Bab 14

135 11 4
                                    


Aku Tidak Ingin Sendiri


King Pov

Ram terus bergerak mendekatiku. Aku sebenarnya ingin pergi, tapi ada kelembutan di matanya yang tidak bisa aku tolak dan hindari saat ini. Aku hanya bisa melihat ke bawah ke kakiku.

Sekarang jarak antara kami sangat dekat dan aku bisa mencium bau rokok dari badannya. Apakah Ram merokok? 🙄

Yeah.. Aku juga suka merokok , tetapi hanya ketika aku merasa sangat stres dan hanya satu batang saja. Terakhir kali aku merokok adalah tahun lalu.

Drr.. Drr.

Ponselku mulai berdering dan Ram segera berhenti lalu bersandar di kursi kayu.  Matanya menatapku seperti dia mengatakan kepadaku secara langsung.

‘Mengapa ponselmu menganggu kita?’

Biarkan saat ini aku menjawab telepon ini dulu.

“Hallo..”

“King! Kamu dimana? Aku ada di depan rumah dan cepat buka pintunya..”

“Iya aku akan kesana sekarang..”

“Jika kamu tidak cepat membukakan pintunya maka aku akan masuk sendiri..”

“Tunggu..”

Aku sudah tidak mendapat kesempatan untuk menolak atau menerima perkataannya lagi karena orang yang meneleponku dan mengatakan apa yang ingin dia katakan sudah menutup telepon.

Apa yang kakaku katakan?  dia disini?  sekarang? 

Tapi rumahku penuh dengan teman-temanku... dan semua laki-laki kecuali satu. 

“Ai Ning.. Ayo cepat bangun dan kita harus berlari dengan cepat kembali ke dalam rumah..” Kataku dan segera berlari.

Meskipun Ram tampak bingung, tetapi dia tetap mengikutiku, mengapa sekarang dia bergerak sangat lambat? 

Aku tidak takut kakakku dibully oleh teman-temanku, tapi aku lebih takut pada teman-temanku yang akan dibully oleh kakakku.  Aku harus cepat sampai di dalam rumah lagi. Dalam perjalanan kembali ke rumah, aku melihat Phu. Aku segera berhenti berlari dan sedang tidak ingin bermain-main dengannya karena situasi saat ini benar-benar gawat. Kakakku datang ke rumah ini! 😑

“Ayo ikuti aku..” Kataku pada Phu.

“Kita memang mau kemana?” Tanya Phu.

“Sudah ikuti saja..” Balasku.

Aku tidak menunggu Phu kembali merespon dan langsung menariknya di lehernya agar dia bisa segera mengikutiku. Karena sudah tidak ada waktu lagi!  Kakakku yang gila bilang dia akan masuk ke dalam rumah ini sendiri.

Aku harus segera menyembunyikan teman-temanku  sebelum dia sampai disini. Saat ini ada 8 orang di rumahku. Aku harus bergerak cepat karena aku sudah tidak memiliki waktu lagi.

P’Khumfah bisa datang kapan saja di rumah ini. Tetapi tetap saja dia pasti membutuhkan waktu untuk bisa masuk ke dalam rumah ini. Aku masih memiliki waktu untuk menyembunyikan teman-temanku ini. 

“Kita mau kemana?” Tanya Phu lagi.

“Ehm.. sudah ikuti saja aku..” Balasku.

“Kenapa kita harus berlari?” Tanyanya lagi.

Kenapa dia benar-benar sangat cerewet. 😑

Tidak seperti Ai Ning, dia bahkan belum mengatakan sepatah kata pun dan hanya mengikutiku begitu aku berkata kepadanya.  Apakah suamiku ini lebih baik dari yang lain?

Ah.. lupakan saja pemikiran itu.. sekarang lebih baik kita masuk ke dalam rumah dulu..

Brak!

Aku membuka pintu rumahku dengan sangat keras dan aku segera melihat ke arah ruang tamu, aku menemukan teman-temanku semua sedang berdiri berbaris dan di tengah-tengah mereka adalah kakak perempuanku. 

“Hai King! Aku tidak tahu bahwa hari ini teman-temanmu akan datang ke rumah ini. Sangat kebetulan aku memiliki barang yang harus aku cari disini makanya aku memutuskan datang kesini..” Kata P’Khumfah.

Dia berkata seperti itu sambil berusaha menutupi senyuman jahat bibirnya. 😑

“Apakah Phi tidak memiliki pekerjaan yang harus kamu selesaikan? Apakah kamu tidak harus pulang dan mengerjakannya?” Tanyaku.

“Tidak ada. Bahkan jika aku memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini, maka aku akan membatalkannya. Sekarang mari kita bepesta saja dengan teman-temanmu dan makan babi panggang..” Katanya.

Kami saat ini segera pergi makan dan duduk di halam belakang dengan urutan tempat duduk kakakku, aku, Ai Ning, Duen, Bohn, Boss, Mek, Phu, Tee, Tang dan Ting.

Kakakku berkata bahwa dia akan ada di rumah ini hanya setengah jam saja karena dia  tidak ingin meninggalkan Kew dan Khram terlalu lama di rumah.  Yeah, setengah jam masih lama.

“Jadi kamu membawa suamimu lagi ke rumah kita untuk makan-makan..” Katanya.

“Iya. Kenapa kamu memilih duduk diantara aku dan Ram? Tidakkah kamu tahu bahwa duduk di tengah-tengah pasangan kekasih merupakan tindakkan kejahatan..” Balasku.

“Oh! Maafkan aku. Aku akan pindah duduk di tempat yang lain sekarang..” Balas kakakku.

“Ehm.. Aku hanya becanda. Jangan pindah. Hahaa…” Kataku.

“Tetapi aku pikir yang kamu katakan memang benar. Aku tidak boleh duduk di antara sepasang kekasih karena itu dosa. Hal ini sangat bertentangan dengan perkataan bila sepasang kekasih duduk bersama-sama itu artinya mereka sudah mengaku dan semacam doa..” Kata Kakaku lagi.

Singkatnya adalah kami masih tetap suka duduk dengan susunan seperti ini dari dulu. Aku berpikir aku duduk di mana saja tetap sama karena Ram juga tidak mau berbicara denganku. 😅

Lagian Ram sudah mau mengucapkan beberapa kata kepada saat kami berada di markas rahasiaku tadi. Eh.. apakah Ram tidak suka makan udang? 🤔

Boss mulai menungkan minuman beralkohol untuk semua orang yang ada disini. Gelasku penuh karena Boss. 😞

“Tenang semua. Boss akan melayani kalian semua hari ini..” Kata Boss.

Dia lalu berpindah untuk menuangkan minuman beralkohol itu kepada semua orang. Kami minum beberapa gelas dan ada beberapa orang yang sudah mabuk.

Saat ini Tang sudah duduk di lantai dan menyanyikan sebuah lagu dan kami semua mendengarkannya serta mengawasinya. Dia mengambil saputangan dan memeluk pinggang Ting yang mengeluh bahwa tidak ada gadis untuk digoda di sini, sangat mabuk.  Kemudian, Tang mengumumkan bahwa karena ujiannya berakhir hari ini, jadi dia akan menyanyikan lagu untuk semua orang. Dia benar-benar terlihat imut.  Perayaan yang kami rencanakan ini bisa di bilang cukup sukses. 

Aku harus mengatakan mereka semua lucu kecuali satu orang duduk dan hanya melihat udang di piringnya. 

“Kamu tidak suka makan udang?” Tanyaku.

Saat ini Ram duduk di sebelahku. Yeah seperti biasa, dia tidak mau menjawab pertanyaanku itu.

“…”

“Apakah dia alergi udang?” Tanyaku pada teman-teman dekatnya.

Awalnya aku pikir mereka tidak akan menjawab karena Ram menatap mereka seolah – olah sedang memberikan mereka pertingatan. Tetapi bagaimanapun mereka adalah teman-temanya pasti tahu.

“Dia sangat suka makan udang tetapi dia tidak suka mengupasnya..” Kata Phu.

Saat aku mendengar perkataan Phu, aku segera menutup mulutku dengan tangan agar tidak tertawa saat mendengar alasan itu. 😂

Kedengarnnya memang sangat kejam. Tetapi apakah Ram tidak bisa mengupas udang? Jadi dia hanya duduk disini dan menunggu ada yang mengupasi udang itu untuknya? Astaga! 😂

“Apakah kamu ingin memakan udang itu Ram? Aku akan mengupaskan udang itu untukmu. Hahaha..” Kataku dan mengetuk meja  beberapa kali untuk menarik perhatiannya.

Aku heran kenapa hanya aku yang mengolok-oloknya. Aku mendengar P'Kumfah mengeluhkan sesuatu.  Phu mencoba bersembunyi dari tatapan tajam mata Ram.  Mek masih di sini sementara yang lain sudah pingsan. 

Apakah Ram merasa frustrasi karena perkataanku itu?  Jika iya, aku akan sangat senang, tidak jarang dia menunjukkan emosinya selain wajahnya yang dingin. 

Dia hanya akan mengerutkan kening sepanjang waktu, apakah dia tahu!  Dia tidak menjawab apapun.  Dia benar-benar marah, tetapi sekali lagi dia tidak menanggapi apa yang aku katakan. 

“Yeah.. karena aku adalah orang yang baik maka aku akan mengupaskan udang ini untukmu..” Kataku.

Aku menyandarkan kepalaku di bahunya dan meraih udang.  Aku mengupasnya sampai aku bisa melihat daging putih di dalamnya. Bahkan saat aku mau memasukkan udang ke dalam mulutnya, dia masih menatapku dengan tatapan kosong.  Apa yang kamu tunggu ?  Apakah kamu akan makan udang ini atau tidak?  🙄

“Ai Ning ayo buka mulutmu..” Kataku.

“…”

“Ayo cepatlah. Aku sudah mengupaskan udang ini untukmu dan sekarang tanganku menjadi kotor. Jika kamu tidak mau memakannya maka aku akan merasa sangat sedih.” Kataku lagi.

“…”

Ram hanya menatapku seperti dia orang yang tidak memiliki perasaan.

“Apakah kamu benar-benar tidak ingin memakannya?” Gumamku.

Baiklah aku akan terus mengupas udang ini untuknya, meskipun dia tidak ingin memakannya.

Aku mengambil piring yang baru dan menaruh udang yang aku kupas di piring itu. Aku kemudian duduk di lantai dan terus mengupas udang itu.

“Bukankah udang ini terlihat enak?” Tanyaku.

Aku berkata seperti itu karena Ram masih memandangi udang yang ada di piring yang baru ini. Perbedaanya adalah sekarang jumlah udang itu terus bertambah karena aku terus mengupasnya terus menerus. 

“Jika kamu ingin makan maka ambillah dan makanlah yang banyak atau aku yang akan menyuapimu..” kataku.

Aku tidak pernah melakukan hal seperti ini untuk siapapun .  Orang tuaku yang biasanya selalu memberikan aku  makanan seperti ini. Tetapi aku melihat Ram tidak menanggapi perkataanku dan hanya menatap kearah teman-teman kami saja.

"Kamu tidak perlu khawatir tentang teman-temanmu. Mereka sekarang sedang mabuk. Aku juga tidak punya tenaga, tapi aku tetap mengupaskan udang ini untukmu." Kataku lagi.

Aku berpikir Ram mungkin tidak ingin memakan udang ini dan aku harus memberikan kepada Phu agar dia memakannya.  Ram mungkin merasa malu karena dia seorang pria.

“Berikan udang itu padaku..” Kata Ram.

Aku mendengar suaranya yang terdengar indah dan wajah datarnya yang indah dan jika dia bergerak satu inci lagi, ujung hidung kami akan bersentuhan.  Dia melihat ke atas dan membungkuk sedikit lebih dekat padaku untuk menggigit udang lalu memegang tanganku.

“Ahh… Tolong siapkan darah untukku..” Teriak P'Kumfah.

Aku melihat dia memegangi hidungnya dan terlihat ada cairan berwarna merah keluar dari sela-sela jarinya.

Jangan khawatir , itu saus .  Berapa banyak air yang dia campur agar terlihat seperti darah? 

“King! Aku mengira bahwa di dalam groupmu ini hanya bisa menemukan satu pasangan saja tetapi..” Katanya.

“…”

“Lihalah! Chemistry mereka benar-benar sangat lucu..” Katanya lagi.

P'Khumfah berkata saat melihat Bohn dan Duean.

“Ah.. Mereka berdua juga sangat lucu..” Katanya lagi.

Kali ini P'Khumfah melihat kearah Mek dan Boss.

“King! Bukankah kamu berpikir bahwa Tee juga harus mempunyai pacar?” Tanya P'Khumfah lagi.

“Hah? Tidak.. Lebih baik dia tetap sendiri saja..” Balasku dan Ram memakan udang dalam diam.

Ram memakan udang yang aku kupas itu  satu demi satu, dan aku duduk memperhatikan kebiasaan makannya.  Kecepatan mengunyah makanannya adalah 0,1 sentimeter makanan per 1 miliar menit.  Aku menyimpulkan bahwa dia makan sangat lambat. 

“Siapa yang biasanya akan mengupasi kamu udang? Jika aku bisa menebaknya pasti Duen dan bukan Phu..” Kataku. 

Jika Ram punya pacar, pasti dia ingin pacarnya melakukan hal ini untuknya. Dia tidak keberatan dengan hal-hal seperti itu karena dia sangat santai, tetapi dia tidak ingin dikenal sebagai pacar yang malas.

“...” Ram hanya menggangguk.

“Kenapa kamu tidak suka mengupas udang? Pasti kamu tidak ingin tanganmu menjadi bau dan kotor. Kamu selalu bisa menggunakan garpu.” Tambahku dan aku ingin menghilangkan stresmu. 

“…”

Aku mendengar Ram mendesah.

"Apakah Phi benar-benar harus pergi sekarang?"

{✓} The Gap Between Us-RamKingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang