss.. Aku tidak bisa menyebutkan kami membawa mereka tetapi kami seperti menyeret mereka karena tubuh Bohn benar-benar berat.
“Mek.. Apakah kamu masih bisa mengemudi?” Tanyaku.
Aku melihat Mek juga lumayan mabuk, tetapi tidak terlalu.
“Tidak apa-apa aku masih bisa mengemudi..” Jawab Mek.
Mek bahkan menawarkan untuk mengantarkan Bohn juga untuk pulang. Tetapi aku berkata kepadanya untuk mengurus Boss saja.
Rumah Bohn sangat jauh dan kedua orang tuanya mungkin tidak ada dirumah saat ini. Karena kedua orang tua Bohn biasanya selalu bekerja di provinsi lain.
“Ah.. Boss! Cobalah jalan yang lurus..” Kata Mek sambil berusaha menahan tubuh Boss yang hampir terjatuh ke tanah.
Boss lalu mencondongkan tubuhnya untuk memeluk lengan Mek dan Mek hanya bisa menghela napas. Boss benar-benar sangat mabuk.
“Aku akan mengantarkan kamu pulang. Kamu lebih berat daripada wanita hamil sembilan bulan..” Kata Mek lagi.
“Ah.. Apakah aku bisa hamil? Aku sangat senang. Heheeh…” Kata Boss sambil tersenyum dan tangannya terangkat untuk menarik pipi Mek menggodanya.
“Aku akan mengantarkan Bohn. Kamu berkendaralah dengan hati-hati dan jika kamu tidak bisa melakukannya kamu dapat meneleponku..” Kataku.
Saat Mek sudah memasukkan tubuh Boss ke sebelah kursi pengemudi. Mobil Mek memang diparkir di sebelah mobilku.
“Ehm.. Pergilah dulu..” Kataku dan Mek pergi bersama dengan Boss.
---
Aku kemudian masuk ke dalam mobilku dan mengantarkan N'Duen dan Bohn ke rumah Bohn karena dia tidak mau melepaskan Nong sama sekali.
“Ehm.. dimana aku?” Tanya Bohn ketika dia sudah sadar.
Ketika Bohn sedang mabuk, dia sangat suka mengeluh dan mengganti nama orang. Ketika kami bertemu dengan seekor anjing di jalan.
“Huh.. mengapa anjing itu selalu mengibas-ngibaskan ekornya?” 😑 Bohn mengeluh bahwa dia bosan melihat anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya di jalan.
“Hm.. Apa?” Tanyaku pada Bohn.
Tetapi Bohn hanya memandang ke arah jalan saja. Jarak rumah Bohn ke kondominiumku sekitar sepuluh meter. Bohn tidak suka tinggal di asrama atau kondominium karena dia adalah anak yang manja makanya dia lebih suka tinggal di rumahnya sendiri.
“Tahukah kamu bahwa kemarin aku pergi membeli Tom Yam tetapi tidak ada udangnya. Tetapi aku melihat mereka memberikan udang yang sangat kecil. Kokinya sangat licik dan tidak etis, penghianat!” Keluh Bohn lagi.
“Apakah sekarang kamu baik-baik saja?” Tanyaku.
Bohn adalah orang yang sangat pelupa. Rabu lalu aku melihatnya berjalan-jalan di depan mobilku untuk waktu yang lama.
Ketika aku bertanya apakah dia membutuhkan sesuatu, maka dia menjawab bahwa dia sedang mencoba mengingatnya mengapa dia datang kesini. 😅
Bohn meminta aku menunggu sampai dia ingat untuk apa dia datang ke kondominiumku. Dia tetap di sana selama tiga jam. 😂
Aku bahkan tidak tahu mengapa aku bisa berteman dengannya. 🙄
---
Akhirnya aku bisa kembali ke kondominiumku dan saat ini sudah hampir tengah malam.
Sepanjang perjalan Bohn hanya bisa mengeluh tanpa henti dan aku hanya bisa mendengarkannya lalu tertawa saja. Biasanya yang suka mendengarkan Bohn mengeluh adalah Tee, tetapi saat ini dia tidak ada makanya tugasku hari ini.
Aku segera masuk ke dalam kondominiumku dan tiduran di atas tempat tidurku tanpa mandi.
'Lelahnya hari ini..’ Gumamku.
Aku kemudian berpikir kapan liburan semester dimulai?
Aku sangat ingin segera melakukan perjalan dan menjadi sukarelawan. Apakah kedua orang tuaku akan mengizinkan aku mengunjungi nenekku?
Apakah aku ingin mengejutkan nenekku atau aku harus membawa nenekku ke Phu Soi Dao? Waktu aku masih kecil, aku dan nenek sering pergi kesana bersama-sama. Saat itu aku masih duduk di bangku TK, tetapi aku memiliki ingatan yang baik jadi aku masih mengingatnya.
Tring..
Aku mendengar ada bunyi Line masuk.
Mek
Brengsek! Boss muntah.
Mek mengirimkan foto Boss sedang memeluk toilet. 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
{✓} The Gap Between Us-RamKing
RomanceIni bukan cerita karya aku.. Author: Mommae Title: Space Between Us Translator Original Indonesia: Risicy❤️ Aku hanya mentranslenya saja karena aku suka dengan cerita ini. Enjoy